Minggu, 24 November 2024
spot_img

PGN Terus Tingkatkan Produksi Gas di Indonesia

DUMAI (RIAUPOS.CO) — PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk akan terus melakukan koordinasi dengan anak usaha maupun perusahaan lain yang memiliki potensi sumber gas. Hal itu guna untuk meningkatkan produksi gas di Indonesia di masa mendatang.

"Kami kerja sama dengan pemilik-pemilik ladang di hulu, dengan keluarga sendiri, dengan pertamina energy. Kemudian juga ada penemuan sumber gas dan kami juga dekat dengan sumber gas di Masela dan beberapa pemilik ladang kecil supaya utilitas tergarap secara optimal," jelasnya Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Redy Ferryanto, beberapa waktu lalu.

Hal itu dilakukan demi memenuhi keperluan gas negara. Di mana saat ini gas alam diminati karena harganya yang murah. "Soalnya pipa kita masih cukup produktivitasnya. Kemudian negara kita juga memerlukan gas dari industri dan juga di jaringan gas (jargas)," katanya.

Ia juga menyinggung anak usahanya, yakni PT Saka Energi Indonesia yang kinerjanya produksinya semakin baik. "Saka Energi saat ini sudah baik. Kami akan buat semakin baik sehingga kontribusinya kepada PGN, Pertamina dan terhadap seluruh stakeholder migas secara keseluruhan jadi lebih baik karena potensinya baik banget," tambahnya.

Baca Juga:  Kata Dokter, Ini Obat yang Biasa Dikonsumsi Pasien Covid-19 saat Isoman

Selain itu, pihaknya juga akan membangun sambungan jargas sebesar 800 ribu. PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk menyebutkan bahwa pembangunan sambungan jaringan gas (jargas) hingga tahun ini telah terealisasi sebesar 700 ribu. Perusahaan BUMN yang menangani distribusi gas ini berharap bisa membangun sebanyak 3,59 juta sambungan hingga 2024.

"Sekarang sudah 700 ribu, sebanyak 560 ribu dibangun PGN secara  mandiri dan 140 ribu itu APBN. Pemerintah   mendanai sebagian lewat APBN karena terkait konversi dari LPG kepada gas untuk mengurangi impor yang sangat masif," tutur Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Redy Ferryanto di Batik Kuring, Jakarta, Kamis (19/12).

Ia menargetkan tahun depan sambungan jargas akan tercipta hingga 800 ribu. Perkiraan dana yang dibutuhkan mencapai Rp 8 triliun. "Kita targetnya sekitar 800.000 (jargas) ya, tapi untuk dana APBN mungkin bisa ditanya kepada pemerintah. Tapi untuk gas mandiri ya satu sambungan itu kan kira-kira Rp 10 juta ya, itu maksimum, ya tinggal kalikan 800.000 saja," katanya.

Baca Juga:  Dugaan Video Porno Cakades, Polisi Segera Periksa Saksi

Biaya yang ditawarkan gas alam pun begitu murah jika dibandingkan dengan LPG, bahkan menurut masyarakat di Rusun Klender yang menggunakannya menyebutkan dalam sebulan biaya keluar tidak sampai Rp 100.000. Bahkan, untuk memudahkan pemakaian, pihak PGN yang mengatur semua. “Gas kita sediakan dan fasilitasnya kita bangun, pipa sampai sistem seperti penagihan dan pembayaran sehingga masyarakat itu terima bersih tinggal menyalakan saja,” katanya.

Untuk jargas yang dibangun oleh pemerintah dikenakan biaya Rp 4.250 per meter kubik. Kemudian untuk sambungan jargas yang dibangun PGN harganya sebesar Rp 7.000 per meter kubik. "Kita kan ada dua, jargas itu untuk pelanggan kecil dan pelanggan rumah tangga, pelanggan kecil itu adalah melayani restoran, rumah makan dan UKM. lalu ada rumah tangga yang kita kelola namanya program jargas, ada program jargas APBN dan kita danai sendiri," terangnya.(*)

Laporan HASANAL BULKIAH, Dumai

DUMAI (RIAUPOS.CO) — PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk akan terus melakukan koordinasi dengan anak usaha maupun perusahaan lain yang memiliki potensi sumber gas. Hal itu guna untuk meningkatkan produksi gas di Indonesia di masa mendatang.

"Kami kerja sama dengan pemilik-pemilik ladang di hulu, dengan keluarga sendiri, dengan pertamina energy. Kemudian juga ada penemuan sumber gas dan kami juga dekat dengan sumber gas di Masela dan beberapa pemilik ladang kecil supaya utilitas tergarap secara optimal," jelasnya Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Redy Ferryanto, beberapa waktu lalu.

- Advertisement -

Hal itu dilakukan demi memenuhi keperluan gas negara. Di mana saat ini gas alam diminati karena harganya yang murah. "Soalnya pipa kita masih cukup produktivitasnya. Kemudian negara kita juga memerlukan gas dari industri dan juga di jaringan gas (jargas)," katanya.

Ia juga menyinggung anak usahanya, yakni PT Saka Energi Indonesia yang kinerjanya produksinya semakin baik. "Saka Energi saat ini sudah baik. Kami akan buat semakin baik sehingga kontribusinya kepada PGN, Pertamina dan terhadap seluruh stakeholder migas secara keseluruhan jadi lebih baik karena potensinya baik banget," tambahnya.

- Advertisement -
Baca Juga:  Perlu Kapal Pembaca Sonar dalam Pencarian KRI Nanggala-402

Selain itu, pihaknya juga akan membangun sambungan jargas sebesar 800 ribu. PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk menyebutkan bahwa pembangunan sambungan jaringan gas (jargas) hingga tahun ini telah terealisasi sebesar 700 ribu. Perusahaan BUMN yang menangani distribusi gas ini berharap bisa membangun sebanyak 3,59 juta sambungan hingga 2024.

"Sekarang sudah 700 ribu, sebanyak 560 ribu dibangun PGN secara  mandiri dan 140 ribu itu APBN. Pemerintah   mendanai sebagian lewat APBN karena terkait konversi dari LPG kepada gas untuk mengurangi impor yang sangat masif," tutur Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Redy Ferryanto di Batik Kuring, Jakarta, Kamis (19/12).

Ia menargetkan tahun depan sambungan jargas akan tercipta hingga 800 ribu. Perkiraan dana yang dibutuhkan mencapai Rp 8 triliun. "Kita targetnya sekitar 800.000 (jargas) ya, tapi untuk dana APBN mungkin bisa ditanya kepada pemerintah. Tapi untuk gas mandiri ya satu sambungan itu kan kira-kira Rp 10 juta ya, itu maksimum, ya tinggal kalikan 800.000 saja," katanya.

Baca Juga:  Tokopedia Pastikan Tak Ada Kebocoran Data Pembayaran

Biaya yang ditawarkan gas alam pun begitu murah jika dibandingkan dengan LPG, bahkan menurut masyarakat di Rusun Klender yang menggunakannya menyebutkan dalam sebulan biaya keluar tidak sampai Rp 100.000. Bahkan, untuk memudahkan pemakaian, pihak PGN yang mengatur semua. “Gas kita sediakan dan fasilitasnya kita bangun, pipa sampai sistem seperti penagihan dan pembayaran sehingga masyarakat itu terima bersih tinggal menyalakan saja,” katanya.

Untuk jargas yang dibangun oleh pemerintah dikenakan biaya Rp 4.250 per meter kubik. Kemudian untuk sambungan jargas yang dibangun PGN harganya sebesar Rp 7.000 per meter kubik. "Kita kan ada dua, jargas itu untuk pelanggan kecil dan pelanggan rumah tangga, pelanggan kecil itu adalah melayani restoran, rumah makan dan UKM. lalu ada rumah tangga yang kita kelola namanya program jargas, ada program jargas APBN dan kita danai sendiri," terangnya.(*)

Laporan HASANAL BULKIAH, Dumai

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari