Minggu, 13 Oktober 2024

Meneladani Pemikiran Sastrawan Besar Indonesia AA Navis, Peringatan 100 Tahun

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pemikiran sastrawan besar Indonesia, AA Navis, patut diteladani oleh generasi terkini. Dalam karya sastra yang ditulisnya, baik cerpen, novel, maupun buku-buku teksnya, Navis mengisyaratkan dirinya sebagai manusia yang berpikir dan bertindak merdeka. Itulah mengapa badan PBB, UNESCO, kemudian menetapkan peringatan 100 tahun kelahirannya tahun 2024 ini.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Riau (BBPR), Toha Machsum MAg, mengatakan hal itu saat pembukaan acara Peringatan 100 Tahun AA Navis. Acara tersebut dipusatkan di Perpustakaan Soeman Hs, Pekanbaru, Senin (30/9). Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Mimi Yulianti Nazir, para sastrawan, pembicara diskusi, juri lomba, perwakilan komunitas sastra dan literasi, dan undangan lainnya.

- Advertisement -

Menurut Toha, tak banyak sastrawan dunia yang 100 tahun kelahirannya diperingati atas ketetapan UNESCO. Navis, kata Toha, menjadi sastrawan yang istimewa.

“AA Navis sudah menginspirasi masyarakat dunia dengan pemikiran dan karyanya. Dia bertindak lokal sebagai orang Minangkabau, Sumatra Barat, tetapi pikirannya sangat global menembus batas negara,” jelas Toha.

- Advertisement -

Peringatan 100 Tahun AA Navis dilakukan di 30 Balai/Kantor Bahasa se-Indonesia dalam rentang waktu Maret-November 2024, tingkat nasional di Jakarta (17-19 November), dan tingkat internasional akan diselenggarakan UNESCO di Paris, Prancis, pada 11-15 November.

Baca Juga:  Pemecahan Rekor Penari dan Bangga Berbusana Melayu

Sebelumnya, kata Toha, UNESCO telah menetapkan Peringatan 100 Tahun AA Navis saat penutupan Sidang Umum ke-42 UNESCO di Paris, pada 22 November 2023. Peringatan itu akan dilakukan sepanjang 2024, bersamaan dengan 100 AA Navis yang lahir di Padangpanjang, Sumatra Barat (Sumbar), pada 17 November 1924 tersebut.

UNESCO menganggap lelaki bernama panjang Ali Akbar Navis tersebut sebagai salah satu tokoh terkemuka yang membantu membentuk peradaban dunia bersama melalui kontribusinya pada pengayaan budaya untuk pemahaman universal dan perdamaian. Termasuk lingkungan, yakni tentang perubahan iklim. Juga toleransi beragama. Navis sendiri adalah seorang sastrawan (cerpenis dan novelis) dan intelektual terkemuka Sumbar dengan ciri khas kritik satir pada karya-karyanya.

“Kita harus bangga dengan keputusan yang dibuat UNESCO tersebut. Tidak banyak sastrawan dunia yang mendapatkan penghargaan seperti ini, di mana 100 tahun sejak dia lahir diperingati bukan hanya di Indonesia, tetapi dunia,” kata Toha.

Kadispersip Riau, Mimi Yuliani Nazir, yang membuka kegiatan tersebut, mengatakan, Peringatan 100 Tahun AA Navis harus menjadi inspirasi di kalangan para sastrawan dan calon sastrawan, juga para pegiat literasi, termasuk di Riau, tentang bagaimana karya sastra bisa melahirkan pemikiran adiluhung bagi dunia.

“Mari kita jadikan karya dan pemikiran AA Navis sebagai inspirasi bagi dunia sastra dan literasi kita,” ujar mantan Kadis Kesehatan Riau tersebut.

Baca Juga:  Menyala, Lampu Colok Berbentuk Masjid Tiga Dimensi di Kampung Langkai

Koordinator acara, Yeni Maulina SPd, menjelaskan, ada tiga acara yang diselenggarakan dalam kegiatan ini, yakni pertunjukan mendongeng untuk anak, lomba karya poster tentang AA Navis bagi siswa SD, SMP, dan SMA sederajat, dan diskusi gelar wicara bertajuk “Menjadi Manusia Merdeka di Mata AA Navis”.
Juri untuk lomba poster adalah Furqon LW, Aidil Adri, dan Yulita Fitriana. Kemudian dua pembicara diskusi “Menjadi Manusia Merdeka di Mata AA Navis” adalah Marhalim Zaini dan Luzi Diamanda. Sedang pendongeng untuk anak adalah Evelyn Tanugraha. Seluruh kegiatan tersebut diselesaikan hingga siang hari.

Kata Yeni, ada 180 peserta yang terlibat dalam rangkaian ini. Beberpa sastrawan yang hadir antara lain Kunni Masrohanti, Anton WP, Siti Salmah, Sugiarti, Alvi Puspita, Bambang Karyawan, dan lainnya. Kemudian, beberapa komunitas sastra dan literasi yang hadir antara lain Komunitas Paragraf, Suku Seni Riau, TBM Iqra, Mentari Sago, Teratak Literasi, Pekanbaru Book Party, Raudhatul Ilmi, Sehati, Forum TBM Riau, Forum TBM Pekanbaru, Kotak Baca, Azzamy Library, dan yang lainnya.

“Terima kasih kepada semua pihak yang ikut menyukseskan kegiatan ini,” ujar Yeni.(hbk)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pemikiran sastrawan besar Indonesia, AA Navis, patut diteladani oleh generasi terkini. Dalam karya sastra yang ditulisnya, baik cerpen, novel, maupun buku-buku teksnya, Navis mengisyaratkan dirinya sebagai manusia yang berpikir dan bertindak merdeka. Itulah mengapa badan PBB, UNESCO, kemudian menetapkan peringatan 100 tahun kelahirannya tahun 2024 ini.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Riau (BBPR), Toha Machsum MAg, mengatakan hal itu saat pembukaan acara Peringatan 100 Tahun AA Navis. Acara tersebut dipusatkan di Perpustakaan Soeman Hs, Pekanbaru, Senin (30/9). Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Mimi Yulianti Nazir, para sastrawan, pembicara diskusi, juri lomba, perwakilan komunitas sastra dan literasi, dan undangan lainnya.

Menurut Toha, tak banyak sastrawan dunia yang 100 tahun kelahirannya diperingati atas ketetapan UNESCO. Navis, kata Toha, menjadi sastrawan yang istimewa.

“AA Navis sudah menginspirasi masyarakat dunia dengan pemikiran dan karyanya. Dia bertindak lokal sebagai orang Minangkabau, Sumatra Barat, tetapi pikirannya sangat global menembus batas negara,” jelas Toha.

Peringatan 100 Tahun AA Navis dilakukan di 30 Balai/Kantor Bahasa se-Indonesia dalam rentang waktu Maret-November 2024, tingkat nasional di Jakarta (17-19 November), dan tingkat internasional akan diselenggarakan UNESCO di Paris, Prancis, pada 11-15 November.

Baca Juga:  Pameran Seni Rupa "Kembali ke Pangkal", Membangun Kolaborasi Seniman Sumatra

Sebelumnya, kata Toha, UNESCO telah menetapkan Peringatan 100 Tahun AA Navis saat penutupan Sidang Umum ke-42 UNESCO di Paris, pada 22 November 2023. Peringatan itu akan dilakukan sepanjang 2024, bersamaan dengan 100 AA Navis yang lahir di Padangpanjang, Sumatra Barat (Sumbar), pada 17 November 1924 tersebut.

UNESCO menganggap lelaki bernama panjang Ali Akbar Navis tersebut sebagai salah satu tokoh terkemuka yang membantu membentuk peradaban dunia bersama melalui kontribusinya pada pengayaan budaya untuk pemahaman universal dan perdamaian. Termasuk lingkungan, yakni tentang perubahan iklim. Juga toleransi beragama. Navis sendiri adalah seorang sastrawan (cerpenis dan novelis) dan intelektual terkemuka Sumbar dengan ciri khas kritik satir pada karya-karyanya.

“Kita harus bangga dengan keputusan yang dibuat UNESCO tersebut. Tidak banyak sastrawan dunia yang mendapatkan penghargaan seperti ini, di mana 100 tahun sejak dia lahir diperingati bukan hanya di Indonesia, tetapi dunia,” kata Toha.

Kadispersip Riau, Mimi Yuliani Nazir, yang membuka kegiatan tersebut, mengatakan, Peringatan 100 Tahun AA Navis harus menjadi inspirasi di kalangan para sastrawan dan calon sastrawan, juga para pegiat literasi, termasuk di Riau, tentang bagaimana karya sastra bisa melahirkan pemikiran adiluhung bagi dunia.

“Mari kita jadikan karya dan pemikiran AA Navis sebagai inspirasi bagi dunia sastra dan literasi kita,” ujar mantan Kadis Kesehatan Riau tersebut.

Baca Juga:  Pemecahan Rekor Penari dan Bangga Berbusana Melayu

Koordinator acara, Yeni Maulina SPd, menjelaskan, ada tiga acara yang diselenggarakan dalam kegiatan ini, yakni pertunjukan mendongeng untuk anak, lomba karya poster tentang AA Navis bagi siswa SD, SMP, dan SMA sederajat, dan diskusi gelar wicara bertajuk “Menjadi Manusia Merdeka di Mata AA Navis”.
Juri untuk lomba poster adalah Furqon LW, Aidil Adri, dan Yulita Fitriana. Kemudian dua pembicara diskusi “Menjadi Manusia Merdeka di Mata AA Navis” adalah Marhalim Zaini dan Luzi Diamanda. Sedang pendongeng untuk anak adalah Evelyn Tanugraha. Seluruh kegiatan tersebut diselesaikan hingga siang hari.

Kata Yeni, ada 180 peserta yang terlibat dalam rangkaian ini. Beberpa sastrawan yang hadir antara lain Kunni Masrohanti, Anton WP, Siti Salmah, Sugiarti, Alvi Puspita, Bambang Karyawan, dan lainnya. Kemudian, beberapa komunitas sastra dan literasi yang hadir antara lain Komunitas Paragraf, Suku Seni Riau, TBM Iqra, Mentari Sago, Teratak Literasi, Pekanbaru Book Party, Raudhatul Ilmi, Sehati, Forum TBM Riau, Forum TBM Pekanbaru, Kotak Baca, Azzamy Library, dan yang lainnya.

“Terima kasih kepada semua pihak yang ikut menyukseskan kegiatan ini,” ujar Yeni.(hbk)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari