Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Efektivitas Antiseptik dan Hand Sanitizer untuk Bunuh Virus

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Untuk memutus mata rantai virus corona dari manusia ke manusia cara paling efektif adalah selalu menjaga kebersihan tangan. Sebab virus ini bisa menular melalui percikan dahak dari orang yang sakit dan juga yang menempel pada berbagai benda. Cuci tangan adalah cara paling efektif untuk membunuh kuman, begitu penggunaan antiseptik dan hand sanitizer.

“Kami selalu anjurkan kampanye cuci tangan dengan sabun, dengan air mengalir, dan hand sanitizer. Langsung mandi jika usah pergi dari luar. Dan ingat, jangan menyentuh area wajah,” kata Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Prof Wiku B. Adisasmito dalam konferensi pers, Senin (30/3).

Menurut Prof Wiku, antiseptik adalah senyawa kimia yang berfungsi menghambat atau memperlambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan hidup yakni kulit. Antiseptik digunakan untuk mencuci tangan, membersihkan kulit terluka, dan mengobati rongga mulut.

Baca Juga:  Seminggu PTM 100 Persen, Pelanggaran Meningkat

“Sedangkan cuci tangan bisa dengan sabun batang atau cair. Serta dengan hand sanitizer yang tersedia di pasaran,” jelasnya.

Kandungan hand sanitizer sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni ethanol 96 persen, gliserol 98 persen, hidrogen peroksida, dan air steril atau aquades. “Tapi penggunaannya jangan berlebihan agar tak sebabkan iritasi kulit. Harus berhati-hati karena mudah terbakar. Apalagi bagi perokok dan yang sedang di dapur,” katanya.

Dalam laman NPR, sebuah studi menemukan bahwa virus dapat bertahan hidup di permukaan keras seperti plastik dan stainless steel hingga 72 jam dan di atas kardus hingga 24 jam. “Virus ini memiliki kemampuan untuk tetap hidup selama berhari-hari,” kata penulis studi, James Lloyd-Smith yang juga asisten profesor ekologi dan biologi evolusi di University of California, Los Angeles.

Baca Juga:  Wako Resmikan Konter BJB Untuk Dukung Pelayanan Pajak Bapenda

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya memperkirakan waktu bertahan hidup di permukaan beberapa jam hingga beberapa hari. Menariknya, beberapa permukaan kurang ramah terhadap SARS-CoV-2 seperti tembaga, virus itu tetap bertahan sekitar empat jam.

Virus dapat mencemari permukaan ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk. Tetesan pernapasan atau droplet yang sarat virus dapat mendarat di gagang pintu, tombol lift, pegangan tangan atau meja dan menyebarkan virus ke siapa pun yang kemudian menyentuh permukaan ini. Maka selalu ingat agar jangan menyentuh wajah sebelum tangan kita dicuci dengan sabun.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Untuk memutus mata rantai virus corona dari manusia ke manusia cara paling efektif adalah selalu menjaga kebersihan tangan. Sebab virus ini bisa menular melalui percikan dahak dari orang yang sakit dan juga yang menempel pada berbagai benda. Cuci tangan adalah cara paling efektif untuk membunuh kuman, begitu penggunaan antiseptik dan hand sanitizer.

“Kami selalu anjurkan kampanye cuci tangan dengan sabun, dengan air mengalir, dan hand sanitizer. Langsung mandi jika usah pergi dari luar. Dan ingat, jangan menyentuh area wajah,” kata Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Prof Wiku B. Adisasmito dalam konferensi pers, Senin (30/3).

- Advertisement -

Menurut Prof Wiku, antiseptik adalah senyawa kimia yang berfungsi menghambat atau memperlambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan hidup yakni kulit. Antiseptik digunakan untuk mencuci tangan, membersihkan kulit terluka, dan mengobati rongga mulut.

Baca Juga:  Istri Sembunyikan Jasad Suami di Bawah Lantai Musala Demi Nikah Siri dengan Pria Lain

“Sedangkan cuci tangan bisa dengan sabun batang atau cair. Serta dengan hand sanitizer yang tersedia di pasaran,” jelasnya.

- Advertisement -

Kandungan hand sanitizer sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni ethanol 96 persen, gliserol 98 persen, hidrogen peroksida, dan air steril atau aquades. “Tapi penggunaannya jangan berlebihan agar tak sebabkan iritasi kulit. Harus berhati-hati karena mudah terbakar. Apalagi bagi perokok dan yang sedang di dapur,” katanya.

Dalam laman NPR, sebuah studi menemukan bahwa virus dapat bertahan hidup di permukaan keras seperti plastik dan stainless steel hingga 72 jam dan di atas kardus hingga 24 jam. “Virus ini memiliki kemampuan untuk tetap hidup selama berhari-hari,” kata penulis studi, James Lloyd-Smith yang juga asisten profesor ekologi dan biologi evolusi di University of California, Los Angeles.

Baca Juga:  Rektor ITP2I Syafi’i Lantik Irfansyah dan Reiza sebagai Wakil Rektor

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya memperkirakan waktu bertahan hidup di permukaan beberapa jam hingga beberapa hari. Menariknya, beberapa permukaan kurang ramah terhadap SARS-CoV-2 seperti tembaga, virus itu tetap bertahan sekitar empat jam.

Virus dapat mencemari permukaan ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk. Tetesan pernapasan atau droplet yang sarat virus dapat mendarat di gagang pintu, tombol lift, pegangan tangan atau meja dan menyebarkan virus ke siapa pun yang kemudian menyentuh permukaan ini. Maka selalu ingat agar jangan menyentuh wajah sebelum tangan kita dicuci dengan sabun.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari