JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengungkap fakta konyol yang menyebabkan tewasnya tiga anggota TNI di Pos Koramil Gome Satgas Kodim YR 408/Sbh, Papua, pada 27 Januari 2022 lalu.
Untuk diketahuii, pada 27 Januari 2022 terjadi kontak tembak antara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) dengan prajurit TNI. Kontak tembak itu terjadi sekira pukul 04.30 WIT.
Akibat insiden tersebut, tiga prajurit dinyatakan meninggal dunia. Mereka adalah, Serda M Rizal Maulana Arifin, Pratu Tupel Alomoan Baraza, dan Pratu Rahman Tomilawa.
Dari hasil pemeriksaan terhadap Komandan Kompi, Andika mengungkapkan bahwa akar masalah insiden tersebut ternyata akibat kesalahan pemilihan lokasi gelar pasukan. Menurut Andika, Komandan Kompi memilih tempat tersebut hanya demi mendapat uang tambahan.
Pertimbangannya pendek sekali, hanya soal dapat uang tambahan untuk pengamanan di situ,” ujar Andika.
Atas hal ini, Andika mengaku sangat kecewa. Tindakan sang Komandan Kompi, katanya, sama sekali tidak memikirkan risiko dan keselamatan para prajurit TNI. Terbukti, tiga anggotanya tewas.
Lebih lanjut, Andika sudah memerintahkan Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI AD untuk melakukan proses hukum sesuai dengan bobot pelanggaran yang dilakukan oleh Komandan Kompi tersebut.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengungkap fakta konyol yang menyebabkan tewasnya tiga anggota TNI di Pos Koramil Gome Satgas Kodim YR 408/Sbh, Papua, pada 27 Januari 2022 lalu.
Untuk diketahuii, pada 27 Januari 2022 terjadi kontak tembak antara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) dengan prajurit TNI. Kontak tembak itu terjadi sekira pukul 04.30 WIT.
- Advertisement -
Akibat insiden tersebut, tiga prajurit dinyatakan meninggal dunia. Mereka adalah, Serda M Rizal Maulana Arifin, Pratu Tupel Alomoan Baraza, dan Pratu Rahman Tomilawa.
Dari hasil pemeriksaan terhadap Komandan Kompi, Andika mengungkapkan bahwa akar masalah insiden tersebut ternyata akibat kesalahan pemilihan lokasi gelar pasukan. Menurut Andika, Komandan Kompi memilih tempat tersebut hanya demi mendapat uang tambahan.
- Advertisement -
Pertimbangannya pendek sekali, hanya soal dapat uang tambahan untuk pengamanan di situ,” ujar Andika.
Atas hal ini, Andika mengaku sangat kecewa. Tindakan sang Komandan Kompi, katanya, sama sekali tidak memikirkan risiko dan keselamatan para prajurit TNI. Terbukti, tiga anggotanya tewas.
Lebih lanjut, Andika sudah memerintahkan Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI AD untuk melakukan proses hukum sesuai dengan bobot pelanggaran yang dilakukan oleh Komandan Kompi tersebut.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman