Jumat, 20 Juni 2025

Presiden Minta Jajarannya Antisipasi Dampak Kekeringan

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Presiden Joko Widodo meminta seluruh jajarannya untuk mengantisipasi dan melakukan langkah-langkah mitigasi terhadap dampak kekeringan di musim kemarau tahun 2019 ini. Hal tersebut disampaikan presiden saat memberikan pengantar dalam rapat terbatas yang digelar di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (15/7/2019).

’’Saya dapat laporan dari BMKG bahwa musim kemarau di 2019 ini akan lebih kering dan mencapai puncaknya di bulan Agustus sampai nanti September,’’ kata presiden.

Beberapa daerah di Indonesia, menurut presiden, sudah mengalami keadaan tanpa hujan dengan rentang waktu yang bervariasi. Mulai dari 21 hari tanpa hujan atau berstatus waspada, 31 hari tanpa hujan atau berstatus siaga, hingga 61 hari tanpa hujan atau berstatus awas.

Baca Juga:  Pemindahan Ibu Kota, Ini Saran Megawati

’’Terjadi di beberapa provinsi, di Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, di Bali, di NTB, di NTT,’’ lanjutnya. Oleh karena itu, presiden meminta para menteri, kepala lembaga, dan gubernur untuk turun melihat langsung ke lapangan dan segera melakukan langkah-langkah antisipasi serta mitigasi terhadap dampak kekeringan ini.

’’Saya juga minta dicek suplai air, baik suplai air bersih maupun suplai air untuk pertanian agar pasokan air terjaga dan risiko terjadinya gagal panen bisa kita hindari. Kalau perlu kita lakukan modifikasi cuaca, pembangunan sumur bor,’’ ujarnya.

Secara khusus, presiden meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk memantau dan mengendalikan potensi titik-titik panas (hotspot) yang ada. ’’Kita harapkan kebakaran hutan, kebakaran lahan gambut bisa kita antisipasi dan kita hindari,’’ katanya.(rls/fas)

Baca Juga:  Kemendikbudristek Nyatakan Formasi Guru PPPK Sudah Terisi 58 Persen

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Presiden Joko Widodo meminta seluruh jajarannya untuk mengantisipasi dan melakukan langkah-langkah mitigasi terhadap dampak kekeringan di musim kemarau tahun 2019 ini. Hal tersebut disampaikan presiden saat memberikan pengantar dalam rapat terbatas yang digelar di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (15/7/2019).

’’Saya dapat laporan dari BMKG bahwa musim kemarau di 2019 ini akan lebih kering dan mencapai puncaknya di bulan Agustus sampai nanti September,’’ kata presiden.

Beberapa daerah di Indonesia, menurut presiden, sudah mengalami keadaan tanpa hujan dengan rentang waktu yang bervariasi. Mulai dari 21 hari tanpa hujan atau berstatus waspada, 31 hari tanpa hujan atau berstatus siaga, hingga 61 hari tanpa hujan atau berstatus awas.

Baca Juga:  Negara Tetangga Puji Langkah Indonesia Dalam Upaya Pencegahan Kabut Asap

’’Terjadi di beberapa provinsi, di Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, di Bali, di NTB, di NTT,’’ lanjutnya. Oleh karena itu, presiden meminta para menteri, kepala lembaga, dan gubernur untuk turun melihat langsung ke lapangan dan segera melakukan langkah-langkah antisipasi serta mitigasi terhadap dampak kekeringan ini.

’’Saya juga minta dicek suplai air, baik suplai air bersih maupun suplai air untuk pertanian agar pasokan air terjaga dan risiko terjadinya gagal panen bisa kita hindari. Kalau perlu kita lakukan modifikasi cuaca, pembangunan sumur bor,’’ ujarnya.

- Advertisement -

Secara khusus, presiden meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk memantau dan mengendalikan potensi titik-titik panas (hotspot) yang ada. ’’Kita harapkan kebakaran hutan, kebakaran lahan gambut bisa kita antisipasi dan kita hindari,’’ katanya.(rls/fas)

Baca Juga:  Langkah Penanganan Covid-19 Dipertanyakan
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Presiden Joko Widodo meminta seluruh jajarannya untuk mengantisipasi dan melakukan langkah-langkah mitigasi terhadap dampak kekeringan di musim kemarau tahun 2019 ini. Hal tersebut disampaikan presiden saat memberikan pengantar dalam rapat terbatas yang digelar di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (15/7/2019).

’’Saya dapat laporan dari BMKG bahwa musim kemarau di 2019 ini akan lebih kering dan mencapai puncaknya di bulan Agustus sampai nanti September,’’ kata presiden.

Beberapa daerah di Indonesia, menurut presiden, sudah mengalami keadaan tanpa hujan dengan rentang waktu yang bervariasi. Mulai dari 21 hari tanpa hujan atau berstatus waspada, 31 hari tanpa hujan atau berstatus siaga, hingga 61 hari tanpa hujan atau berstatus awas.

Baca Juga:  Tindakan Anarkis di Papua Tak Dibiarkan

’’Terjadi di beberapa provinsi, di Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, di Bali, di NTB, di NTT,’’ lanjutnya. Oleh karena itu, presiden meminta para menteri, kepala lembaga, dan gubernur untuk turun melihat langsung ke lapangan dan segera melakukan langkah-langkah antisipasi serta mitigasi terhadap dampak kekeringan ini.

’’Saya juga minta dicek suplai air, baik suplai air bersih maupun suplai air untuk pertanian agar pasokan air terjaga dan risiko terjadinya gagal panen bisa kita hindari. Kalau perlu kita lakukan modifikasi cuaca, pembangunan sumur bor,’’ ujarnya.

Secara khusus, presiden meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk memantau dan mengendalikan potensi titik-titik panas (hotspot) yang ada. ’’Kita harapkan kebakaran hutan, kebakaran lahan gambut bisa kita antisipasi dan kita hindari,’’ katanya.(rls/fas)

Baca Juga:  Alga untuk Segarkan Ruangan

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari