Rabu, 18 September 2024

Hanya GMC yang Terlihat di Langit

SIAK (RIAUPOS.CO) — Ingatkah kita, ­bahwa peristiwa gerhana ­bukan datang secara ­tiba-tiba. ­Dengan kemajuan ilmu ­pengetahuan, tingkat ­akurasi ­sudah bisa ditentukan kapan dan jenis ­gerhana apa yang akan muncul. Termasuk, ­Gerhana ­Matahari Cincin (GMC) yang akan melintasi langit Siak di ­penghujung tahun ini.

Menurut data yang diterima Riau Pos, ­Ta­hun 2019 ini, peristiwa alam ini ­sudah terjadi sebanyak tiga kali. Gerhana ­Matahari pertama tahun ini telah terjadi 6 Januari 2019 berupa ­Gerhana Matahari ­Sebagian, lalu gerhana kedua terjadi terjadi 2 Juli berupa ­Gerhana ­Matahari Total (GMT). ­Namun ­sejarah ­mencatat kedua ­gerhana matahari itu, tidak ­melintasi ­Indonesia, ­apalagi wilayah di Riau. Kabarnya saja yang ­terdengar. ­Namun, untuk GMC yang akan ­terjadi 26 Desember 2019 nanti, akan terlihat –jika cuaca mendu­kung jelas di Langit Indonesia.

Posisi Indonesia sendiri cukup spesial karena titik pusat Gerhana Matahari Cincin akan berada tepat di langit Indonesia, yaitu di sebelah timur laut Pekanbaru, dekat Pulau Pedang, Kampung Bunsur, Kampung Lalang, dan Mengkapan, ­dengan titik koordinat 01 derajat 00,5’LU dan 101 ­derajat 57,4’BT. Namun, LAPAN memilih Kampung Bunsur, Kecamatan Sungai Apit, Siak sebagai spot ideal untuk melihat gerhana tersebut. Penampakan GMC ini ternyata tidak seluruh wilayah Indonesia bisa melihatnya.

Baca Juga:  Ini Alasan Jokowi Pilih Eks Wakil Panglima TNI Jadi Menag

Perjalanan gerhana ini, menurut LAPAN akan ­dimulai saat matahari terbit di Arab Saudi dan ­berakhir di Samudera Pasifik Utara. ­Dibutuhkan ­waktu lebih dari tiga jam untuk Bulan melintasi jalur GMC yang membentang selebar 12.900 km dengan lebar bervariasi ­mulai dari 117 km di pusat jalur hingga lebih dari 160 km di titik awal dan titik akhir jalur. Pada titik pusat gerhana, para pengamat bisa mengamati hingga 94,11 persen wajah ­matahari yang terhalang bulan, saat puncak gerhana dengan durasi puncak selama 3 menit 39 detik. Khusus wilayah Indonesia, gerhana ini akan muncul pertama kali di Pulau ­Simeulue pada pukul 10.05 WIB dan menuju Nias, Aceh Singkil, Sumatera Utara, Riau, Batam, dan Bintan.

- Advertisement -

Sementara itu di belahan wilayah ­Indonesia ­lainnya, jalurnya juga akan ­melintasi ­Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan ­Kalimantan Utara. Pulau Miangas akan ­menjadi wilayah terakhir di Indonesia yang dilintasi pada pukul 13.31 WIB. ­Untuk wilayah-wilayah lainnya di Indonesia hanya bisa mengamati fenomena langit Gerhana Matahari Sebagian (GMC). Wilayah Jawa, Bali, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, hingga Papua hanya bisa mengamati 60 sampai 80 persen fenomena langit ini.

Baca Juga:  Terpental Tabrak Pembatas, Pengendara City Car Tewas di Tol Pekanbaru-Dumai

Mengapa Siak dipilih LAPAN? Dipilihnya wilayah ini ­sebagai tempat diselenggarakannya ­festival Gerhana Matahari Cincin, karena ­dianggap sebagai lokasi ideal untuk menyaksikan ­fenomena alam tersebut. Sementara itu, dukungan yang kuat juga dilakukan oleh Pemkab Siak sejak awal 2019 lalu. Saat Bupati Siak masih dijabat oleh H Syamsuar, kegiatan ini sudah di gelorakan ke mayarakat pada 15 ­Februari 2019 di Lapangan Kampung Bunsur, Sungai Apit, Siak. Kini, Pemkab Siak ­menyatakan sudah menyediakan anggaran khusus untuk ­mendukung event ini. ­Festival akan diadakan di dua titik di Siak, yaitu ­Kampung Bunsur dan Kota Siak, Sri ­Indrapura, tepatnya di Taman Tengku Agung, dan ­Water Front City. “GMC ini momentum yang ­sangat langka dan luar biasa, melalui GMC ini bagaimana Siak bisa dikenal secara luas, serta mendatangkan manfaat baik bagi daerah ­maupun bagi ­masyarakat sehingga Siak di kenal orang,” sebut Bupati Alfedri yang juga pernah menjadi Camat Sungai Apit di era 90-an. ***

SIAK (RIAUPOS.CO) — Ingatkah kita, ­bahwa peristiwa gerhana ­bukan datang secara ­tiba-tiba. ­Dengan kemajuan ilmu ­pengetahuan, tingkat ­akurasi ­sudah bisa ditentukan kapan dan jenis ­gerhana apa yang akan muncul. Termasuk, ­Gerhana ­Matahari Cincin (GMC) yang akan melintasi langit Siak di ­penghujung tahun ini.

Menurut data yang diterima Riau Pos, ­Ta­hun 2019 ini, peristiwa alam ini ­sudah terjadi sebanyak tiga kali. Gerhana ­Matahari pertama tahun ini telah terjadi 6 Januari 2019 berupa ­Gerhana Matahari ­Sebagian, lalu gerhana kedua terjadi terjadi 2 Juli berupa ­Gerhana ­Matahari Total (GMT). ­Namun ­sejarah ­mencatat kedua ­gerhana matahari itu, tidak ­melintasi ­Indonesia, ­apalagi wilayah di Riau. Kabarnya saja yang ­terdengar. ­Namun, untuk GMC yang akan ­terjadi 26 Desember 2019 nanti, akan terlihat –jika cuaca mendu­kung jelas di Langit Indonesia.

Posisi Indonesia sendiri cukup spesial karena titik pusat Gerhana Matahari Cincin akan berada tepat di langit Indonesia, yaitu di sebelah timur laut Pekanbaru, dekat Pulau Pedang, Kampung Bunsur, Kampung Lalang, dan Mengkapan, ­dengan titik koordinat 01 derajat 00,5’LU dan 101 ­derajat 57,4’BT. Namun, LAPAN memilih Kampung Bunsur, Kecamatan Sungai Apit, Siak sebagai spot ideal untuk melihat gerhana tersebut. Penampakan GMC ini ternyata tidak seluruh wilayah Indonesia bisa melihatnya.

Baca Juga:  Banjir Dumai Makan Korban, Remaja 13 Tahun Meninggal

Perjalanan gerhana ini, menurut LAPAN akan ­dimulai saat matahari terbit di Arab Saudi dan ­berakhir di Samudera Pasifik Utara. ­Dibutuhkan ­waktu lebih dari tiga jam untuk Bulan melintasi jalur GMC yang membentang selebar 12.900 km dengan lebar bervariasi ­mulai dari 117 km di pusat jalur hingga lebih dari 160 km di titik awal dan titik akhir jalur. Pada titik pusat gerhana, para pengamat bisa mengamati hingga 94,11 persen wajah ­matahari yang terhalang bulan, saat puncak gerhana dengan durasi puncak selama 3 menit 39 detik. Khusus wilayah Indonesia, gerhana ini akan muncul pertama kali di Pulau ­Simeulue pada pukul 10.05 WIB dan menuju Nias, Aceh Singkil, Sumatera Utara, Riau, Batam, dan Bintan.

Sementara itu di belahan wilayah ­Indonesia ­lainnya, jalurnya juga akan ­melintasi ­Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan ­Kalimantan Utara. Pulau Miangas akan ­menjadi wilayah terakhir di Indonesia yang dilintasi pada pukul 13.31 WIB. ­Untuk wilayah-wilayah lainnya di Indonesia hanya bisa mengamati fenomena langit Gerhana Matahari Sebagian (GMC). Wilayah Jawa, Bali, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, hingga Papua hanya bisa mengamati 60 sampai 80 persen fenomena langit ini.

Baca Juga:  Penyanyi Legendaris Kenny Rogers Meninggal Dunia

Mengapa Siak dipilih LAPAN? Dipilihnya wilayah ini ­sebagai tempat diselenggarakannya ­festival Gerhana Matahari Cincin, karena ­dianggap sebagai lokasi ideal untuk menyaksikan ­fenomena alam tersebut. Sementara itu, dukungan yang kuat juga dilakukan oleh Pemkab Siak sejak awal 2019 lalu. Saat Bupati Siak masih dijabat oleh H Syamsuar, kegiatan ini sudah di gelorakan ke mayarakat pada 15 ­Februari 2019 di Lapangan Kampung Bunsur, Sungai Apit, Siak. Kini, Pemkab Siak ­menyatakan sudah menyediakan anggaran khusus untuk ­mendukung event ini. ­Festival akan diadakan di dua titik di Siak, yaitu ­Kampung Bunsur dan Kota Siak, Sri ­Indrapura, tepatnya di Taman Tengku Agung, dan ­Water Front City. “GMC ini momentum yang ­sangat langka dan luar biasa, melalui GMC ini bagaimana Siak bisa dikenal secara luas, serta mendatangkan manfaat baik bagi daerah ­maupun bagi ­masyarakat sehingga Siak di kenal orang,” sebut Bupati Alfedri yang juga pernah menjadi Camat Sungai Apit di era 90-an. ***

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari