Senin, 7 April 2025
spot_img

MUI Bakal Gunakan Kecerdasan Buatan untuk Kepentingan Dakwah

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengkaji strategi penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam dakwah Islam. Kesimpulan dalam diskusi yang digelar Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI menyebutkan umat Islam harus memanfaatkan kecerdasan buatan untuk kepentingan dakwah.

Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Ahmad Zubaidi menuturkan kecerdasan buatan yang terus berkembang saat ini harus dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dakwah. Selain itu juga mempermudah mencari solusi keagamaan. ’’Serta menjadi teman keseharian yang menguntungkan,’’ katanya, Jumat (5/3).

Untuk itu, Zubaidi mengatakan MUI bakal memberi pengetahuan kepada para dai tentang perkembangan kecerdasan buatan. Menurut dia kecerdasan buatan memiliki kaitan erat dengan dunia dakwah. Selain itu kecerdasan buatan sebagai sebuah teknologi sifatnya adalah bebas nilai. Sehingga tergantung siapa yang memanfaatkannya.

Baca Juga:  Novel Baswedan Minta Pelaku Dibebaskan

Dia menjelaskan kecerdasan buatan adalah sistem buatan manusia yang berdasarkan pada kumpulan data besar. Dari kumpulan data itu, sistem kecerdasan buatan dapat mengambil keputusan layaknya manusia. ’’Dengan memanfaatkan AI seorang dai dapat mengenali karakter mad’ud-nya atau objek dakwahnya,’’ jelasnya. Setelah mengetahui karakter tersebut, maka pesan dakwahnya dapat menyesuaikan.

Wakil Ketua Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI Wahfiudin Sakam menjelaskan kecerdasan buatan bisa melahirkan ancaman jika umat Islam tidak tanggap memahami dan mengadopsinya. Menurut dia kecerdasan buatan dapat dimanfaatkan secara negatif misalnya untuk kegiatan radikalisasi, terorisme, dan pemurtadan.

Pada kesempatan itu Wahfiudin mencontohkan Dubai sebagai negara pertama yang memanfaatkan kecerdasan buatan untuk keagamaan. Khususnya pemanfaatan kecerdasan buatan untuk membuat sistem fatwa berbasis aplikasi. Di dalam sistem itu terdapat 250 fatwa mengenai salat dan kegiatan keagamaan lainnya.

Baca Juga:  Mencoba Rebut Senpi Polisi, Begal Ditembak Mati

Dia berharap MUI dapat mencontoh Dubai yang lebih dahulu memanfaatkan kecerdasan buatan untuk kegiatan keagamaan. Dengan sistem tersebut masyarakat dapat dengan mudah mengakses fatwa, pendidikan keislaman, serta panduan keuangan Syariah. Secara teknis umat dapat mengajukan pertanyaan kemudian dijawab oleh sistem yang sudah dibekali dengan kecerdasan buatan.(wan/jpg)

Sumber: Jawa Pos

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengkaji strategi penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam dakwah Islam. Kesimpulan dalam diskusi yang digelar Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI menyebutkan umat Islam harus memanfaatkan kecerdasan buatan untuk kepentingan dakwah.

Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Ahmad Zubaidi menuturkan kecerdasan buatan yang terus berkembang saat ini harus dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dakwah. Selain itu juga mempermudah mencari solusi keagamaan. ’’Serta menjadi teman keseharian yang menguntungkan,’’ katanya, Jumat (5/3).

Untuk itu, Zubaidi mengatakan MUI bakal memberi pengetahuan kepada para dai tentang perkembangan kecerdasan buatan. Menurut dia kecerdasan buatan memiliki kaitan erat dengan dunia dakwah. Selain itu kecerdasan buatan sebagai sebuah teknologi sifatnya adalah bebas nilai. Sehingga tergantung siapa yang memanfaatkannya.

Baca Juga:  Mencoba Rebut Senpi Polisi, Begal Ditembak Mati

Dia menjelaskan kecerdasan buatan adalah sistem buatan manusia yang berdasarkan pada kumpulan data besar. Dari kumpulan data itu, sistem kecerdasan buatan dapat mengambil keputusan layaknya manusia. ’’Dengan memanfaatkan AI seorang dai dapat mengenali karakter mad’ud-nya atau objek dakwahnya,’’ jelasnya. Setelah mengetahui karakter tersebut, maka pesan dakwahnya dapat menyesuaikan.

Wakil Ketua Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI Wahfiudin Sakam menjelaskan kecerdasan buatan bisa melahirkan ancaman jika umat Islam tidak tanggap memahami dan mengadopsinya. Menurut dia kecerdasan buatan dapat dimanfaatkan secara negatif misalnya untuk kegiatan radikalisasi, terorisme, dan pemurtadan.

Pada kesempatan itu Wahfiudin mencontohkan Dubai sebagai negara pertama yang memanfaatkan kecerdasan buatan untuk keagamaan. Khususnya pemanfaatan kecerdasan buatan untuk membuat sistem fatwa berbasis aplikasi. Di dalam sistem itu terdapat 250 fatwa mengenai salat dan kegiatan keagamaan lainnya.

Baca Juga:  BRI Kantor Cabang Perawang Latih 100 Pelaku UMKM

Dia berharap MUI dapat mencontoh Dubai yang lebih dahulu memanfaatkan kecerdasan buatan untuk kegiatan keagamaan. Dengan sistem tersebut masyarakat dapat dengan mudah mengakses fatwa, pendidikan keislaman, serta panduan keuangan Syariah. Secara teknis umat dapat mengajukan pertanyaan kemudian dijawab oleh sistem yang sudah dibekali dengan kecerdasan buatan.(wan/jpg)

Sumber: Jawa Pos

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

MUI Bakal Gunakan Kecerdasan Buatan untuk Kepentingan Dakwah

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengkaji strategi penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam dakwah Islam. Kesimpulan dalam diskusi yang digelar Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI menyebutkan umat Islam harus memanfaatkan kecerdasan buatan untuk kepentingan dakwah.

Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Ahmad Zubaidi menuturkan kecerdasan buatan yang terus berkembang saat ini harus dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dakwah. Selain itu juga mempermudah mencari solusi keagamaan. ’’Serta menjadi teman keseharian yang menguntungkan,’’ katanya, Jumat (5/3).

Untuk itu, Zubaidi mengatakan MUI bakal memberi pengetahuan kepada para dai tentang perkembangan kecerdasan buatan. Menurut dia kecerdasan buatan memiliki kaitan erat dengan dunia dakwah. Selain itu kecerdasan buatan sebagai sebuah teknologi sifatnya adalah bebas nilai. Sehingga tergantung siapa yang memanfaatkannya.

Baca Juga:  Mencoba Rebut Senpi Polisi, Begal Ditembak Mati

Dia menjelaskan kecerdasan buatan adalah sistem buatan manusia yang berdasarkan pada kumpulan data besar. Dari kumpulan data itu, sistem kecerdasan buatan dapat mengambil keputusan layaknya manusia. ’’Dengan memanfaatkan AI seorang dai dapat mengenali karakter mad’ud-nya atau objek dakwahnya,’’ jelasnya. Setelah mengetahui karakter tersebut, maka pesan dakwahnya dapat menyesuaikan.

Wakil Ketua Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI Wahfiudin Sakam menjelaskan kecerdasan buatan bisa melahirkan ancaman jika umat Islam tidak tanggap memahami dan mengadopsinya. Menurut dia kecerdasan buatan dapat dimanfaatkan secara negatif misalnya untuk kegiatan radikalisasi, terorisme, dan pemurtadan.

Pada kesempatan itu Wahfiudin mencontohkan Dubai sebagai negara pertama yang memanfaatkan kecerdasan buatan untuk keagamaan. Khususnya pemanfaatan kecerdasan buatan untuk membuat sistem fatwa berbasis aplikasi. Di dalam sistem itu terdapat 250 fatwa mengenai salat dan kegiatan keagamaan lainnya.

Baca Juga:  Flu Burung Merebak, Kemenkes Waspada

Dia berharap MUI dapat mencontoh Dubai yang lebih dahulu memanfaatkan kecerdasan buatan untuk kegiatan keagamaan. Dengan sistem tersebut masyarakat dapat dengan mudah mengakses fatwa, pendidikan keislaman, serta panduan keuangan Syariah. Secara teknis umat dapat mengajukan pertanyaan kemudian dijawab oleh sistem yang sudah dibekali dengan kecerdasan buatan.(wan/jpg)

Sumber: Jawa Pos

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengkaji strategi penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam dakwah Islam. Kesimpulan dalam diskusi yang digelar Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI menyebutkan umat Islam harus memanfaatkan kecerdasan buatan untuk kepentingan dakwah.

Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Ahmad Zubaidi menuturkan kecerdasan buatan yang terus berkembang saat ini harus dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dakwah. Selain itu juga mempermudah mencari solusi keagamaan. ’’Serta menjadi teman keseharian yang menguntungkan,’’ katanya, Jumat (5/3).

Untuk itu, Zubaidi mengatakan MUI bakal memberi pengetahuan kepada para dai tentang perkembangan kecerdasan buatan. Menurut dia kecerdasan buatan memiliki kaitan erat dengan dunia dakwah. Selain itu kecerdasan buatan sebagai sebuah teknologi sifatnya adalah bebas nilai. Sehingga tergantung siapa yang memanfaatkannya.

Baca Juga:  Polres Dumai-KNPI Bersinergi

Dia menjelaskan kecerdasan buatan adalah sistem buatan manusia yang berdasarkan pada kumpulan data besar. Dari kumpulan data itu, sistem kecerdasan buatan dapat mengambil keputusan layaknya manusia. ’’Dengan memanfaatkan AI seorang dai dapat mengenali karakter mad’ud-nya atau objek dakwahnya,’’ jelasnya. Setelah mengetahui karakter tersebut, maka pesan dakwahnya dapat menyesuaikan.

Wakil Ketua Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI Wahfiudin Sakam menjelaskan kecerdasan buatan bisa melahirkan ancaman jika umat Islam tidak tanggap memahami dan mengadopsinya. Menurut dia kecerdasan buatan dapat dimanfaatkan secara negatif misalnya untuk kegiatan radikalisasi, terorisme, dan pemurtadan.

Pada kesempatan itu Wahfiudin mencontohkan Dubai sebagai negara pertama yang memanfaatkan kecerdasan buatan untuk keagamaan. Khususnya pemanfaatan kecerdasan buatan untuk membuat sistem fatwa berbasis aplikasi. Di dalam sistem itu terdapat 250 fatwa mengenai salat dan kegiatan keagamaan lainnya.

Baca Juga:  Ini Kelebihan dan Kekurangan Sunat dengan Metode Laser

Dia berharap MUI dapat mencontoh Dubai yang lebih dahulu memanfaatkan kecerdasan buatan untuk kegiatan keagamaan. Dengan sistem tersebut masyarakat dapat dengan mudah mengakses fatwa, pendidikan keislaman, serta panduan keuangan Syariah. Secara teknis umat dapat mengajukan pertanyaan kemudian dijawab oleh sistem yang sudah dibekali dengan kecerdasan buatan.(wan/jpg)

Sumber: Jawa Pos

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari