Jumat, 20 September 2024

Suhu Panas Ibadah Haji Bisa Tembus 50 Derajat, Awas Heat Stroke

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Musim ibadah haji kali ini diprediksi akan terasa lebih berat di tengah tantangan gelombang suhu panas akibat perubahan iklim. Selain India dan Pakistan, Arab Saudi diprediksi bakal tembus 50 derajat celcius. Para jemaah haji diminta mewaspadai bahaya dehidrasi heat stroke. Apa itu?

Tabung Haji (TH) Malaysia memproyeksikan jemaah haji ke depan akan menghadapi suhu panas hingga 50 derajat celcius. Direktur Pelaksana Haji TH Malaysia Datuk Seri Syed Saleh Syed Abdul Rahman, mengingatkan kepada seluruh jemaah haji agar berhati-hati dengan cuaca ekstrem dan melakukan persiapan sejak dini sebelum berangkat ke Tanah Suci.

“Tanah Suci suhunya agak tinggi, saat ini mencapai 50-51 derajat celcius. Ini bukan puncak musim panas. Jemaah haji akan terpapar cuaca panas ini saat mereka pergi ke masjid dan perkemahan di muzdalifah,” katanya seperti dilansir dari Malaysia Gazette, Ahad (29/5/2022).

 “Itu bisa menyebabkan heat stroke karena dehidrasi. Setelah dua tahun tidak bisa menunaikan ibadah haji, para jemaah haji harus berbenah diri, membekali diri dengan ilmu, mental dan fisik,” ujarnya.

- Advertisement -
Baca Juga:  Italia Lampaui Cina, AS Tertinggi Kasus Corona

Hal senada diungkapkan Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI, dr Budi Sylvana, MARS, MH. Ia meminta semua petugas kesehatan haji memiliki jiwa edukasi kesehatan. Hal ini penting dilakukan, mengingat pelaksanaan ibadah haji di tahun ini kemungkinan akan dihadapkan pada suhu yang sangat ekstrem.

Dalam kurun waktu tahun 2012-2019, tercatat di tahun 2017 merupakan kasus kematian tertinggi jemaah haji indonesia, mencapai 645 kasus, dilatarbelakangi oleh cuaca panas yang ekstrem. Jangan sampai kejadian di tahun 2017 terulang, kematian melonjak tajam karena suhu sangat tinggi.

- Advertisement -

“Upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi cuaca ekstrem harus dimiliki oleh setiap tim yang bertugas,” katanya seperti dalam keterangan resmi Kemenkes.

Tim sanitasi diminta menyiapkan early warning system siaga 1-3 termasuk imbauan yang harus dilakukan oleh semua Tenaga Kesehatan Haji dan Jemaah Haji. Tim Promosi kesehatan diminta terus melakukan edukasi, khususnya cara cara pencegahan penyakit akibat cuaca panas, jangan sampai jemaah tidak menyadari sudah masuk dalam tahapan heat exhausted.

 

Baca Juga:  Daihatsu Sukses Raup 404 SPK pada Virtual Daihatsu Festival

Awas Heat Stroke

Heat Stroke atau serangan panas menjadi hal pertama yang diantisipasi tenaga kesehatan haji dalam menjalankan tugas. Untuk itu baik petugas dan jemaah haji diminta untuk dapat mengenali tanda tanda heat stroke.

“Jangan sampai mereka tidak menyadari bahwa sudah masuk dalam tahapan heat exhausted. Mereka harus mengenali gejala heat exhausted. Seperti pusing, mual terutama pada saat aktifitas di luar ruangan,” tegas Kepala kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah, dr Muhammad Imran.

Menurut dr Imran ada kondisi sebelum orang dinyatakan mengalami heat stroke. Kondisi pertama adalah heat exhausted. Kondisi ini ditandai dengan rasa sakit kepala, keringat berlebihan, kulit terlihat pucat, lembab, dan terasa dingin, napas cepat, mual, dan nyeri otot.

Kondisi ini membuat terjadinya peningkatan suhu badan dengan cepat hingga mencapai 41 derajat celcius dalam kurun waktu 10-15 menit, dan tubuh sudah tidak dapat mengeluarkan keringat. Heat Stroke atau serangan panas dapat memperberat kondisi orang yang sedang sakit dan menyebabkan kematian.

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Musim ibadah haji kali ini diprediksi akan terasa lebih berat di tengah tantangan gelombang suhu panas akibat perubahan iklim. Selain India dan Pakistan, Arab Saudi diprediksi bakal tembus 50 derajat celcius. Para jemaah haji diminta mewaspadai bahaya dehidrasi heat stroke. Apa itu?

Tabung Haji (TH) Malaysia memproyeksikan jemaah haji ke depan akan menghadapi suhu panas hingga 50 derajat celcius. Direktur Pelaksana Haji TH Malaysia Datuk Seri Syed Saleh Syed Abdul Rahman, mengingatkan kepada seluruh jemaah haji agar berhati-hati dengan cuaca ekstrem dan melakukan persiapan sejak dini sebelum berangkat ke Tanah Suci.

“Tanah Suci suhunya agak tinggi, saat ini mencapai 50-51 derajat celcius. Ini bukan puncak musim panas. Jemaah haji akan terpapar cuaca panas ini saat mereka pergi ke masjid dan perkemahan di muzdalifah,” katanya seperti dilansir dari Malaysia Gazette, Ahad (29/5/2022).

 “Itu bisa menyebabkan heat stroke karena dehidrasi. Setelah dua tahun tidak bisa menunaikan ibadah haji, para jemaah haji harus berbenah diri, membekali diri dengan ilmu, mental dan fisik,” ujarnya.

Baca Juga:  Soal Tudingan ‘’Geng Solo’’ di Polri, Ini Faktanya

Hal senada diungkapkan Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI, dr Budi Sylvana, MARS, MH. Ia meminta semua petugas kesehatan haji memiliki jiwa edukasi kesehatan. Hal ini penting dilakukan, mengingat pelaksanaan ibadah haji di tahun ini kemungkinan akan dihadapkan pada suhu yang sangat ekstrem.

Dalam kurun waktu tahun 2012-2019, tercatat di tahun 2017 merupakan kasus kematian tertinggi jemaah haji indonesia, mencapai 645 kasus, dilatarbelakangi oleh cuaca panas yang ekstrem. Jangan sampai kejadian di tahun 2017 terulang, kematian melonjak tajam karena suhu sangat tinggi.

“Upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi cuaca ekstrem harus dimiliki oleh setiap tim yang bertugas,” katanya seperti dalam keterangan resmi Kemenkes.

Tim sanitasi diminta menyiapkan early warning system siaga 1-3 termasuk imbauan yang harus dilakukan oleh semua Tenaga Kesehatan Haji dan Jemaah Haji. Tim Promosi kesehatan diminta terus melakukan edukasi, khususnya cara cara pencegahan penyakit akibat cuaca panas, jangan sampai jemaah tidak menyadari sudah masuk dalam tahapan heat exhausted.

 

Baca Juga:  Italia Lampaui Cina, AS Tertinggi Kasus Corona

Awas Heat Stroke

Heat Stroke atau serangan panas menjadi hal pertama yang diantisipasi tenaga kesehatan haji dalam menjalankan tugas. Untuk itu baik petugas dan jemaah haji diminta untuk dapat mengenali tanda tanda heat stroke.

“Jangan sampai mereka tidak menyadari bahwa sudah masuk dalam tahapan heat exhausted. Mereka harus mengenali gejala heat exhausted. Seperti pusing, mual terutama pada saat aktifitas di luar ruangan,” tegas Kepala kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah, dr Muhammad Imran.

Menurut dr Imran ada kondisi sebelum orang dinyatakan mengalami heat stroke. Kondisi pertama adalah heat exhausted. Kondisi ini ditandai dengan rasa sakit kepala, keringat berlebihan, kulit terlihat pucat, lembab, dan terasa dingin, napas cepat, mual, dan nyeri otot.

Kondisi ini membuat terjadinya peningkatan suhu badan dengan cepat hingga mencapai 41 derajat celcius dalam kurun waktu 10-15 menit, dan tubuh sudah tidak dapat mengeluarkan keringat. Heat Stroke atau serangan panas dapat memperberat kondisi orang yang sedang sakit dan menyebabkan kematian.

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari