SURABAYA (RIAUPOS.CO) – Gelombang pemulangan jemaah haji akhirnya dimulai. Tadi malam, jemaah haji yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) embarkasi Surabaya (SUB 01) tiba di Bandara Juanda, Sidoarjo. Mereka diterbangkan dari Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, pukul 03.15 waktu Arab Saudi.
Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda menyampaikan, selain kloter 1 asal embarkasi Surabaya, jemaah haji kloter 2 embarkasi Solo (SOC 02) dengan 360 jemaah serta lima petugas juga kembali ke tanah air.
’’Jemaah haji asal Temanggung dan Magelang ini diterbangkan dari Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah,” terang Widi di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta kemarin (22/6).
Dia menjelaskan, 14 asrama haji menyiapkan layanan kedatangan para tamu Allah tersebut. Untuk layanan akomodasi, disiapkan kamar bagi jemaah haji yang tidak langsung pulang ke rumah karena menunggu jemputan keluarga.
’’Jemaah haji juga bisa menginap selama satu malam di asrama haji bila diperlukan. Mereka akan mendapat snack selamat datang,” ucapnya.
Kemenag juga menyiapkan bus untuk membawa jemaah dari bandara ke asrama haji. Ada juga truk untuk membawa koper bagasi, ambulans, dan minibus untuk membawa jemaah yang sakit, lansia, atau disabilitas. Selain itu, terang Widi, setiap asrama haji menyiapkan layanan kesehatan yang meliputi rawat jalan, rawat darurat, pemeriksaan laboratorium, pelayanan RS rujukan, kekarantinaan kesehatan, penanganan jemaah haji yang wafat di pesawat, jalur fast track bagi lansia dan penyandang disabilitas, serta kursi roda.
’’Setelah acara pelepasan, selanjutnya dilakukan penyerahan paspor dan air zamzam kepada jemaah haji atau panitia haji dari daerah,” ujarnya.
Secara keseluruhan, kemarin terdapat 20 kloter (7.973 jemaah haji) yang pulang ke tanah air.
Layanan di Mina
Di tengah fase pemulangan jemaah haji Indonesia, Kemenag dan Tim Pengawas Haji (Timwas) Haji DPR mulai mengevaluasi layanan di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina). Evaluasi dilakukan di Kantor Urusan Haji Daerah Kerja (Daker) Madinah kemarin. ’’Secara umum, pelayanan yang diberikan pemerintah kepada semua jemaah berjalan sesuai standar. Memang ada beberapa catatan dari hasil pertemuan dengan timwas yang nantinya jadi bahan perbaikan,” kata Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief.
Dalam pertemuan itu, lanjut Hilman, Kemenag dan DPR sepakat bahwa pembenahan layanan di Mina menjadi salah satu prioritas untuk pelaksanaan haji tahun berikutnya. Sebelumnya, Menag Yaqut Cholil Qoumas tidak menampik adanya sejumlah temuan akibat sempitnya kawasan tenda jemaah Indonesia di Mina. Akibatnya, mereka menjalani mabit (bermalam) selama tiga hari di tengah-tengah keterbatasan.
”Ini akan jadi bahan kami untuk terus berbenah. Dan, kami tidak akan pernah berhenti untuk melakukan perbaikan,” ujar Yaqut.
Seperti diketahui, saat pelaksanaan ibadah puncak haji di Armuzna, persoalan layanan bagi jemaah paling banyak terjadi saat prosesi mabit di Mina. Salah satunya adalah sempitnya ruang istirahat bagi jemaah saat berada di tenda. Selain itu, AC di sejumlah tenda sempat mati. Padahal, suhu saat itu sekitar 47 derajat Celsius. Keluhan tersebut bisa diatasi setelah pihak mashariq (penyedia paket layanan haji yang ditetapkan pemerintah Arab Saudi) memperbaiki kerusakan-kerusakan itu.
Yaqut mengatakan, dirinya sudah berkomunikasi langsung dengan menteri haji Arab Saudi untuk membahas masalah tersebut. ”Dan memang, masalah keterbatasan ini dialami semua jemaah haji. Tidak hanya dari Indonesia, tapi juga negara-negara lain,” katanya.
Sebab, saat luas area pemondokan jemaah haji di Mina berkurang, jumlah jemaah yang berhaji tahun ini bertambah. Akibatnya, kepadatan pun terjadi. ”Dan, Kementerian Haji Arab Saudi sudah menyampaikan komitmennya untuk mengatasi masalah ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Bina Haji Kemenag RI Arsyad Hidayat menyebutkan, sempitnya tenda Mina sebenarnya disampaikan sejak awal sebelum keberangkatan haji. Sebab, penetapan space tenda di Mina merupakan otoritas penuh Arab Saudi. ”Saat luas area tenda jemaah Indonesia masih sama, jumlah jemaah kita bertambah. Sehingga, jika dirata-rata, luas tempat istirahat tiap jemaah selama di Mina 0,8 meter persegi,” katanya.(lyn/c7/oni/jpg)
Laporan JPG, Surabaya