PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Suatu hari Nida sejak pagi tidak keluar dari kamarnya. Ia mengeluhkan sakit perut luar biasa.
Ayah yang tidak tegaan menanyakan kepada Nida untuk diantarkan ke klinik terdekat
agar diperiksa. Namun, Nida hanya menjawab itu hanya sakit yang dihadapi setiap datang bulan, dan akan segera pulih dengan sendirinya.
Kendati demikian, ayah tetap bernisiatif agar dapat membantu meredakan sakit perut yang dialami oleh anak perempuan satu-satunya itu. Ia kemudian pergi ke kedai tak jauh dari rumahnya untuk membeli obat agar anaknya tidak sakit lagi.
Alih-alih senang dibelikan obat, Nida justru memukul jidatnya sendiri. Bagaimana tidak, obat yang dibelikan ayahnya adalah obat untuk sakit diare, bukan obat pereda nyeri atau sejenisnya.
"Alamak, Nida kan nggak lagi mencret Yah," ujar Nida. Rupanya ayah hanya menanyakan ke penjaga kedai obat sakit perut, dan saat penjaga menanyakan merek, ayah nya hanya mengiyakannya saja. (anf)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Suatu hari Nida sejak pagi tidak keluar dari kamarnya. Ia mengeluhkan sakit perut luar biasa.
- Advertisement -
Ayah yang tidak tegaan menanyakan kepada Nida untuk diantarkan ke klinik terdekat
agar diperiksa. Namun, Nida hanya menjawab itu hanya sakit yang dihadapi setiap datang bulan, dan akan segera pulih dengan sendirinya.
- Advertisement -
Kendati demikian, ayah tetap bernisiatif agar dapat membantu meredakan sakit perut yang dialami oleh anak perempuan satu-satunya itu. Ia kemudian pergi ke kedai tak jauh dari rumahnya untuk membeli obat agar anaknya tidak sakit lagi.
Alih-alih senang dibelikan obat, Nida justru memukul jidatnya sendiri. Bagaimana tidak, obat yang dibelikan ayahnya adalah obat untuk sakit diare, bukan obat pereda nyeri atau sejenisnya.
"Alamak, Nida kan nggak lagi mencret Yah," ujar Nida. Rupanya ayah hanya menanyakan ke penjaga kedai obat sakit perut, dan saat penjaga menanyakan merek, ayah nya hanya mengiyakannya saja. (anf)