Tahun Baru Islam, juga dikenal sebagai Tahun Baru Hijriyah, menandai dimulainya bulan Muharram, bulan pertama dalam kalender Hijriyah. Peristiwa ini memiliki makna yang mendalam bagi umat Islam karena tidak hanya merayakan pergantian tahun, tetapi juga memperingati hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Hijrah tersebut adalah titik balik penting dalam sejarah Islam dan menjadi dasar penanggalan kalender Islam.
Maka jika berbicara tentang hijrah, Sejarah dimulanya Hijrah yang terjadi pada tahun 622 M, adalah peristiwa ketika Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya meninggalkan Makkah untuk menghindari penindasan dan mencari perlindungan di Madinah. Peristiwa ini menandai awal dari penyebaran Islam yang lebih luas dan berdirinya komunitas Muslim yang kuat di Madinah. Khalifah Umar bin Khattab adalah yang menetapkan hijrah sebagai awal dari kalender Islam pada tahun 638 M. Kalender ini dikenal sebagai kalender Hijriyah, yang berdasarkan pergerakan bulan, berbeda dengan kalender Masehi yang berdasarkan pergerakan matahari. Tahun Baru Hijriyah bukan hanya sekedar pergantian angka tahun, tetapi juga mengandung pesan spiritual dan moral yang mendalam.
Ketika dimulainya tahun Hijriyah pada bulan Muharram maka Muharram adalah bulan istimewa dalam kalender Hijriyah, kalender yang digunakan oleh umat Islam di seluruh dunia. Bulan ini memiliki makna khusus dan penting dalam tradisi Islam, karena menandai awal tahun baru Islam dan merupakan salah satu dari empat bulan suci dalam Islam, bersama dengan Dzulqaidah, Dzulhijjah, dan Rajab. Nama “Muharram” sendiri berarti “dilarang” atau “suci,” mencerminkan status bulan ini sebagai waktu di mana peperangan dan pertumpahan darah dilarang, sesuai dengan tradisi Arab pra-Islam yang kemudian diadopsi oleh Islam. Allah menyebutkan dalam Al-Qur’an: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.” (QS. At-Taubah: 36)
Kemudian dalam bulan Muharram terdapat sebuah hari yang disebut hari Asyura, yang jatuh pada tanggal 10 Muharram, adalah hari yang sangat penting dalam bulan Muharram. Asyura memiliki berbagai makna bagi umat Islam, bagi umat Islam, Asyura adalah hari di mana Nabi Musa As dan pengikutnya diselamatkan dari kejaran Firaun. Nabi Muhammad SAW menganjurkan umat Islam untuk berpuasa pada hari ini sebagai bentuk syukur atas keselamatan Nabi Musa. Beliau bersabda: “Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram.” (HR. Muslim)
Selanjutnya apa saja Refleksi dan Evaluasi yang akan kita awali dalam tahun baru. Tahun baru memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk merenungkan perjalanan hidup mereka selama setahun terakhir, mengevaluasi perbuatan, dan merencanakan perbaikan di masa mendatang. Kemudian sebagaimana disebut sebagai tahun baru Hijrah, maka umat Islam juga dituntut untuk hijrah dalam Kehidupan Pribadi yang lebih baik. Hijrah tidak hanya merujuk pada perpindahan fisik tetapi juga perubahan dan perbaikan dalam kehidupan pribadi. Ini bisa berarti meninggalkan kebiasaan buruk dan menggantinya dengan kebiasaan baik, serta mendekatkan diri kepada Allah.
Kemudian tahun baru hijrah juga berarti untuk menguatkan Solidaritas dan Persaudaraan. Tahun Baru Hijriyah mengingatkan kita pada pentingnya persaudaraan dan solidaritas dalam umat Islam, seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabat saat hijrah ke Madinah, di mana Rasulullah SAW mempersaudarakan antara kaum muhajirin dan anshar. Berbeda dengan Tahun Baru Masehi yang sering dirayakan dengan pesta dan perayaan, Tahun Baru Hijriyah lebih cenderung dirayakan dengan cara yang lebih spiritual. Beberapa tradisi dan perayaan yang umum dilakukan antara lain adalah banyaknya hadirnya majelis doa dan zikir yang diselenggarakan berbagai pihak dalm rangka memeriahkan kearah yang lebih religious. Umat Islam biasanya memperbanyak doa dan zikir pada malam Tahun Baru Hijriyah, memohon berkah dan perlindungan Allah untuk tahun yang akan datang.
Kemudian, banyaknya pengajian dan ceramah yang terselenggar. banyak masjid dan komunitas mengadakan pengajian dan ceramah yang membahas tentang hijrah dan makna spiritualnya, serta memberikan motivasi untuk perbaikan diri. Sembari mengingatkan akan pentingnya ibadah seperti bersedekah dan beramal pada awal tahun. Tahun baru menjadi momen untuk meningkatkan sedekah dan amal sebagai bentuk syukur dan solidaritas dengan mereka yang kurang beruntung.
Akhirnya harapan besar umat Islam pada Tahun Baru Hijriyah 1446 H ini adalah waktu yang tepat untuk merenungkan makna hijrah dalam kehidupan mereka. Dengan memahami sejarah dan makna spiritual dari peristiwa ini, dapat menjadikannya sebagai sumber inspirasi untuk melakukan perubahan positif dalam hidup, memperkuat iman, dan mempererat persaudaraan di antara sesama umat Islam.
Semoga dengan memasuki tahun baru ini, kita semua dapat mengambil hikmah dari hijrah Nabi Muhammad SAW, dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Selamat Tahun Baru Hijriyah 1446 H.***