LONDON (RIAUPOS.CO) – Berlaga di Wembley Stadium adalah kebanggaan bagi setiap pemain Inggris. Apalagi, stadion berkapasitas 90 ribu tempat duduk itu merupakan kandang timnas Inggris.
Sayang sekali, bagi Mason Mount, Wembley Stadium justru meninggalkan kesan buruk. Kegagalan di final Piala FA kontra Liverpool FC, Ahad (15/5) dini hari WIB, membuat gelandang Chelsea sekaligus timnas Inggris tersebut untuk kali keenam beruntun gagal memenangkan gelar di Wembley Stadium.
Ketidakberuntungan Mount berawal dari play-off Championship tiga tahun lalu. Kala itu Mount yang dipinjamkan Chelsea ke Derby County harus mengakui keunggulan Aston Villa dengan skor 1-2.
Setelah itu, gelandang berusia 23 tahun tersebut merasakan tiga kekalahan di final Piala FA serta masing-masing sekali di final Piala Liga dan Euro 2020 melawan Italia.
Semakin menyakitkan bagi Mase (sapaan Mount) lantaran dia punya andil atas kegagalan Chelsea. Dia gagal menjalankan tugas sebagai penendang ketujuh Chelsea dalam adu penalti.
Berarti kali ketiga beruntun Mount gagal di Wembley melalui babak tos-tosan. Dua final sebelumnya adalah Piala Liga yang juga melawan LFC (28/2) dan final Euro yang dihelat pada musim panas tahun lalu.
Bedanya, dalam dua kegagalan sebelumnya, Mount tidak ambil bagian jadi eksekutor.
”Eksekusiku juga gagal. Kegagalan ini bukan sepenuhnya salah Mount. Semuanya terlibat. Mount masih muda dan masih ada banyak kesempatan memenanginya (Piala FA di Wembley, red),” tutur kapten Chelsea Cesar Azpilicueta seperti dilansir Football London.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman
LONDON (RIAUPOS.CO) – Berlaga di Wembley Stadium adalah kebanggaan bagi setiap pemain Inggris. Apalagi, stadion berkapasitas 90 ribu tempat duduk itu merupakan kandang timnas Inggris.
Sayang sekali, bagi Mason Mount, Wembley Stadium justru meninggalkan kesan buruk. Kegagalan di final Piala FA kontra Liverpool FC, Ahad (15/5) dini hari WIB, membuat gelandang Chelsea sekaligus timnas Inggris tersebut untuk kali keenam beruntun gagal memenangkan gelar di Wembley Stadium.
- Advertisement -
Ketidakberuntungan Mount berawal dari play-off Championship tiga tahun lalu. Kala itu Mount yang dipinjamkan Chelsea ke Derby County harus mengakui keunggulan Aston Villa dengan skor 1-2.
Setelah itu, gelandang berusia 23 tahun tersebut merasakan tiga kekalahan di final Piala FA serta masing-masing sekali di final Piala Liga dan Euro 2020 melawan Italia.
- Advertisement -
Semakin menyakitkan bagi Mase (sapaan Mount) lantaran dia punya andil atas kegagalan Chelsea. Dia gagal menjalankan tugas sebagai penendang ketujuh Chelsea dalam adu penalti.
Berarti kali ketiga beruntun Mount gagal di Wembley melalui babak tos-tosan. Dua final sebelumnya adalah Piala Liga yang juga melawan LFC (28/2) dan final Euro yang dihelat pada musim panas tahun lalu.
Bedanya, dalam dua kegagalan sebelumnya, Mount tidak ambil bagian jadi eksekutor.
”Eksekusiku juga gagal. Kegagalan ini bukan sepenuhnya salah Mount. Semuanya terlibat. Mount masih muda dan masih ada banyak kesempatan memenanginya (Piala FA di Wembley, red),” tutur kapten Chelsea Cesar Azpilicueta seperti dilansir Football London.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman