Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Peneliti Dunia Uji 3 Vaksin HIV

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Usaha dunia untuk memutus mata rantai penularan virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) terus dilakukan. Para peneliti di dunia kini sedang dalam tahap menguji vaksin virus HIV. Bahkan, temuan tiga vaksin HIV yang memasuki tahap akhir di seluruh dunia.

Salah satu dari tiga uji coba vaksin HIV itu adalah vaksin HVTN 702. Kemudian ada Imbokodo dan Mosaico. Pada 2016, peneliti pertama kali melakukan uji coba vaksin HIV yang diberi nama HVTN 702. Saat itu, uji coba berlangsung di Afrika Selatan. Imbokodo/HVTN705 dan Mosaico/HVTN706 merupakan dua vaksin HIV lainnya yang juga diuji coba.

HVTN 702 merupakan vaksin HIV yang dinilai potensial. Vaksin ini adalah versi modifikasi dari vaksin RV144 yang diklaim mampu mengurangi tingkat infeksi hingga 30 persen.

Hanya saja, vaksin pertama ini juga memiliki keterbatasan sehingga memaksa peneliti tak melanjutkan uji cobanya. Versi terbaru HVTN 702 kali ini sedang dikembangkan dan vaksin ini diyakini bisa menangkal virus mematikan itu.

"Ini adalah mungkin salah satu momen paling optimis yang pernah kami alami," kata Direktur Program Penelitian Bridge HIV di San Francisco Department of Public Health dan Ketua Penelitian percobaan Imbokodo dan Mosaico, Dr. Susan Buchbinder meyakini, seperti dilansir dari NBC, Rabu (4/12).

Baca Juga:  Maju Kena, Mundur Kena

"Kami memiliki tiga vaksin yang saat ini sedang diuji dalam uji coba. Dan dibutuhkan cukup banyak untuk benar-benar cukup menjanjikan pada tahap-tahap awal uji coba untuk mendorong penelitian yang lebih jitu," jelasnya.

Vaksin HVTN 702

Uji coba vaksin HIV yang sedang berlangsung, dikenal sebagai HVTN 702, merupakan cikal bakal dari vaksin sebelumnya, RV144, yang efektif. Saat pertama kali ditemukan tak cukup efektif. Pada  2009, uji klinis RV144 merilis temuan yang menunjukkan bahwa vaksin menurunkan tingkat infeksi HIV sekitar 30 persen. Hingga hari ini, RV144 tetap satu-satunya vaksin HIV yang pernah menunjukkan ampuh terhadap virus.

HVTN 702, diluncurkan di Afrika Selatan pada 2016. Adalah uji coba vaksin pertama yang disetujui setelah kegagalan RV144. Menurut Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, rezim vaksinasi yang dimodifikasi bertujuan untuk memberikan perlindungan yang lebih besar dan lebih berkelanjutan daripada rejimen RV144 dan telah disesuaikan dengan subtipe HIV yang mendominasi di Afrika Selatan. HVTN 702 diprediksi akan selesai pengujiannnya atau hasil klinisnya diharapkan pada akhir 2020 atau awal 2021.

Baca Juga:  Gaet Milenial ke Komcad, Kemenhan Gunakan Vlog dan Medsos

Vaksin Imbokodo dan Mosaico

Imbokodo, uji coba kedua, dimulai di lima negara Afrika selatan pada 2017 dan mengambil sampel 2.600 perempuan. Di negara-negara Afrika selatan, perempuan heteroseksual berisiko sangat tinggi terhadap infeksi HIV. Perempuan berusia antara 18 dan 25 memiliki prevalensi infeksi lebih dari 50 persen.

Pada bulan November, dilakukan uji coba vaksin Mosaico. Imbokodo dan Mosaico sebagian besar identik dan terdiri dari enam suntikan, dengan formulasi vaksin yang sedikit berbeda. Responden diberikan suntikan selama dua kunjungan klinik terakhir.

Mosaico merekrut 3.800 pria gay dan waria untuk diuji klinis di 57 lokasi di Amerika Serikat, Amerika Latin dan Eropa. Hasil dari Imbokodo diharapkan selesai pada 2021, dan hasil dari Mosaico diharapkan pada 2023.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Usaha dunia untuk memutus mata rantai penularan virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) terus dilakukan. Para peneliti di dunia kini sedang dalam tahap menguji vaksin virus HIV. Bahkan, temuan tiga vaksin HIV yang memasuki tahap akhir di seluruh dunia.

Salah satu dari tiga uji coba vaksin HIV itu adalah vaksin HVTN 702. Kemudian ada Imbokodo dan Mosaico. Pada 2016, peneliti pertama kali melakukan uji coba vaksin HIV yang diberi nama HVTN 702. Saat itu, uji coba berlangsung di Afrika Selatan. Imbokodo/HVTN705 dan Mosaico/HVTN706 merupakan dua vaksin HIV lainnya yang juga diuji coba.

- Advertisement -

HVTN 702 merupakan vaksin HIV yang dinilai potensial. Vaksin ini adalah versi modifikasi dari vaksin RV144 yang diklaim mampu mengurangi tingkat infeksi hingga 30 persen.

Hanya saja, vaksin pertama ini juga memiliki keterbatasan sehingga memaksa peneliti tak melanjutkan uji cobanya. Versi terbaru HVTN 702 kali ini sedang dikembangkan dan vaksin ini diyakini bisa menangkal virus mematikan itu.

- Advertisement -

"Ini adalah mungkin salah satu momen paling optimis yang pernah kami alami," kata Direktur Program Penelitian Bridge HIV di San Francisco Department of Public Health dan Ketua Penelitian percobaan Imbokodo dan Mosaico, Dr. Susan Buchbinder meyakini, seperti dilansir dari NBC, Rabu (4/12).

Baca Juga:  Suap Impor Ikan Perindo Terus Bergulir, Giliran Dua Saksi Dipanggil KPK

"Kami memiliki tiga vaksin yang saat ini sedang diuji dalam uji coba. Dan dibutuhkan cukup banyak untuk benar-benar cukup menjanjikan pada tahap-tahap awal uji coba untuk mendorong penelitian yang lebih jitu," jelasnya.

Vaksin HVTN 702

Uji coba vaksin HIV yang sedang berlangsung, dikenal sebagai HVTN 702, merupakan cikal bakal dari vaksin sebelumnya, RV144, yang efektif. Saat pertama kali ditemukan tak cukup efektif. Pada  2009, uji klinis RV144 merilis temuan yang menunjukkan bahwa vaksin menurunkan tingkat infeksi HIV sekitar 30 persen. Hingga hari ini, RV144 tetap satu-satunya vaksin HIV yang pernah menunjukkan ampuh terhadap virus.

HVTN 702, diluncurkan di Afrika Selatan pada 2016. Adalah uji coba vaksin pertama yang disetujui setelah kegagalan RV144. Menurut Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, rezim vaksinasi yang dimodifikasi bertujuan untuk memberikan perlindungan yang lebih besar dan lebih berkelanjutan daripada rejimen RV144 dan telah disesuaikan dengan subtipe HIV yang mendominasi di Afrika Selatan. HVTN 702 diprediksi akan selesai pengujiannnya atau hasil klinisnya diharapkan pada akhir 2020 atau awal 2021.

Baca Juga:  Aceh Masuk Program Petani Milenial

Vaksin Imbokodo dan Mosaico

Imbokodo, uji coba kedua, dimulai di lima negara Afrika selatan pada 2017 dan mengambil sampel 2.600 perempuan. Di negara-negara Afrika selatan, perempuan heteroseksual berisiko sangat tinggi terhadap infeksi HIV. Perempuan berusia antara 18 dan 25 memiliki prevalensi infeksi lebih dari 50 persen.

Pada bulan November, dilakukan uji coba vaksin Mosaico. Imbokodo dan Mosaico sebagian besar identik dan terdiri dari enam suntikan, dengan formulasi vaksin yang sedikit berbeda. Responden diberikan suntikan selama dua kunjungan klinik terakhir.

Mosaico merekrut 3.800 pria gay dan waria untuk diuji klinis di 57 lokasi di Amerika Serikat, Amerika Latin dan Eropa. Hasil dari Imbokodo diharapkan selesai pada 2021, dan hasil dari Mosaico diharapkan pada 2023.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari