Salah satu yang ’’diuntungkan†dengan pembatalan GP Qatar dan penundaan GP Thailand adalah Aprilia. Mereka jadi punya waktu ekstra untuk menanti vonis atas kasus doping yang menimpa salah seorang rider-nya, Andrea Iannone.
Aprilia harus mengawali musim 2020 dengan ketidakpastian. Situasi yang membuat persiapan tim sedikit kacau. Kasus doping Iannone yang tak kunjung terang sedikit banyak bakal mengganggu persiapan tim.
Sampai kemarin, belum ada keputusan resmi dari Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) terkait kasus rider Italia tersebut.
Bukan hanya itu. Ketika acara peluncuran tim digelar, perseteruan internal langsung pecah. Penyebabnya adalah saling klaim keberhasilan pengembangan motor antara Aleix Espargaro dan Andrea Iannone.
’’Mulai hari ini (saat peluncuran tim), hubungan pertemananku dengan Andrea putus. Dia tidak bisa menghargai hasil kerja orang lain,’’ ucap Espargaro merutuk di depan wartawan.
Motor baru Aprilia RS-GP 20 memang mengalami kemajuan pesat. Itu tecermin dari dua kali tes pramusim yang berlangsung di Sepang dan Qatar. Espargaro melakukan long run atau simulasi balapan pada hari terakhir tes pramusim Qatar (24/2) selama 13 lap dan merasa puas dengan hasilnya.
’’Secara keseluruhan, kami dapat memastikan potensi RS-GP sejak tes pramusim di Sepang. Terutama, saat dalam simulasi balapan, aku bisa mempertahankan kecepatan dengan bagus menggunakan ban bekas,’’ terang pembalap veteran MotoGP itu dikutip situs resmi Aprilia.
Tim insinyur Aprilia merombak V4 Aprilia dengan mengubah kemiringan sudutnya menjadi 90 derajat. Mengikuti konfigurasi mesin Honda dan Ducati. Langkah tersebut terbukti memberikan power luar biasa pada mesin RS-GP. Enam pabrikan MotoGP hanya berjarak tak lebih dari satu detik.
Sejak kembali ke kelas premier pada 2015, Aprilia belum mampu bersaing dengan tim papan atas. Musim lalu, mereka bertengger di posisi kesembilan. Hanya lebih baik dari dua tim satelit, KTM Tech3 dan Reale Avintia.
Tetapi, daya juang tim-tim Eropa selalu pantas diacungi jempol ketika harus bertarung dengan raksasa-raksasa Jepang yang memiliki sumber daya manusia dan finansial lebih besar.
CEO Aprilia Massimo Rivola mengungkapkan, di Sepang, mereka datang dengan dua motor prototipe. Karena itu, rider bisa lebih leluasa membandingkannya. Itu tidak terjadi tahun lalu.
Untuk memberikan apresiasi kepada para insinyur, di sekujur bodi RS-GP dipajang satu per satu nama-nama mereka. Livery itu dipakai sampai corak baru Aprilia diluncurkan secara resmi bulan lalu.
’’Aku sangat puas dengan kinerja segenap tim di Noale (markas Aprilia di Italia). Kini kerja keras mereka mulai terasa terbayar,’’ ucapnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman