JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Angka kasus kematian jemaah calon haji (JCH) tahun ini cukup tinggi. Memasuki 23 hari masa operasional haji, JCH Indonesia yang wafat mencapai 36 orang, termasuk 5 dari Riau. Kasus kematian terbanyak ada di Makkah.
Data angka kematian JCH itu disampaikan petugas Media Center Haji Kemenag Widi Dwinanda di Jakarta, Senin (3/6). Catatan Kemenag, jumlah jemaah wafat di Madinah ada 15 orang. Kemudian di Makkah ada 16 orang, di bandara Saudi 2 orang, dan di embarkasi ada 3 orang.
Dia mengatakan sejak awal, pemerintah memperketat urusan kemampuan (istitaah) jemaah dari sisi kesehatan. Jemaah wajib tes kesehatan dahulu. Jika dinyatakan istitaah, baru bisa melakukan pelunasan ongkos haji. “Pada (jumlah) hari operasional yang sama di musim haji 2023, ada 62 jemaah yang wafat,” katanya.
Dia menjelaskan kebijakan istitaah kesehatan merupakan upaya pemerintah untuk memastikan JCH bisa menjalani rangkaian ibadah dengan maksimal. Pasalnya hampir seluruh rangkaian haji, menuntut kondisi fisik yang prima. Jemaah harus sehat secara mental, fisik, dan perbekalan. Pemeriksaan dilakukan dengan ketentuan kesehatan yang terukur.
Jumlah angka kematian yang mencapai 36 orang itu, mendapatkan sorotan dari Ketua MPR Bambang Soesatyo. Pria yang akrab disapa Bamsoet itu menyampaikan duka yang mendalam. Dia meminta Kemenag untuk menyelesaikan pengurusan jenazah.
“Untuk selanjutnya petugas kesehatan yang bertugas di sana agar lebih meningkatkan dan mengoptimalkan kesiapan pertolongan bagi jemaah yang membutuhkan,” katanya. Kemudian juga selalu memantau kondisi kesehatan jemaah. Khususnya jemaah haji yang masuk kedalam kategori risiko tinggi (risti) serta lansia.
Politisi Golkar itu juga meminta PPIH dan tim kesehatan haji untuk meningkatkan kinerjanya. Termasuk imbauan kepada para jemaah haji, khususnya jemaah haji lansia dan risti, agar tidak memaksakan kondisinya dalam beraktivitas ataupun beribadah. Lalu juga tetap mewaspadai risiko heat stroke sebab, diprediksi cuaca ekstrem akan terjadi saat musim haji.(wan/jpg)