Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Cuaca Hangat di Khatulistiwa Kurangi Penularan Covid-19

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Sebuah penelitian mengungkapkan cuaca hangat dan sinar matahari yang intens dapat menurunkan penularan Covid-19. Hal ini diungkapkan dalam studi berjudul Iklim dan penyebaran Covid-19 yang diterbitkan dalam Scientific Reports.

Dilansir dari Science Times, Senin (3/5), penelitian tersebut mengatakan, cuaca lembab dan sinar matahari yang panjang, seperti negara-negara tropis akan mengurangi tingkat kasus Covid-19 dibandingkan dengan daerah yang mengalami cuaca lebih dingin. 

Peneliti menambahkan bahwa temuan mereka tidak menyiratkan bahwa musim panas akan menghambat penyebaran Covid-19. Tetapi hal itu akan memberi keuntungan dalam menahan virus. Peneliti mengatakan semakin tinggi suhu, semakin kuat radiasi ultraviolet dapat membantu mendukung tindakan dukungan publik dalam mencegah Covid-19.

Baca Juga:  Dua Presiden Organisasi Buruh: Jangan Ganggu Pelantikan Jokowi

Sebelumnya, memang banyak spekulasi bahwa suhu yang lebih hangat akan membantu mengekang penyebaran virus, setelah wabah pada musim dingin pada 2020. Ini mengikuti pola musiman seperti penyakit pernapasan lainnya. Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi pola musiman tersebut.

Beberapa penelitian mengatakan virus pernapasan lebih stabil dan bertahan di udara di lingkungan yang lebih dingin dan tidak terlalu lembab, kata Live Science dalam sebuah artikel. Aktivitas manusia seperti berkumpul massal di dalam ruangan selama cuaca dingin juga dapat memperkuat penularan virus.

Negara Dekat Khatulistiwa Beruntung

Hasil lab juga mengkonfirmasi bahwa suhu yang lebih hangat menurunkan tingkat kelangsungan hidup SARS-CoV-2. Namun tidak pasti apakah ini secara akurat diterjemahkan di dunia nyata.

Baca Juga:  PLN Launching Gardu Induk tanpa Operator di Pulau Ngenang

Dalam penelitian baru ini, para ilmuwan mempelajari data dari 117 negara, menggunakan angka-angka tentang penularan Covid-18 dari awal pandemi hingga 9 Januari 2021. Mereka kemudian menggunakan metode statistik untuk menentukan hubungan antara garis lintang negara yang mempengaruhi jumlah tersebut.

Para peneliti menemukan bahwa setiap tingkat peningkatan garis lintang suatu negara dari khatulistiwa terkait dengan peningkatan 4,3 persen kasus Covid-19 per juta orang. Jika satu negara terletak 1.000 kilometer lebih dekat ke ekuator daripada negara lain, kasus Covid-19 akan lebih rendah 33 persen per juta orang.(jpg)
 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Sebuah penelitian mengungkapkan cuaca hangat dan sinar matahari yang intens dapat menurunkan penularan Covid-19. Hal ini diungkapkan dalam studi berjudul Iklim dan penyebaran Covid-19 yang diterbitkan dalam Scientific Reports.

Dilansir dari Science Times, Senin (3/5), penelitian tersebut mengatakan, cuaca lembab dan sinar matahari yang panjang, seperti negara-negara tropis akan mengurangi tingkat kasus Covid-19 dibandingkan dengan daerah yang mengalami cuaca lebih dingin. 

- Advertisement -

Peneliti menambahkan bahwa temuan mereka tidak menyiratkan bahwa musim panas akan menghambat penyebaran Covid-19. Tetapi hal itu akan memberi keuntungan dalam menahan virus. Peneliti mengatakan semakin tinggi suhu, semakin kuat radiasi ultraviolet dapat membantu mendukung tindakan dukungan publik dalam mencegah Covid-19.

Baca Juga:  PLN Launching Gardu Induk tanpa Operator di Pulau Ngenang

Sebelumnya, memang banyak spekulasi bahwa suhu yang lebih hangat akan membantu mengekang penyebaran virus, setelah wabah pada musim dingin pada 2020. Ini mengikuti pola musiman seperti penyakit pernapasan lainnya. Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi pola musiman tersebut.

- Advertisement -

Beberapa penelitian mengatakan virus pernapasan lebih stabil dan bertahan di udara di lingkungan yang lebih dingin dan tidak terlalu lembab, kata Live Science dalam sebuah artikel. Aktivitas manusia seperti berkumpul massal di dalam ruangan selama cuaca dingin juga dapat memperkuat penularan virus.

Negara Dekat Khatulistiwa Beruntung

Hasil lab juga mengkonfirmasi bahwa suhu yang lebih hangat menurunkan tingkat kelangsungan hidup SARS-CoV-2. Namun tidak pasti apakah ini secara akurat diterjemahkan di dunia nyata.

Baca Juga:  Anies Sebut Keperluan Pengungsi Terpenuhi

Dalam penelitian baru ini, para ilmuwan mempelajari data dari 117 negara, menggunakan angka-angka tentang penularan Covid-18 dari awal pandemi hingga 9 Januari 2021. Mereka kemudian menggunakan metode statistik untuk menentukan hubungan antara garis lintang negara yang mempengaruhi jumlah tersebut.

Para peneliti menemukan bahwa setiap tingkat peningkatan garis lintang suatu negara dari khatulistiwa terkait dengan peningkatan 4,3 persen kasus Covid-19 per juta orang. Jika satu negara terletak 1.000 kilometer lebih dekat ke ekuator daripada negara lain, kasus Covid-19 akan lebih rendah 33 persen per juta orang.(jpg)
 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari