PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Dosen Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Riau (Unri) dan Tim kuliah kerja nyata (Kukerta) Integritas melatih pembuatan pupuk hayati. Ini dilatarbelakangi adanya budidaya beberapa jenis tanaman hortikultura yang terdapat di RW 13 Kelurahan Lembah Sari. Tujuannya, untuk memberikan informasi pembuatan pupuk hayati dengan memanfaatkan limbah cair cucian beras dan konsorsium bakteri potensial hasil isolasi dari penelitian tim dosen.Kegiatan pelatihan ini dihadiri oleh beberapa petani yang merupakan bagian dari beberapa kelompok tani yang diketuai oleh Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yaitu Basuki.
Tim pengabdian ini diketuai oleh Isna Rahma Dini MSi bersama tim dosen lain, Prof Hapsoh, Dr Wawan dan Desita Salbiah MSi serta mahasiswa Kukerta Abdimas.
"Petani di daerah sudah pernah membuat pupuk oganik dari kotoran sapi. Namun, pemanfaatan air cucian beras belum pernah diterapkan pada tanaman yang mereka budidayakan," ujar Isna.
Pelatihan dihadiri oleh Lurah Lembah Sari, Iif Syefulloh JB Sstp. Ia sangat mendukung kegiatan pelatihan ini dalam rangka mendorong petani untuk dapat membuat pupuk hayati secara mandiri guna dapat meningkatkan produktivitas tanaman yang dibudidayakan oleh petani. Selain pembuatan pupuk hayati, pada kegiatan ini juga dilakukan diskusi mengenai pengendalian hayati yang dilakukan untuk menanggulangi serangan hama pada tanaman dan juga upaya meningkatkan kesuburan tanah pada lahan budidaya tanaman di RW 13 Kelurahan Lembah Sari Kecamatan Rumbai Pesisir.
Kegiatan ini diharapkan dapat berlanjut, sehingga Kelurahan Lembah Sari RW 13 diharapkan dapat menjadi desa binaan Universitas Riau. Hal ini diamini oleh Basuki, Ketua Gapoktan Lembah Sari. "Semoga tidak selesai sampai di sini saja. Kami berharap, Kelurahan Lembah Sari dapat menjadi salah satu kelurahan binaan Unri, khususnya dalam pengembangan usaha pertanian," harapnya.(azr/c)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Dosen Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Riau (Unri) dan Tim kuliah kerja nyata (Kukerta) Integritas melatih pembuatan pupuk hayati. Ini dilatarbelakangi adanya budidaya beberapa jenis tanaman hortikultura yang terdapat di RW 13 Kelurahan Lembah Sari. Tujuannya, untuk memberikan informasi pembuatan pupuk hayati dengan memanfaatkan limbah cair cucian beras dan konsorsium bakteri potensial hasil isolasi dari penelitian tim dosen.Kegiatan pelatihan ini dihadiri oleh beberapa petani yang merupakan bagian dari beberapa kelompok tani yang diketuai oleh Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yaitu Basuki.
Tim pengabdian ini diketuai oleh Isna Rahma Dini MSi bersama tim dosen lain, Prof Hapsoh, Dr Wawan dan Desita Salbiah MSi serta mahasiswa Kukerta Abdimas.
- Advertisement -
"Petani di daerah sudah pernah membuat pupuk oganik dari kotoran sapi. Namun, pemanfaatan air cucian beras belum pernah diterapkan pada tanaman yang mereka budidayakan," ujar Isna.
Pelatihan dihadiri oleh Lurah Lembah Sari, Iif Syefulloh JB Sstp. Ia sangat mendukung kegiatan pelatihan ini dalam rangka mendorong petani untuk dapat membuat pupuk hayati secara mandiri guna dapat meningkatkan produktivitas tanaman yang dibudidayakan oleh petani. Selain pembuatan pupuk hayati, pada kegiatan ini juga dilakukan diskusi mengenai pengendalian hayati yang dilakukan untuk menanggulangi serangan hama pada tanaman dan juga upaya meningkatkan kesuburan tanah pada lahan budidaya tanaman di RW 13 Kelurahan Lembah Sari Kecamatan Rumbai Pesisir.
- Advertisement -
Kegiatan ini diharapkan dapat berlanjut, sehingga Kelurahan Lembah Sari RW 13 diharapkan dapat menjadi desa binaan Universitas Riau. Hal ini diamini oleh Basuki, Ketua Gapoktan Lembah Sari. "Semoga tidak selesai sampai di sini saja. Kami berharap, Kelurahan Lembah Sari dapat menjadi salah satu kelurahan binaan Unri, khususnya dalam pengembangan usaha pertanian," harapnya.(azr/c)