PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau mengingatkan kepada masyarakat agar lebih teliti dalam memilih telur sebelum membeli.
Jika tidak teliti, ada kemungkinan telur yang dijual telah rusak atau mengalami penurunan kualitas sehingga sangat merugikan. Selain tidak memiliki gizi yang seharusnya, juga bisa merugikan kesehatan.
Itu disampaikan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau Dra Med Vet Nurul Ain didampingi Kasi Pengawasan Keamanan Produk Hewan drh Ade Rukmantara menyampaikan kepada Riau Pos, Kamis (30/5).
Telur sama dengan bahan makanan hewani lainnya, juga mempunyai sifat mudah rusak. Namun dibandingkan dengan daging, daya tahan telur memang masih lebih baik. Telur bisa rusak karena penanganan yang tidak benar. Telur yang rusak dapat mengganggu atau membahayakan kesehatan manusia.
‘’Rusaknya telur dapat diakibatkan karena menguapnya air dan zat-zat gizi dalam telur yang terurai menjadi gas. Telur juga bisa terkontaminasi oleh mikroba dari luar yang masuk melalui pori-pori kulit. Jadi masyarakat harus teliti memilih telur yang berkulitas baik,’’ kata Nurul Ain.
Lamanya penyimpanan atau proses pengangkutan bisa merusak kualitas telur. Secara kualitas, dari tamlilannya, dapat diketahui dengan cara candling atau penyinaran sehingga dapat diketahui adanya keretakan, ukuran dan pergerakan kuning telur, besaran kantung telur, bercak-bercak darah, dan adanya perubahan embrio atau bakal anak ayam.
‘’Lihat warna dari telur. Pilih telur yang warnanya pekat dan cerah. Hal ini menunjukkan bahwa telur telah diproduksi dengan sempurna dan cangkangnya kuat sehingga dapat melindungi isi telur dengan baik. Telur yang sudah lama biasanya mempunyai warna yang kusam atau keruh, juga mulai timbul bintik-bintik hitam yang disebabkan oleh pertumbuhan jamur,’’ sebut Nurul Ain.
Selain itu, agar telur bisa tahan lama, maka sebaiknya disimpan di lemari pendingin. Telur yang disimpan di lemari pendingin bisa tahan sampai 30 hari. Dan diingatkan kepada masyarakat untuk tidak mengonsumsi telor mentah.