Selasa, 24 Juni 2025

Isu Radikal Dihembuskan, Karena Ada Kepentingan yang Terganggu di KPK

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menyampaikan, isu radikal dan taliban sering digunakan oleh para pendukung koruptor untuk menyerang kinerja KPK. Dia menegaskan, isu yang digaungkan tersebut tidak benar dan mengada-ada.

“Kawan-kawan sudah bisa menandai bahwa, bila isu itu dihembuskan biasanya ada kepentingan mereka yang terganggu di KPK dan selama ini memang demikian, bila KPK sedang bekerja benar untuk perangi korupsi, maka mereka (para pendukung koruptor) menyerang menggunakan isu itu,” kata Novel dikonfirmasi, Senin (25/1).

Novel menyayangkan, penggunaan isu radikal dan taliban dianggap efektif untuk menggembosi kinerja KPK. Dia tak memungkiri, banyak masyarakat yang tergiring oleh opini tidak bertanggung jawab tersebut.

Baca Juga:  Sekolah Tatap Muka Dijadwalkan Akhir Januari

“Tapi setelah sekian lama dan diulang-ulang penggunaan isu itu, rasanya masyarakat semakin paham bahwa upaya menggangu dan menyerang pemberantasan korupsi dilakukan dengan segala cara, termasuk dengan cara membuat fitnah dan narasi-narasi seperti itu,” cetus Novel.

Terlebih kini KPK tengah menangani kasus yang berkaitan dengan politikus yakni, kasus dugaan suap bantuan sosial (bansos) penanganan Covid-19 yang menjerat mantan Menteri Sosial (Mensos) Juliari Peter Batubara. Selain itu KPK juga masih menyidik kasus dugaan suap penetapan izin ekspor benih lobster atau benur yang menjerat mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo.

Kendati demikian, Novel enggan menyimpulkan kembali berhembusnya isu radikal dan taliban yang kembali menyerang KPK. “Itu mesti diteliti lagi, agar statementnya obyektif. Karena biasanya mereka tidak hanya melempar isu saja, tapi juga kondisikan agar seolah banyak dibahas. Termasuk gunakan robot medsos, tapi itu ahli yang bisa jelaskan,” tegas Novel.

Baca Juga:  Ma’ruf Amin Tonton di Rumah, Jokowi Belum Tahu

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menyampaikan, isu radikal dan taliban sering digunakan oleh para pendukung koruptor untuk menyerang kinerja KPK. Dia menegaskan, isu yang digaungkan tersebut tidak benar dan mengada-ada.

“Kawan-kawan sudah bisa menandai bahwa, bila isu itu dihembuskan biasanya ada kepentingan mereka yang terganggu di KPK dan selama ini memang demikian, bila KPK sedang bekerja benar untuk perangi korupsi, maka mereka (para pendukung koruptor) menyerang menggunakan isu itu,” kata Novel dikonfirmasi, Senin (25/1).

Novel menyayangkan, penggunaan isu radikal dan taliban dianggap efektif untuk menggembosi kinerja KPK. Dia tak memungkiri, banyak masyarakat yang tergiring oleh opini tidak bertanggung jawab tersebut.

Baca Juga:  RAPBD Perubahan 2019 Diproyeksi Rp1,8 T

“Tapi setelah sekian lama dan diulang-ulang penggunaan isu itu, rasanya masyarakat semakin paham bahwa upaya menggangu dan menyerang pemberantasan korupsi dilakukan dengan segala cara, termasuk dengan cara membuat fitnah dan narasi-narasi seperti itu,” cetus Novel.

Terlebih kini KPK tengah menangani kasus yang berkaitan dengan politikus yakni, kasus dugaan suap bantuan sosial (bansos) penanganan Covid-19 yang menjerat mantan Menteri Sosial (Mensos) Juliari Peter Batubara. Selain itu KPK juga masih menyidik kasus dugaan suap penetapan izin ekspor benih lobster atau benur yang menjerat mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo.

- Advertisement -

Kendati demikian, Novel enggan menyimpulkan kembali berhembusnya isu radikal dan taliban yang kembali menyerang KPK. “Itu mesti diteliti lagi, agar statementnya obyektif. Karena biasanya mereka tidak hanya melempar isu saja, tapi juga kondisikan agar seolah banyak dibahas. Termasuk gunakan robot medsos, tapi itu ahli yang bisa jelaskan,” tegas Novel.

Baca Juga:  Katarak pada Anak

 

- Advertisement -

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menyampaikan, isu radikal dan taliban sering digunakan oleh para pendukung koruptor untuk menyerang kinerja KPK. Dia menegaskan, isu yang digaungkan tersebut tidak benar dan mengada-ada.

“Kawan-kawan sudah bisa menandai bahwa, bila isu itu dihembuskan biasanya ada kepentingan mereka yang terganggu di KPK dan selama ini memang demikian, bila KPK sedang bekerja benar untuk perangi korupsi, maka mereka (para pendukung koruptor) menyerang menggunakan isu itu,” kata Novel dikonfirmasi, Senin (25/1).

Novel menyayangkan, penggunaan isu radikal dan taliban dianggap efektif untuk menggembosi kinerja KPK. Dia tak memungkiri, banyak masyarakat yang tergiring oleh opini tidak bertanggung jawab tersebut.

Baca Juga:  Akhirnya, Pembunuh Sertu Eka dan Istrinya Ditangkap

“Tapi setelah sekian lama dan diulang-ulang penggunaan isu itu, rasanya masyarakat semakin paham bahwa upaya menggangu dan menyerang pemberantasan korupsi dilakukan dengan segala cara, termasuk dengan cara membuat fitnah dan narasi-narasi seperti itu,” cetus Novel.

Terlebih kini KPK tengah menangani kasus yang berkaitan dengan politikus yakni, kasus dugaan suap bantuan sosial (bansos) penanganan Covid-19 yang menjerat mantan Menteri Sosial (Mensos) Juliari Peter Batubara. Selain itu KPK juga masih menyidik kasus dugaan suap penetapan izin ekspor benih lobster atau benur yang menjerat mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo.

Kendati demikian, Novel enggan menyimpulkan kembali berhembusnya isu radikal dan taliban yang kembali menyerang KPK. “Itu mesti diteliti lagi, agar statementnya obyektif. Karena biasanya mereka tidak hanya melempar isu saja, tapi juga kondisikan agar seolah banyak dibahas. Termasuk gunakan robot medsos, tapi itu ahli yang bisa jelaskan,” tegas Novel.

Baca Juga:  Tol Pekanbaru-Dumai Dijadwalkan Diresmikan Presiden

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

 

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari