Senin, 14 April 2025

Korut Tangani Wabah Covid-19 dengan Air Garam hingga Antibiotik

PYONGYANG (RIAUPOS.CO) – Korea Utara (Korut) berupaya membendung penyebaran Covid-19 saat warga belum mendapatkan vaksinasi. Negara yang dipimpin Kim Jong Un itu tak memiliki cukup obat untuk mengatasi jutaan warga yang mengalami demam.

Pada awal 2020, negara itu menutup perbatasannya untuk mencoba melindungi diri dari pandemi. Kepemimpinan Kim sejauh ini menolak dukungan medis dari asing.

Justru pemerintah telah merekomendasikan pengobatan tradisional untuk mengatasi demam. Obat-obatan rumahan itu di antaranya minuman panas, air garam, hingga antibiotik. Padahal Covid-19 adalah virus yang semestinya diobati dengan antivirus. Apa saja obat tradisional tersebut?

1. Minuman Hangat

Bagi mereka yang tidak sakit parah, seperti dilansir Rodong Sinmun, pemerintah merekomendasikan pengobatan termasuk teh jahe atau honeysuckle dan minuman daun willow. Minuman hangat diklaim dapat meredakan beberapa gejala Covid-19 seperti sakit tenggorokan atau batuk, dan membantu hidrasi saat pasien kehilangan lebih banyak cairan dari biasanya. Jahe dan daun willow juga meredakan peradangan dan mengurangi rasa sakit.

Baca Juga:  Remote Toyota Calya Tidak Berfungsi, Ini Caranya

 

2. Air Garam

Media pemerintah baru-baru ini mewawancarai pasangan yang merekomendasikan berkumur dengan air garam pagi dan malam. “Ribuan ton garam telah dikirim ke Pyongyang sebagai solusi antiseptik,” demikian laporan kantor berita negara.

Korut percaya berkumur dengan air garam dapat memerangi virus yang menyebabkan flu biasa. Tetapi hanya sedikit bukti bahwa mereka memperlambat penyebaran Covid-19.

 

3. Obat Pereda Nyeri dan Antibiotik

Televisi pemerintah menyarankan pasien untuk menggunakan obat penghilang rasa sakit seperti ibuprofen serta amoksisilin dan antibiotik lainnya. Ibuprofen (dan parasetamol) dapat menurunkan suhu dan meredakan gejala seperti sakit kepala atau sakit tenggorokan. Tetapi, semuanya tak mencegah virus berkembang.

Baca Juga:  Komisi III Dorong Kejagung Terapkan Restorative Justice

Antibiotik ditujukan untuk infeksi bakteri bukan virus. Dan penggunaan antibiotik yang tidak perlu berisiko mengembangkan resisten. Korut percaya antibiotik azitromisin juga mengurangi gejala Covid-19.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

 

PYONGYANG (RIAUPOS.CO) – Korea Utara (Korut) berupaya membendung penyebaran Covid-19 saat warga belum mendapatkan vaksinasi. Negara yang dipimpin Kim Jong Un itu tak memiliki cukup obat untuk mengatasi jutaan warga yang mengalami demam.

Pada awal 2020, negara itu menutup perbatasannya untuk mencoba melindungi diri dari pandemi. Kepemimpinan Kim sejauh ini menolak dukungan medis dari asing.

Justru pemerintah telah merekomendasikan pengobatan tradisional untuk mengatasi demam. Obat-obatan rumahan itu di antaranya minuman panas, air garam, hingga antibiotik. Padahal Covid-19 adalah virus yang semestinya diobati dengan antivirus. Apa saja obat tradisional tersebut?

1. Minuman Hangat

Bagi mereka yang tidak sakit parah, seperti dilansir Rodong Sinmun, pemerintah merekomendasikan pengobatan termasuk teh jahe atau honeysuckle dan minuman daun willow. Minuman hangat diklaim dapat meredakan beberapa gejala Covid-19 seperti sakit tenggorokan atau batuk, dan membantu hidrasi saat pasien kehilangan lebih banyak cairan dari biasanya. Jahe dan daun willow juga meredakan peradangan dan mengurangi rasa sakit.

Baca Juga:  Menurut ICW, Pemiskinan Koruptor Lebih Berefek Jera

 

2. Air Garam

Media pemerintah baru-baru ini mewawancarai pasangan yang merekomendasikan berkumur dengan air garam pagi dan malam. “Ribuan ton garam telah dikirim ke Pyongyang sebagai solusi antiseptik,” demikian laporan kantor berita negara.

Korut percaya berkumur dengan air garam dapat memerangi virus yang menyebabkan flu biasa. Tetapi hanya sedikit bukti bahwa mereka memperlambat penyebaran Covid-19.

 

3. Obat Pereda Nyeri dan Antibiotik

Televisi pemerintah menyarankan pasien untuk menggunakan obat penghilang rasa sakit seperti ibuprofen serta amoksisilin dan antibiotik lainnya. Ibuprofen (dan parasetamol) dapat menurunkan suhu dan meredakan gejala seperti sakit kepala atau sakit tenggorokan. Tetapi, semuanya tak mencegah virus berkembang.

Baca Juga:  Pemerintah Siapkan Uang Muka Vaksin Rp3,3 Triliun

Antibiotik ditujukan untuk infeksi bakteri bukan virus. Dan penggunaan antibiotik yang tidak perlu berisiko mengembangkan resisten. Korut percaya antibiotik azitromisin juga mengurangi gejala Covid-19.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Korut Tangani Wabah Covid-19 dengan Air Garam hingga Antibiotik

PYONGYANG (RIAUPOS.CO) – Korea Utara (Korut) berupaya membendung penyebaran Covid-19 saat warga belum mendapatkan vaksinasi. Negara yang dipimpin Kim Jong Un itu tak memiliki cukup obat untuk mengatasi jutaan warga yang mengalami demam.

Pada awal 2020, negara itu menutup perbatasannya untuk mencoba melindungi diri dari pandemi. Kepemimpinan Kim sejauh ini menolak dukungan medis dari asing.

Justru pemerintah telah merekomendasikan pengobatan tradisional untuk mengatasi demam. Obat-obatan rumahan itu di antaranya minuman panas, air garam, hingga antibiotik. Padahal Covid-19 adalah virus yang semestinya diobati dengan antivirus. Apa saja obat tradisional tersebut?

1. Minuman Hangat

Bagi mereka yang tidak sakit parah, seperti dilansir Rodong Sinmun, pemerintah merekomendasikan pengobatan termasuk teh jahe atau honeysuckle dan minuman daun willow. Minuman hangat diklaim dapat meredakan beberapa gejala Covid-19 seperti sakit tenggorokan atau batuk, dan membantu hidrasi saat pasien kehilangan lebih banyak cairan dari biasanya. Jahe dan daun willow juga meredakan peradangan dan mengurangi rasa sakit.

Baca Juga:  100 Dai Ikuti Pembekalan

 

2. Air Garam

Media pemerintah baru-baru ini mewawancarai pasangan yang merekomendasikan berkumur dengan air garam pagi dan malam. “Ribuan ton garam telah dikirim ke Pyongyang sebagai solusi antiseptik,” demikian laporan kantor berita negara.

Korut percaya berkumur dengan air garam dapat memerangi virus yang menyebabkan flu biasa. Tetapi hanya sedikit bukti bahwa mereka memperlambat penyebaran Covid-19.

 

3. Obat Pereda Nyeri dan Antibiotik

Televisi pemerintah menyarankan pasien untuk menggunakan obat penghilang rasa sakit seperti ibuprofen serta amoksisilin dan antibiotik lainnya. Ibuprofen (dan parasetamol) dapat menurunkan suhu dan meredakan gejala seperti sakit kepala atau sakit tenggorokan. Tetapi, semuanya tak mencegah virus berkembang.

Baca Juga:  Nadiem Diminta Terbitkan Aturan Pencegahan Corona di Sekolah

Antibiotik ditujukan untuk infeksi bakteri bukan virus. Dan penggunaan antibiotik yang tidak perlu berisiko mengembangkan resisten. Korut percaya antibiotik azitromisin juga mengurangi gejala Covid-19.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

 

PYONGYANG (RIAUPOS.CO) – Korea Utara (Korut) berupaya membendung penyebaran Covid-19 saat warga belum mendapatkan vaksinasi. Negara yang dipimpin Kim Jong Un itu tak memiliki cukup obat untuk mengatasi jutaan warga yang mengalami demam.

Pada awal 2020, negara itu menutup perbatasannya untuk mencoba melindungi diri dari pandemi. Kepemimpinan Kim sejauh ini menolak dukungan medis dari asing.

Justru pemerintah telah merekomendasikan pengobatan tradisional untuk mengatasi demam. Obat-obatan rumahan itu di antaranya minuman panas, air garam, hingga antibiotik. Padahal Covid-19 adalah virus yang semestinya diobati dengan antivirus. Apa saja obat tradisional tersebut?

1. Minuman Hangat

Bagi mereka yang tidak sakit parah, seperti dilansir Rodong Sinmun, pemerintah merekomendasikan pengobatan termasuk teh jahe atau honeysuckle dan minuman daun willow. Minuman hangat diklaim dapat meredakan beberapa gejala Covid-19 seperti sakit tenggorokan atau batuk, dan membantu hidrasi saat pasien kehilangan lebih banyak cairan dari biasanya. Jahe dan daun willow juga meredakan peradangan dan mengurangi rasa sakit.

Baca Juga:  Sekolah Tatap Muka Segera Diputuskan

 

2. Air Garam

Media pemerintah baru-baru ini mewawancarai pasangan yang merekomendasikan berkumur dengan air garam pagi dan malam. “Ribuan ton garam telah dikirim ke Pyongyang sebagai solusi antiseptik,” demikian laporan kantor berita negara.

Korut percaya berkumur dengan air garam dapat memerangi virus yang menyebabkan flu biasa. Tetapi hanya sedikit bukti bahwa mereka memperlambat penyebaran Covid-19.

 

3. Obat Pereda Nyeri dan Antibiotik

Televisi pemerintah menyarankan pasien untuk menggunakan obat penghilang rasa sakit seperti ibuprofen serta amoksisilin dan antibiotik lainnya. Ibuprofen (dan parasetamol) dapat menurunkan suhu dan meredakan gejala seperti sakit kepala atau sakit tenggorokan. Tetapi, semuanya tak mencegah virus berkembang.

Baca Juga:  Remote Toyota Calya Tidak Berfungsi, Ini Caranya

Antibiotik ditujukan untuk infeksi bakteri bukan virus. Dan penggunaan antibiotik yang tidak perlu berisiko mengembangkan resisten. Korut percaya antibiotik azitromisin juga mengurangi gejala Covid-19.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari