SERGAI (RIAUPOS.CO) – Seorang personil kepolisian yang bertugas Satres Narkoba Polres Sergai, Aiptu Pariadi (47), diduga menembak mati istrinya, Fitri Handayani (45), sebelum bunuh diri dengan cara menembak kepalanya sendiri. Peristiwa berlangsung di Dusun VI Pematang Kayu Arang, Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan, Serdangbedagai, Sumut, Sabtu (6/10) malam.
Awalnya malam itu sekira pukul 22.00 WIB, anak korban, Faisal Dwi Apandi (16) alias Ical, terbangun dari tidurnya karena mendengar suara letusan tembakan sebanyak 2 kali. Terkejut mendengar suara letusan tembakan, Faisal keluar dari kamarnya dan melihat ibunya, Fitri Handayani telah terkapar bersimbah darah di atas kasur, tepat di depan TV di ruang keluarga.
Saat bengong melihat ibunya terkapar bersimbah darah, Faisal masih melihat ayahnya (Aiptu Pariadi) berdiri di depan pintu ruang tamu tengah, memegang pistol miliknya. Sang ayah kemudian mengarahkan pistol ke kepalanya sendiri dan menembaknya 1 kali.
Dorrr! Seketika Aiptu Pariadi terjatuh bersimbah darah dan tewas di lokasi. Syok dan ketakutan, Faisal anak kedua dari tiga bersaudara itun
langsung berteriak sambil berlari kencang ke rumah kakeknya yang hanya berjarak 20 meter dari rumah korban. “Kakekkkk… tengok dulu bapak sama mamak di rumah,” jerit Faisal kepada kakeknya Pairan (70).
Bersama cucunya, keduanya bergegas ke rumah korban. Pairan terkejut dan menangis melihat anak dan menantunya sudah tewas bersimbah darah. “Astagafirullah allazim… kok beginilah,” ucap Pairan.
Peristiwa ini pun diberitahukannya kepada menantunya yang juga anggota Polri, Aiptu Heri Siswanto, dengan cara meneleponya.
“Saat kutelepon, nomor hape menantuku tidak aktif. Lalu aku mencoba mendatangi rumah mereka dan memberitahukan kejadian ini,” bilang Pairan.
Bersama Aiptu Heri, Pairan pun bergegas menuju ke rumah korban. Selanjutnya, Aiptu Heri memberitahukan kejadian ini kepada Satreskrim Polres Sergai.
Tidak berapa lama, Tim Inafis dan Satreskrim Polres Sergai datang melakukan olah TKP di lokasi.
Turut hadir dalam olah TKP itu Kapolres Sergai AKBP H Juliarman Eka Putra Pasaribu, Waka Polres , Sat Narkoba, Sat Intelkam, Si Propam, Tim Inafis Polres Sergai dan Kapolsek Perbaungan.
Dari hasil olah TKP di lokasi, ditemukan barang bukti pistol jenis revolver milik Polri, silinder senpi 3 buah selongsong peluru, dan 2 butir peluruh aktif. Selanjutnya jenazah pasutri itu diboyong ke RSUD Sultan Sulaiman guna dilakukan otopsi.
Usai diotopsi, kedua jenazah dibawa ke rumah duka menggunakan mobil ambulans milik Polres Sergai dan RSUD Sultan Sulaiman, dengan pengawalan Satlantas Polres Sergai.
Saat iringan mobil ambulans tiba di rumah duka, isak tangis pihak keluarga tak terbendung. Ketiga anak korban pun sesenggukan menahan sedih, melihat kedua orang tuanya dikafani untuk dikebumikan di TPU dusun I Desa Naga Kisar Kecamatan Pantai Cermin.
Kesaksian para tetangga, awalnya mereka terkejut mendengar suara letusan senjata api dari rumah yang dihuni personel Aiptu Pariadi, Sabtu malam.
Sugianto mengaku mendengar tiga kali suara tembakan dari rumah Pariadi. Tak lama kemudian juga terdengar suara anak mereka menangis. Saat peristiwa itu terjadi, kedua korban berada di rumah bersama dua anaknya yang tengah tertidur. Sementara anak pertamanya belum pulang ke rumah.
Udin, salah seorang warga menjelaskan masyarakat sekitar penasaran mendengar anak korban memanggil kakeknya untuk segera datang ke rumahnya. Begitu sampai rumah korban, Udin melihat kedua korban telah tewas. “Sudah meninggal dan bagian kepalanya sudah berlumuran darah. Kayak ada lubang bekas tembakan. Jarak mayatnya paling 3 meter aja,” ujarnya.
Kapolres Serdang Bedagai, AKBP Juliarman Pasaribu membenarkan dugaan bahwa Aiptu Pariadi menembak istrinya sebelum bunuh diri. “Diduga ada dua tembakan (ke istri korban), sesuai keterangan saksi anaknya sendiri.Pandangan kasat mata, ada tiga luka di kepala. Artinya ada tiga kali letusan senjata api,” kata ,” ujar Juliarman, Minggu (6/10).
Diketahui Pariadi dan Fitri memiliki tiga anak. Sebelum ditemukan tewas mengenaskan, keduanya sempat cekcok di ruang tengah rumah mereka. Saat itu, dua anak korban berada di rumah. Sedangkan anak sulungnya sedang keluar rumah. Percekcokan diketahui dari keterangan anak korban. Sebelum cekcok, keduanya bahkan sempat tidak saling berkomunikasi.
“Kata anaknya mereka tidak saling komunikasi,” ungkap AKBP Juliarman. Namun belum diketahui secara pasti apa permasalahannya.
Hingga kini kasus tewasnya pasangan suami istri itu masih diselidiki. “Sesuai prosedur yang berlaku masih dalam penyelidikan apa yang menjadi penyebab motif pelaku. Pas di lokasi ada di tangannya (pistol). Istri korban diduga ada dua lubang di bagian depan,” kata Juliarman, Minggu (6/10).
Tentang Aiptu Pariadi, Juliarman mengaku selama ini tidak ada masalah. “Sehari-hari di kantor bagus, tak pernah ada masalah. Baik supel, suka bercanda,” ujar dia.
Di rumah duka, Kapolres mengucapkan turut berduka cita sedalam-dalamnya atas peristiwa tersebut dan meminta keluarga tetap bersabar.
Menurut Kapolres, selama bertugas almarhum Aiptu Pariadi telah memberikan dedikasi dan loyalitas yang sangat baik kepada Polres Sergai. “Almarhum tidak pernah membuat perbuatan tercela dan selalu menjadi suri tauladan dan menjadi rekan yang baik sesama rekannya. Mudah-mudahan amal ibadah almarhum dan istri diterima di sisi-Nya,” kata Kapolres.
Kapolres juga memberikan tali asih kepada ketiga anak korban.
Kasatnarkoba Polres Sergai AKP Martualesi Sitepu mengatakan, jajaran Satnarkoba Polres Sergai sangat terpukul atas peristiwa yang menimpa personilnya. “Semasa hidupnya, Aiptu Pariadi adalah Kepala Tim (Katim) 1 di Satnarkoba Polres Sergai. Selama ini ia diandalkan di lapangan,” katanya.
Sumber: Sumutpos.co
Editor: E Sulaiman