PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Presiden Mahasiswa (Presma) Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau, Yudi Utama Tarigan bersama satu rekannya mendapat kekerasan oleh orang tak dikenal (OTK), Rabu dini hari (22/5).
Sehari sebelumnya Koordinator Daerah Riau Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara melakukan aksi Refleksi 21 tahun Reformasi 21 Mei 1998-21 Mei 2019 di Gedung DPRD Riau, Jalan Sudirman. Yudi mengungkapkan kronologis kejadian pengeroyokan tersebut.
Awalnya dia mendapatkan telepon dari salah satu organisasi eksternal kampus untuk bertemu. Mereka pun berjanji berjumpa pukul 02.00 di depan Rumah Sakit Jiwa, Tampan. “Saya dapat telepon. Ini orang ngajak saya berjumpa. Mengaku dari organisasi eksternal dan meminta tolong pukul 02.00 dini hari,†kata Yudi.
Yudi bercerita, mulanya orang tersebut menanyakan terkait aksi demonstrasi perihal seorang ibu yang sedang membawa anaknya ke rumah sakit, namun terhalang kemacetan akibat aksi tersebut. Mendapatkan pertanyaan itu, Yudi memberikan pernyataan jika saat itu massa aksi ditembak water cannon sehingga massa mundur ke jalan dan menyebabkan kemacetan.
Usai memberikan klarifikasi, Yudi mengaku sempat diancam dengan samurai dan pistol. Ia didatangi seorang laki-laki dan bertanya beberapa hal, tiba-tiba seseorang dari belakang menjambak rambutnya dan mengancam dengan samurai ke leher Yudi.(*2/man)
>>>Selengkapnya baca Harian Riau Pos
Editor: Eko Faizin
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Presiden Mahasiswa (Presma) Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau, Yudi Utama Tarigan bersama satu rekannya mendapat kekerasan oleh orang tak dikenal (OTK), Rabu dini hari (22/5).
Sehari sebelumnya Koordinator Daerah Riau Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara melakukan aksi Refleksi 21 tahun Reformasi 21 Mei 1998-21 Mei 2019 di Gedung DPRD Riau, Jalan Sudirman. Yudi mengungkapkan kronologis kejadian pengeroyokan tersebut.
- Advertisement -
Awalnya dia mendapatkan telepon dari salah satu organisasi eksternal kampus untuk bertemu. Mereka pun berjanji berjumpa pukul 02.00 di depan Rumah Sakit Jiwa, Tampan. “Saya dapat telepon. Ini orang ngajak saya berjumpa. Mengaku dari organisasi eksternal dan meminta tolong pukul 02.00 dini hari,†kata Yudi.
Yudi bercerita, mulanya orang tersebut menanyakan terkait aksi demonstrasi perihal seorang ibu yang sedang membawa anaknya ke rumah sakit, namun terhalang kemacetan akibat aksi tersebut. Mendapatkan pertanyaan itu, Yudi memberikan pernyataan jika saat itu massa aksi ditembak water cannon sehingga massa mundur ke jalan dan menyebabkan kemacetan.
Usai memberikan klarifikasi, Yudi mengaku sempat diancam dengan samurai dan pistol. Ia didatangi seorang laki-laki dan bertanya beberapa hal, tiba-tiba seseorang dari belakang menjambak rambutnya dan mengancam dengan samurai ke leher Yudi.(*2/man)
>>>Selengkapnya baca Harian Riau Pos
Editor: Eko Faizin