Minggu, 20 Juli 2025

Partai Republik Makin Goyah, Sidang Pemakzulan Donald Trump Berlanjut

NEW YORK (RIAUPOS.CO) — Politisi Partai Republik AS panik menjelang sesi pertanyaan dalam sidang impeachment Presiden AS Donald Trump. Seusai tim pembela merangkum argumen, Pemimpin Kelompok Mayoritas Senat AS Mitch McConnel langsung mengumpulkan kawan senator Republik. Dia berpesan bahwa partai berlogo gajah itu tak bisa memastikan menang dalam pemungutan suara untuk memanggil saksi.

Kabar tersebut langsung tersebar di seluruh AS. Nyatanya, posisi Republik di sidang kali ini makin goyah. Mereka tak yakin bisa membuat seluruh anggota Fraksi Republik di majelis tinggi menaati arahan. Padahal, dalam waktu dekat mereka akan melakukan voting terkait pemanggilan saksi.

"Keadaan membaik baru-baru ini, dan saya menargetkan bisa mendapatkan 51 suara," ungkap McConnel menurut sumber internal kepada CNN.

Baca Juga:  Anak Kemenakan Luhak Tambusai Tagih Janji Kapolres Rokan Hulu

Untuk melengserkan Trump, Demokrat dan independen butuh 67 suara dukungan. Hal tersebut jelas sulit karena jumlah total tim oposisi Trump hanya 47 orang.

Namun, semua itu berubah dengan kabar pengakuan mantan Penasihat Keamanan AS John Bolton. Menurut New York Times, Bolton sedang menulis manuskrip yang juga menjelaskan bahwa Trump memberikan perintah untuk membekukan dana bantuan bagi Ukraina.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

NEW YORK (RIAUPOS.CO) — Politisi Partai Republik AS panik menjelang sesi pertanyaan dalam sidang impeachment Presiden AS Donald Trump. Seusai tim pembela merangkum argumen, Pemimpin Kelompok Mayoritas Senat AS Mitch McConnel langsung mengumpulkan kawan senator Republik. Dia berpesan bahwa partai berlogo gajah itu tak bisa memastikan menang dalam pemungutan suara untuk memanggil saksi.

Kabar tersebut langsung tersebar di seluruh AS. Nyatanya, posisi Republik di sidang kali ini makin goyah. Mereka tak yakin bisa membuat seluruh anggota Fraksi Republik di majelis tinggi menaati arahan. Padahal, dalam waktu dekat mereka akan melakukan voting terkait pemanggilan saksi.

"Keadaan membaik baru-baru ini, dan saya menargetkan bisa mendapatkan 51 suara," ungkap McConnel menurut sumber internal kepada CNN.

Baca Juga:  16 Warga Sipil di Wamena Tewas Akibat Kerusuhan

Untuk melengserkan Trump, Demokrat dan independen butuh 67 suara dukungan. Hal tersebut jelas sulit karena jumlah total tim oposisi Trump hanya 47 orang.

Namun, semua itu berubah dengan kabar pengakuan mantan Penasihat Keamanan AS John Bolton. Menurut New York Times, Bolton sedang menulis manuskrip yang juga menjelaskan bahwa Trump memberikan perintah untuk membekukan dana bantuan bagi Ukraina.

- Advertisement -

Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

NEW YORK (RIAUPOS.CO) — Politisi Partai Republik AS panik menjelang sesi pertanyaan dalam sidang impeachment Presiden AS Donald Trump. Seusai tim pembela merangkum argumen, Pemimpin Kelompok Mayoritas Senat AS Mitch McConnel langsung mengumpulkan kawan senator Republik. Dia berpesan bahwa partai berlogo gajah itu tak bisa memastikan menang dalam pemungutan suara untuk memanggil saksi.

Kabar tersebut langsung tersebar di seluruh AS. Nyatanya, posisi Republik di sidang kali ini makin goyah. Mereka tak yakin bisa membuat seluruh anggota Fraksi Republik di majelis tinggi menaati arahan. Padahal, dalam waktu dekat mereka akan melakukan voting terkait pemanggilan saksi.

"Keadaan membaik baru-baru ini, dan saya menargetkan bisa mendapatkan 51 suara," ungkap McConnel menurut sumber internal kepada CNN.

Baca Juga:  Anak Kemenakan Luhak Tambusai Tagih Janji Kapolres Rokan Hulu

Untuk melengserkan Trump, Demokrat dan independen butuh 67 suara dukungan. Hal tersebut jelas sulit karena jumlah total tim oposisi Trump hanya 47 orang.

Namun, semua itu berubah dengan kabar pengakuan mantan Penasihat Keamanan AS John Bolton. Menurut New York Times, Bolton sedang menulis manuskrip yang juga menjelaskan bahwa Trump memberikan perintah untuk membekukan dana bantuan bagi Ukraina.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari