LONDON (RIAUPOS.CO) — "Terima kasih Tuhan, bukan Martin Atkinson (yang memimpin laga ini),"cuit @VetIkke4 di Twitter pada 4 November lalu. Selain @VetIkke4, masih ada beberapa cuitan Kopites lain yang ditangkap layar oleh readliverpoolfc.
Sejak Premier League mengumumkan kalau Oliver yang jadi wasit Liverpool versus Manchester City pada matchday 12 di Anfield, Senin (11/11), Kopites memang sudah nyicil ayem. Musim ini faktanya kalau wasit 34 tahun itu yang jadi pengadil maka Liverpool 100 persen menang.
Sebelum dipimpin Oliver kemarin, dua pertandingan Liverpool lain di kancah Premier League yang dihakimi wasit elite UEFA sejak 2018 itu berakhir kemenangan. Yakni versus Norwich City (9/8) di mana Liverpool menang 4-1. Selanjutnya lawan Chelsea (22/9), Liverpool menang 2-1. Dengan kemenangan 3-1 atas City, maka rapor wasit Oliver 100 persen jika jadi pengadil Liverpool terjaga.
Mungkin saja statistik 100 persen Oliver bersama Liverpool itu sama sekali tak membuat pelatih Manchester City Pep Guardiola gentar. Apalagi ditambah adanya Video Assistants Referee (VAR) per musim ini di Premier Leagua, maka ‘keadilan’ bakal lebih hadir di lapangan.
Namun nyatanya, di menit ke-83 Guardiola uring-uringan. Tangan Guardiola membuat bentuk 'V' dengan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan yang berarti dua. Ya, dua kali Guardiola merasa seharusnya timnya berhak atas penalti.
Guardiola lepas kendali dengan protes di pinggir lapangan kepada ofisial keempat Mike Dean ketika dua kali bek kanan Liverpool Trent Alexander-Arnold melakukan handsball di kotak penalti. Masing-masing di menit keenam dan ke-83. Namun tak ada satupun pelanggaran Alexander-Arnold yang berbuah penalti kepada Guardiola.
Rasa kesal Guardiola mencapai ubun-ubun ketika peluit panjang berbunyi tanda laga berakhir pelatih yang dijuluki Si Filsuf itu menyalami Oliver. Tak sekedar menempelkan tangan, dari mulut Guardiola pun keluar ucapan terima kasih.
"Saya sama sekali tak berlaku sarkas (di akhir pertandingan), saya mengatakan terima kasih banyak untuk seluruh waktunya. Saya mengatakan hal yang sama ketika lawan Tottenham di kandang," ujar Guardiola dikutip The Telegraph. "Dimanapun dan kapanpun setelah laga saya akan ucapkan terima kasih kepada para wasit," tambah pelatih yang berhasil back-to-back kampiun Premier League musim 2017-2018 dan 2018-2019 itu.
Namun melihat gestur Guardiola yang marah-marah tak ada yang percaya jika dirinya tak menyindir wasit. Termasuk pelatih Liverpool Juergen Klopp. Klopp melihat ucapan terima kasih ala Guardiola ini bersayap.
"Sepertinya Pep memang komplain tentang hasil pertandingan. Mungkin kami melewatkan penalti tapi saya tak tahu apa yang terjadi jika kami yang mendapatkan penalti," ucap Klopp dikutip Liverpool Echo.
Dalam press conference setelah pertandingan Guardiola menggarisbawahi kalau keputusan sesungguhnya bukan ada di tangan Oliver. Sang wasit di lapangan. Melainkan diputuskan oleh Mike Riley, Kepala PGMOL (Professional Game Match Officials Limited). Sebagai info PGMOL merupakan asosiasi wasit Premier League yang memonitor pertandingan dari markasnya Stockley Park London.
"Itulah poinnya. Saya disini tidak untuk membicarakan kontroversi atas keputusan yang dihasilkan wasit atau VAR," kata Guardiola. "Jangan tanya kepada saya, tanya kepada mereka yang membuat kontrol atas semua ini," tambah pelatih kelahiran Santpedor Spanyol itu. PGMOL dalam rilisnya menyebutkan jenis handsball oleh Alexander-Arnold memang tak layak diberikan penalti. Sebab posisi tangan Alexander-Arnold bisa dikatakan dalam posisi natural dan tak dibuat-buat. Juga tangan bek 21 tahun itu tak terangkat tinggi.
Di sisi lain, The Sun menulis dalam dua pertandingan City era Guardiola versus Liverpool tak sekalipun The Citizens menang. Dalam pertemuan pertama di musim 2016-2017, tepatnya 19 Maret 2017 di Etihad Stadium, laga berakhir 1-1. Perjumpaan kedua, terjadi kemarin dimana Liverpool menang 3-1 di Anfield.(eca)
Laporan JPG, Liverpool