JAKARTA(RIAUPOS.CO) – Tim gabungan yang terdiri dari Densus 88 Antiteror, Dit Intelkam Polda Sumut, Polres Pelabuhan Belawan dan unsur POM TNI AL menggeledah rumah guru spiritual pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Rabbial Muslim Nasution, 24. Rumah di Jalan Serdang Lingkungan II GHDL Kelurahan Belawan 1 Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, yang didatangi petugas adalah milik ASA alias SA yang disebut sebagai guru spiritual Rabbial.
Namun, petugas tak menemukan SA di rumah. Dia disebut melarikan diri dari penyergapan yang dilakukan tim gabungan. Petugas hanya mendapati rumah yang ditempati SA bersama istrinya, WD dan tiga anaknya dalam keadaan rumah kosong dan pintu digembok. Pengeledahan ini rangkaian yang dilakukan tim gabungan disejumlah tempat yang dilakukan sejak Rabu (13/11).
Dari pengeledahan tersebut, tim gabungan amankan sejumlah barang bukti. Yakni, satu bungkusan putih yang dibalut isolatip, 6 buah pipa yang dibalut isolatip dan dibagi menjadi dua, satu buah tas kulit berwarna coklat, serta satu buah HP android. Serta satu kotak kardus yang di lakban coklat, dan 9 batang pipa dengan panjang sekitar 100 m.
Diketahui di rumah ini kerap dijadikan tempat kumpul SA bersama Dedek dan lainnya. Diketahui pula, selain Dedek dan SA, ada pula Z dan F. Keempatnya diketahui sering berkumpul. “Memang tertutup, untuk ke tetangga (dekat) itu tidak ada. Tidak berdekatan (dengan tetangga), itu tidak. Mereka tertutup, pintu (selalu) tertutup,†ungkap Kepala Lingkungan 5, Indah Pratiwi, seperti dikutip Pojok Sumut (Jawa Pos Group), Jumat (15/11).
Keberadaan SA sendiri, Indah menyebutkan, jika dirinya masih bertemu dengannya pada saat bom bunuh diri terjadi, Rabu (13/11) pagi. Namun, siang harinya rumah sudah dalam keadaan kosong dan digembok. “Terakhir pagi semalam masih ada. Sekitar pukul 13.00 atau Pukul 14.00 WIB sudah tidak ada lagi,†ungkap Indah.
Sedangkan aktivitas dirumah SA, Indah membeberkan, terlihat kerap adanya sejumlah orang berkumpul, yang layaknya kelompok pengajian. Namun, kelompok tersebut tidak terbuka untuk umum, seperti layaknya pengajian lainnya. Aktivitas ini hanya diikuti rekan satu saja. Di rumah tersebut, SA diketahui sudah mendiaminya selama tiga tahun. “Selain SA, ada istri dan tiga anaknya. Itu yang saya tahu,†jelas Indah.
Indah juga menegaskan tidak mengetahui apa aktivitas di rumah tersebut karena memang mereka sangat tertutup. Bahkan kata Indah, pintu rumah itu kerap tertutup.â€Tapi kalau saya yang datang, dia atau istrinya mau (berbicara). Tapi untuk bersosialisasi ke warga lain memang tidak mau,†pungkasnya.
Editor : Deslina
Sumber: Jawapos.com