Minggu, 1 Juni 2025

Jokowi Pilih Diam Ditanya Penangkapan Dandhy dan Ananda Badudu

JAKARTA(RIAUPOS.CO) – Ditangkapnya aktivis Dandhy Laksono pada Kamis malam (26/9) dan Ananda Badudu pada Jumat pagi (27/9) mendapat respons negatif dari publik. Apalagi, penangkapan dilakukan beberapa saat setelah Presiden Joko Widodo menyampaikan komitmennya terhadap demokrasi saat bertemu tokoh nasional di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis siang.

Ditemui usai Salat Jumat di Masjid Istana, Jumat (27/9) siang, Jokowi enggan memberikan tanggapan terkait ditangkapnya dua aktivis. Saat pertanyaan dilontarkan kepadanya, orang nomor satu di Indonesia itu langsung bergegas pergi.

Padahal, sebelum pertanyaan tersebut dilontarkan awak media, Jokowi sempat berbicara banyak soal kasus kematian mahasiswa di Kendari dan Gempa Ambon. Sebelum pergi, Jokowi justru meminta Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno untuk memberikan jawaban.

Baca Juga:  Pasien positif Covid-19 di Rohil Dirawat Intensif

Sementara itu, Mensesneg Pratikno sendiri enggan berkomentar banyak. Dia hanya menyebut akan berkomunikasi dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. “Saya akan komunikasikan dengan Pak Kapolri,” ujarnya singkat.

Seperti diketahui, Dandhy di tangkap kepolisian Polda Metro Jaya berkaitan dengan twitt nya soal Papua. Sutradara film Sexy Killer itu dianggap menyebarkan kebencian.

Meski sudah dibebaskan, Dandhy ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya. Dia disangka melanggar Pasal 28 Ayat (2) jo Pasal 45A Ayat (2) Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Sementara Ananda ditangkap terkait upayanya menghimpun dana melalui media sosialnya dan disalurkan untuk demonstrasi mahasisa penentang RKUHP dan UU KPK hasil revisi di depan Gedung DPR/MPR, Selasa (24/9/2019) dan Rabu (25/9/2019). Saat ini, Ananda sudah dibebaskan dan berstatus sebagai saksi.

Baca Juga:  Cegah Karhutla, BPBD Bentuk MPA

Editor : Deslina
Sumber: jawapos.com

JAKARTA(RIAUPOS.CO) – Ditangkapnya aktivis Dandhy Laksono pada Kamis malam (26/9) dan Ananda Badudu pada Jumat pagi (27/9) mendapat respons negatif dari publik. Apalagi, penangkapan dilakukan beberapa saat setelah Presiden Joko Widodo menyampaikan komitmennya terhadap demokrasi saat bertemu tokoh nasional di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis siang.

Ditemui usai Salat Jumat di Masjid Istana, Jumat (27/9) siang, Jokowi enggan memberikan tanggapan terkait ditangkapnya dua aktivis. Saat pertanyaan dilontarkan kepadanya, orang nomor satu di Indonesia itu langsung bergegas pergi.

Padahal, sebelum pertanyaan tersebut dilontarkan awak media, Jokowi sempat berbicara banyak soal kasus kematian mahasiswa di Kendari dan Gempa Ambon. Sebelum pergi, Jokowi justru meminta Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno untuk memberikan jawaban.

Baca Juga:  Bono Hotel, Angkat Kearifan Lokal dengan Konsep Elegan Nan Unik

Sementara itu, Mensesneg Pratikno sendiri enggan berkomentar banyak. Dia hanya menyebut akan berkomunikasi dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. “Saya akan komunikasikan dengan Pak Kapolri,” ujarnya singkat.

Seperti diketahui, Dandhy di tangkap kepolisian Polda Metro Jaya berkaitan dengan twitt nya soal Papua. Sutradara film Sexy Killer itu dianggap menyebarkan kebencian.

Meski sudah dibebaskan, Dandhy ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya. Dia disangka melanggar Pasal 28 Ayat (2) jo Pasal 45A Ayat (2) Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Sementara Ananda ditangkap terkait upayanya menghimpun dana melalui media sosialnya dan disalurkan untuk demonstrasi mahasisa penentang RKUHP dan UU KPK hasil revisi di depan Gedung DPR/MPR, Selasa (24/9/2019) dan Rabu (25/9/2019). Saat ini, Ananda sudah dibebaskan dan berstatus sebagai saksi.

Baca Juga:  Sumberdaya Genetik Indonesia Harus Dilindungi

Editor : Deslina
Sumber: jawapos.com

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA(RIAUPOS.CO) – Ditangkapnya aktivis Dandhy Laksono pada Kamis malam (26/9) dan Ananda Badudu pada Jumat pagi (27/9) mendapat respons negatif dari publik. Apalagi, penangkapan dilakukan beberapa saat setelah Presiden Joko Widodo menyampaikan komitmennya terhadap demokrasi saat bertemu tokoh nasional di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis siang.

Ditemui usai Salat Jumat di Masjid Istana, Jumat (27/9) siang, Jokowi enggan memberikan tanggapan terkait ditangkapnya dua aktivis. Saat pertanyaan dilontarkan kepadanya, orang nomor satu di Indonesia itu langsung bergegas pergi.

Padahal, sebelum pertanyaan tersebut dilontarkan awak media, Jokowi sempat berbicara banyak soal kasus kematian mahasiswa di Kendari dan Gempa Ambon. Sebelum pergi, Jokowi justru meminta Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno untuk memberikan jawaban.

Baca Juga:  Warga Dilarang Masuk-Keluar Sumbar

Sementara itu, Mensesneg Pratikno sendiri enggan berkomentar banyak. Dia hanya menyebut akan berkomunikasi dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. “Saya akan komunikasikan dengan Pak Kapolri,” ujarnya singkat.

Seperti diketahui, Dandhy di tangkap kepolisian Polda Metro Jaya berkaitan dengan twitt nya soal Papua. Sutradara film Sexy Killer itu dianggap menyebarkan kebencian.

Meski sudah dibebaskan, Dandhy ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya. Dia disangka melanggar Pasal 28 Ayat (2) jo Pasal 45A Ayat (2) Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Sementara Ananda ditangkap terkait upayanya menghimpun dana melalui media sosialnya dan disalurkan untuk demonstrasi mahasisa penentang RKUHP dan UU KPK hasil revisi di depan Gedung DPR/MPR, Selasa (24/9/2019) dan Rabu (25/9/2019). Saat ini, Ananda sudah dibebaskan dan berstatus sebagai saksi.

Baca Juga:  41 Tewas Terpanggang di Ruang Terkunci

Editor : Deslina
Sumber: jawapos.com

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari