(RIAUPOS.CO) – Nini sedang sibuk membuat soto di dapur. Rekan kerja anak pertamanya akan datang makan siang ke rumah.
Dia dibantu dua adik perempuannya, Imo dan Ulik.
Lalu, Imo melihat kuah soto yang ada di atas kompor. Ia pun mencicipi kuah itu.
"Kurang bumbu sotonya ini, Kak," kata Imo ke Nini.
- Advertisement -
Nini pun meminta Imo untuk menambahkan bumbu soto ke dalam kuah.
"Yang ini, kan?" tanya Imo sambil menunjukkan toples yang ada di dekat kompor gas.
- Advertisement -
Tanpa melihat toples itu, Nini mengiyakan.
Tak lama kemudian, gantian Ulik yang mencicipi kuah soto.
"Kok pedas gini kuah sotonya, Kak?" kata Ulik.
Semua kaget. Apalagi Nini.
Ternyata setelah ditanya-tanya, Imo salah memasukkan bumbu. Toples yang dikiranya berisi bumbu soto, ternyata adalah cabai rawit giling yang sudah dimasak. Alamaaak…!!
Nini pun hanya bisa diam. Waktu tinggal dua jam lagi jelang teman anaknya datang.
Akhirnya, mereka kembali sibuk membuat kuah soto yang baru.(yls)
(RIAUPOS.CO) – Nini sedang sibuk membuat soto di dapur. Rekan kerja anak pertamanya akan datang makan siang ke rumah.
Dia dibantu dua adik perempuannya, Imo dan Ulik.
Lalu, Imo melihat kuah soto yang ada di atas kompor. Ia pun mencicipi kuah itu.
"Kurang bumbu sotonya ini, Kak," kata Imo ke Nini.
Nini pun meminta Imo untuk menambahkan bumbu soto ke dalam kuah.
"Yang ini, kan?" tanya Imo sambil menunjukkan toples yang ada di dekat kompor gas.
Tanpa melihat toples itu, Nini mengiyakan.
Tak lama kemudian, gantian Ulik yang mencicipi kuah soto.
"Kok pedas gini kuah sotonya, Kak?" kata Ulik.
Semua kaget. Apalagi Nini.
Ternyata setelah ditanya-tanya, Imo salah memasukkan bumbu. Toples yang dikiranya berisi bumbu soto, ternyata adalah cabai rawit giling yang sudah dimasak. Alamaaak…!!
Nini pun hanya bisa diam. Waktu tinggal dua jam lagi jelang teman anaknya datang.
Akhirnya, mereka kembali sibuk membuat kuah soto yang baru.(yls)
