Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Bruce Menanti Setengah Windu

LONDON (RIAUPOS.CO) – Kemenangan Newcastle United atas Tottenham kemarin (26/8) di Tottenham Hotspur Stadium membuktikan satu hal. Pelatih mereka, Steve Bruce, masih bisa kompetitif di level teratas sepakbola Inggris. 

Masuknya Bruce menggantikan Rafael Benitez pada musim panas ini disertai tanda tanya besar. Sejak jadi bagian Hull City terdegradasi pada musim 2014-2015 lalu, rekam jejak karirnya dihabiskan di level kedua kompetisi Inggris atau Championship. 

Periode 2015-2016, Bruce bersama The Tigers. Lalu 2016-2017 dan awal 2017-2018 bersama Aston Villa. Lalu paro kedua 2018-2019, pelatih berusia 58 tahun mengarsiteki Sheffield Wednesday. 

“Kami berusaha menenangkan badai apalagi setelah dua lagatim ini mendapat hantaman kritik bertubi-tubi. Saya harap kemenangan ini memberikan kami sedikit kesempatan bernafas,” kata Bruce kepada BBC. 

Baca Juga:  Krisis Bek Kanan, Madrid Serius Inginkan Reece James

Satu-satunya gol kemenangan Newcastle di markas Spurs dikontribusikan pemain termahal mereka sepanjang sejarah, Joelinton. Eks penyerang 1899 Hoffenheim membobol gawang Hugo Lloris pada menit ke-27. 

“Mungkin ini hanya dianggap kemenangan perdana tim kami. Namun faktanya kami menunjukkan permainan yang baik pada pertandingan ini,” tambah mantan pelatih Birmingham City selama enam tahun itu. 

Dalam statistik yang dibeberkan Whoscored, kerapatan lini belakang Newcastle membuat Spurs frustrasi. Dari 17 tembakan yang dicatatkan Harry Kane dkk hanya dua yang statusnya on target. Sementara Newcastle memiliki akurasi lebih bagus meski upaya tembakan ke gawang Spurs cuma separo (delapan tembaka) yakni tiga on target.

Nah, statistik menarik lainnya dari kemenangan Newcastle dan Bruce atau Spurs kemarin adalah Bruce butuh proses panjang menang lagi di Premier League. Sebab terakhir Bruce membawa timnya mencetak tiga poin terjadi musim 2014-2015. Yakni ketika Hull menang 1-0 atas Liverpool (28/4/2015). Atau empat tahun yang lalu. 

Baca Juga:  Demi Atletico Juara, Suarez Siap untuk Menderita

“Satu-satunya membungkam kritik cuma dengan jalan seperti ini (menang, red.). Maksud saya, untuk seorang manajer yang tak boleh melakukan ‘pemanasan’ meski sudah 900 laga dijalani adalah pikiran yang gila,” ucap Bruce kepada Sky Sports.(dra/jpg)

LONDON (RIAUPOS.CO) – Kemenangan Newcastle United atas Tottenham kemarin (26/8) di Tottenham Hotspur Stadium membuktikan satu hal. Pelatih mereka, Steve Bruce, masih bisa kompetitif di level teratas sepakbola Inggris. 

Masuknya Bruce menggantikan Rafael Benitez pada musim panas ini disertai tanda tanya besar. Sejak jadi bagian Hull City terdegradasi pada musim 2014-2015 lalu, rekam jejak karirnya dihabiskan di level kedua kompetisi Inggris atau Championship. 

- Advertisement -

Periode 2015-2016, Bruce bersama The Tigers. Lalu 2016-2017 dan awal 2017-2018 bersama Aston Villa. Lalu paro kedua 2018-2019, pelatih berusia 58 tahun mengarsiteki Sheffield Wednesday. 

“Kami berusaha menenangkan badai apalagi setelah dua lagatim ini mendapat hantaman kritik bertubi-tubi. Saya harap kemenangan ini memberikan kami sedikit kesempatan bernafas,” kata Bruce kepada BBC. 

- Advertisement -
Baca Juga:  Demi Atletico Juara, Suarez Siap untuk Menderita

Satu-satunya gol kemenangan Newcastle di markas Spurs dikontribusikan pemain termahal mereka sepanjang sejarah, Joelinton. Eks penyerang 1899 Hoffenheim membobol gawang Hugo Lloris pada menit ke-27. 

“Mungkin ini hanya dianggap kemenangan perdana tim kami. Namun faktanya kami menunjukkan permainan yang baik pada pertandingan ini,” tambah mantan pelatih Birmingham City selama enam tahun itu. 

Dalam statistik yang dibeberkan Whoscored, kerapatan lini belakang Newcastle membuat Spurs frustrasi. Dari 17 tembakan yang dicatatkan Harry Kane dkk hanya dua yang statusnya on target. Sementara Newcastle memiliki akurasi lebih bagus meski upaya tembakan ke gawang Spurs cuma separo (delapan tembaka) yakni tiga on target.

Nah, statistik menarik lainnya dari kemenangan Newcastle dan Bruce atau Spurs kemarin adalah Bruce butuh proses panjang menang lagi di Premier League. Sebab terakhir Bruce membawa timnya mencetak tiga poin terjadi musim 2014-2015. Yakni ketika Hull menang 1-0 atas Liverpool (28/4/2015). Atau empat tahun yang lalu. 

Baca Juga:  Rybakina Penuh Perjuangan demi Babak Kedua

“Satu-satunya membungkam kritik cuma dengan jalan seperti ini (menang, red.). Maksud saya, untuk seorang manajer yang tak boleh melakukan ‘pemanasan’ meski sudah 900 laga dijalani adalah pikiran yang gila,” ucap Bruce kepada Sky Sports.(dra/jpg)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari