Sabtu, 9 November 2024

Jemaah Haji Diminta Waspadai “Heat Stroke”

- Advertisement -

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Dokter spesialis saraf dr Untung Gunarto Sp.S. MM mengingatkan jemaah calon haji untuk mewaspadai heat stroke yang ditandai dengan peningkatan suhu tubuh, terutama pada saat melakukan kegiatan di luar ruang dengan kondisi cuaca panas yang ekstrem.

“Kami perlu mengingatkan para calon haji untuk mewaspadai heat stroke, yaitu suatu kondisi kegawatdaruratan yang ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh mencapai lebih dari 40 derajat celcius dan adanya gangguan pada sistem saraf,” katanya ketika dihubungi dari Jakarta, Selasa (7/6/2022).

- Advertisement -

Hal tersebut disampaikan mengingat kondisi cuaca di Tanah Suci beberapa hari terakhir ini berkisar antara 30-43 derajat celcius dengan tingkat kelembaban rata-rata sekitar delapan persen.

Pelaksana Tugas Direktur RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo (RSMS) Purwokerto tersebut menjelaskan dalam kondisi cuaca yang ekstrem dikhawatirkan terjadi peningkatan produksi panas serta terjadi kegagalan proses dalam tubuh untuk mengendalikan panas tersebut.

Baca Juga:  Posko Jaga Desa Terbukti Tingkatkan Kepatuhan Masyarakat

Heat stroke ini lebih banyak disebabkan adanya peningkatan produksi panas akibat aktivitas fisik yang berlebihan dan penurunan kemampuan untuk beradaptasi dengan iklim, terutama pada lansia yang biasanya mengalami penurunan kemampuan dalam respons adaptasi terhadap kondisi lingkungan,” katanya.

- Advertisement -

Dokter Untung menambahkan heat stroke juga berkaitan dengan kebutuhan air dalam tubuh dan respons fisiologis yang sesuai terhadap cuaca panas.

Heat stroke merupakan kondisi cidera panas yang paling serius dan dapat menyebabkan kematian. Heat stroke ini bisa terjadi karena kegagalan proses pengendalian panas dan kegagalan sistem jantung serta pembuluh darah tubuh kita, seseorang bisa saja terserang heat stroke walau kondisi sehat,” katanya.

Baca Juga:  Jatuh Setelah 4 Menit Lepas Landas

Dia menyebutkan bahwa tanda-tanda heat stroke adalah peningkatan suhu tubuh hingga di atas 40.5 derajat Celcius, delirium atau kebingungan, gangguan nafas, peningkatan irama jantung, muncul rasa berdebar, dan penurunan tekanan darah atau hipotensi.

“Pada kasus yang lebih berat bisa mengalami kejang dan koma, selain itu juga bisa menyebabkan perubahan kondisi mental,” katanya.

Tanda-tanda heat stroke yang mengancam jiwa, tambah dia, adalah terjadinya proses perdarahan, seperti mimisan, pendarahan dari pembuluh vena, luka memar, bengkak paru dan adanya tanda-tanda dari gagal ginjal akut,” katanya.

Untuk itu, kata dia, penting untuk memperbanyak konsumsi air guna meminimalisasi risiko dehidrasi dan heat stroke .

“Calon haji perlu memperbanyak konsumsi air guna menghindari dehidrasi saat melakukan rangkaian ibadah di Tanah Suci,” katanya.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Dokter spesialis saraf dr Untung Gunarto Sp.S. MM mengingatkan jemaah calon haji untuk mewaspadai heat stroke yang ditandai dengan peningkatan suhu tubuh, terutama pada saat melakukan kegiatan di luar ruang dengan kondisi cuaca panas yang ekstrem.

“Kami perlu mengingatkan para calon haji untuk mewaspadai heat stroke, yaitu suatu kondisi kegawatdaruratan yang ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh mencapai lebih dari 40 derajat celcius dan adanya gangguan pada sistem saraf,” katanya ketika dihubungi dari Jakarta, Selasa (7/6/2022).

Hal tersebut disampaikan mengingat kondisi cuaca di Tanah Suci beberapa hari terakhir ini berkisar antara 30-43 derajat celcius dengan tingkat kelembaban rata-rata sekitar delapan persen.

- Advertisement -

Pelaksana Tugas Direktur RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo (RSMS) Purwokerto tersebut menjelaskan dalam kondisi cuaca yang ekstrem dikhawatirkan terjadi peningkatan produksi panas serta terjadi kegagalan proses dalam tubuh untuk mengendalikan panas tersebut.

Baca Juga:  Penyerang Novel hanya Dijerat Pasal Pengeroyokan

Heat stroke ini lebih banyak disebabkan adanya peningkatan produksi panas akibat aktivitas fisik yang berlebihan dan penurunan kemampuan untuk beradaptasi dengan iklim, terutama pada lansia yang biasanya mengalami penurunan kemampuan dalam respons adaptasi terhadap kondisi lingkungan,” katanya.

Dokter Untung menambahkan heat stroke juga berkaitan dengan kebutuhan air dalam tubuh dan respons fisiologis yang sesuai terhadap cuaca panas.

Heat stroke merupakan kondisi cidera panas yang paling serius dan dapat menyebabkan kematian. Heat stroke ini bisa terjadi karena kegagalan proses pengendalian panas dan kegagalan sistem jantung serta pembuluh darah tubuh kita, seseorang bisa saja terserang heat stroke walau kondisi sehat,” katanya.

Baca Juga:  Pesan RA Kartini Menguatkan Hati yang Gundah karena Corona

Dia menyebutkan bahwa tanda-tanda heat stroke adalah peningkatan suhu tubuh hingga di atas 40.5 derajat Celcius, delirium atau kebingungan, gangguan nafas, peningkatan irama jantung, muncul rasa berdebar, dan penurunan tekanan darah atau hipotensi.

“Pada kasus yang lebih berat bisa mengalami kejang dan koma, selain itu juga bisa menyebabkan perubahan kondisi mental,” katanya.

Tanda-tanda heat stroke yang mengancam jiwa, tambah dia, adalah terjadinya proses perdarahan, seperti mimisan, pendarahan dari pembuluh vena, luka memar, bengkak paru dan adanya tanda-tanda dari gagal ginjal akut,” katanya.

Untuk itu, kata dia, penting untuk memperbanyak konsumsi air guna meminimalisasi risiko dehidrasi dan heat stroke .

“Calon haji perlu memperbanyak konsumsi air guna menghindari dehidrasi saat melakukan rangkaian ibadah di Tanah Suci,” katanya.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari