JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Sebanyak 2 tipe subvarian Omicron yang kini masuk dalam radar Organisasi Kesehatan Dunia yakni BA.4 dan BA.5 telah muncul di beberapa negara. Omicron terus melakukan mutasi varian dari awalnya BA.1 BA.2 hingga kini BA.5. Tingkat keparahannya masih diselidiki.
Kedua subvarian ini telah terdeteksi di beberapa negara, termasuk Inggris Raya, Denmark dan Botswana, tetapi sebagian besar telah hadir di Afrika Selatan. Hingga saat ini, kurang dari 200 kasus dari keduanya telah diidentifikasi di seluruh dunia. "Ada kurang dari 200 urutan yang tersedia sejauh ini dan kami berharap ini berubah. Kami melacak virus untuk melihat apakah ada peningkatan dalam deteksi kasus, tetapi sejauh ini kami belum melihat apa pun, perubahan epidemiologi atau keparahan," kata Ahli Epidemiologi WHO dr Maria Van Kerkhove seperti dikutip dalam laporan PBB.
Dilansir dari Newsweek, Ahad (17/4), BA.4 dan BA.5 keduanya mirip dengan BA.2. Akan tetapi ada beberapa mutasi yang membedakannya.
Keduanya memiliki mutasi tambahan di daerah lonjakan bagian dari virus. Mutasi tambahan ini dikenal sebagai L452R dan F486V, dan dikaitkan dengan karakteristik yang berpotensi membuat virus lebih mampu keluar dari sistem kekebalan.
L452R telah terlihat sebelumnya pada varian Covid-19 lainnya seperti Delta. Namun, para ahli mengatakan masih terlalu dini untuk mengetahui dengan pasti bagaimana BA.4 dan BA.5 akan berperilaku.
Profesor mikrobiologi dan imunologi di Louisiana State University Health Shreveport mengatakan, ini adalah garis keturunan baru yang menarik. Ia mengatakan kedua varian iru memiliki mutasi yang berpotensi membantu mereka bersaing dengan garis keturunan lainnya. ‘’Yang paling menarik dan memprihatinkan bagi saya adalah mutasi spike F486V," tambahnya.
"Substitusi asam amino ini lolos dari banyak antibodi penetralisir yang dimiliki orang yang dapat melindungi dari beberapa varian. Maka kondisi ini mendorong pentingnya pengembangan imunisasi polivalen (multi-varian)," jelas para ahli.
Pakar lain juga menegaskan bahwa masih terlalu dini untuk waspada. Kabar baik justru diungkapkan seorang ahli biologi komputasi di Universitas Basel di Swiss, Cornelius Roemer. Ia memaklumi banyak kekhawatiran publik tentang BA.4 dan BA.5. Akan tetapi, kata dia, BA.4 dan BA.5 mungkin menggantikan BA.2, tetapi tak sedrastis ketika Omicron pertama kali muncul.(esi)
Laporan JPG, Jakarta