PEKANBARU (RIAU POS.CO) – Ada yang menarik setelah batalnya pertandingan PSPS Riau VS Kelantan FC. Ternyata, General Manager (GM) PSPS Riau Edward Riansyah sudah diberhentikan presiden klub Norizam Tukiman sehari sebelum laga yang akhirnya batal digelar tersebut.
Hal itu diakui Edward Riansyah kepada wartawan, Kamis (14/7/2022). Dikatakannya, dia diberhentikan presiden klub sejak Senin (11/7/2022) atau sehari sebelum pertandingan digelar.
"Saya sampaikan kepada top manajemen bahwasanya saya tidak apa-apa dipecat, tetapi saya akan tetap mengurus pertandingan yang akan dilakukan esok harinya. Karena saya mempunyai tanggung jawab untuk menjaga PSPS bahwa pertandingan harus berlanjut," ujar Edward.
Dilanjutkan Edward, ini harus dilakukan sebab semuanya sudah dipersiapkan. Baik itu perizinan, pengamanan personel maupun izin imigrasi para pemain Kelantan FC. Namun, pada akhirnya pertandingan tetap dibatalkan.
"Pada waktu itu saya ditelepon oleh pihak top manajemen dan berbicara langsung dengan presiden klub kalau pertandingan dibatalkan saja. Padahal segala sesuatunya sudah siap, baik itu izin, para pemain PSPS maupun pihak keamanan," jelasnya.
Ditambahkannya, alasan pembatalan oleh pihak top manajemen karena tidak menyanggupi pembayaran uang sebesar Rp40 juta tersebut. Pihak top manajemen hanya menyanggupi pembayaran uang hanya sebesar Rp10 juta.
"Perlu saya sampaikan tidak benar bahwa adanya permintaan uang Rp40 juta oleh Polresta Pekanbaru. Uang Rp40 juta itu hasil rundingan atau diskusi kami bersama antara manajemen dengan panitia pelaksana untuk biaya konsumsi karena penambahan jumlah personel yang awalnya 100 personel menjadi 500 personel," jelasnya.
Kenapa dilakukan penambahan jumlah personel? Kata Edward, karena dalam laga tersebut untuk pengamanannya bukan lagi menggunakan standar lokal yang awalnya hanya 100 personel. Sehingga sesuai Rancangan Anggaran Belanja (RAB) PSPS Riau, panitia pertandingan awalnya hanya menyediakan Rp5 juta untuk konsumsi (makan siang dan sore) untuk 100 personel.
Dilanjutkannya, namun ternyata di luar dugaan karena ini bukan laga lokal, jadi harus menambah kekuatan personel mencapai 500 orang. Tentu dengan bertambahnya jumlah personel yang diterjunkan untuk pengamanan di lapangan maka secara otomatis menambah anggaran untuk konsumsi personel tersebut.
"Pengamanan ekstra dilakukan karena ini pertandingan dengan membawa pemain dari negara lain (Malaysia). Tentu sesuai SOP harus menjaga keamanan dan keselamatan para pemain tersebut. Jadi saya tegaskan tidak benar kalau pihak keamanan minta Rp40 juta," pungkasnya.
Laporan: Dofi Iskandar (Pekanbaru)
Editor: Edwar Yaman