Senin, 20 Mei 2024

Seniman Bukan Kerja Seolah-olah

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Pemberian penghargaan pada Anugerah Sagang 2019 dilakukan, Senin (25/11) malam. Penghargaan diberikan untuk dua kategori, seniman/budayawan  pilihan Kunni Masrohanti dan buku pilihan Celana Tak Berpisak karya Griven H Putra.

 

Yamaha

Keduanya, didapuk ke atas panggung menyampaikan pandangan dan pikirannya. Kunni dalam orasi budayanya menyebut seniman bukan kerja seolah-olah. Sedangkan buku Celana Tak Berpisak bagi  Griven adalah sumbangan karya dan ide pada peradaban manusia.

Penyerahan Anugerah Sagang 2019, malam tadi digelar di Balai Pauh Janggi, Gedung Daerah Provinsi Riau. Kedua penerima ini keluar sebagai yang terbaik melalui penilaian tiga tim penilai, Datuk Seri Lela Budaya Rida K Liamsi selaku pembina dan pendiri Yayasan Sagang, Armawi KH selaku dewan pembina Yayasan Sagang, dan Kazzaini Ks selaku Ketua Yayasan Sagang. Kunni Masrohanti, terpilih sebagai seniman/budayawan dari lima seniman/budayawan yang masuk nominasi.  Sedangkan buku Celana Tak Berpisak dipilih dari empat buku yang juga masuk nominasi.

Dalam malam penganugerahan ini, hadir Wakil Gubernur Riau (Wagubri) Edy Natar Nasution, Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) Lembaga Adat Melayu Riau ( LAMR) Datuk Seri Al azhar, Kadisbud Riau Yoserizal Zein, Ketua Yayasan Sagang Kazzaini KS dan para budayawan, seniman, serta tamu undangan lainnya.

- Advertisement -
Baca Juga:  Pelunasan Biaya Haji Lanjut hingga 23 Februari

Kazzaini KS dalam sambutannya mengatakan, pelaksanaan Anugerah Sagang tahun ini kembali pada format saat pertama kali digelar dahulu."Kali ini pada dua kategori, seniman/budayawan pilihan Sagang dan buku pilihan Sagang," katanya.

Kazzaini menyampaikan terima kasih pada berbagai pihak yang sudah berperan menyukseskan pelaksanaan Anugerah Sagang. Dia juga menyampaikan salam dari Ketua Pembina Yayasan Sagang Datuk Rida K Liamsi yang berhalangan hadir.

- Advertisement -

Penghargaan pertama pada Anugerah Sagang tahun ini diberikan pada buku Celana Tak Berpisak karya Griven H Putra. Penghargaan diberikan oleh Datuk Al azhar.

"18 tahun yang lalu saya juga berdiri di podium ini mewakili beberapa orang. Mewakili Datuk Taufik Ikram Jamil, almarhum Hasan Yunus dan Syaukani Al Karim. Sejak itu saya merasa dititipkan untuk memeluk melayu sepanjang masa," tuturnya.

Dia mengatakan, buku Celana Tak Berpisak memang terdengar sebagai judul buku yang unik dan nyentrik."Mengundang tawa, tapi juga getir. Dalam tradisi intelektual melayu. Jika orang Melayu senang akan ada sanjungan. Ketika orang Melayu marah juga keluar bahas yang indah. Maka bahasa dari celana tak berpisak adalah bahasa sindiran intelektual melayu. Dan ini bukan hanya untuk kaum Melayu saja, tapi seluruh bangsa di dunia. Terimakasih pada Yayasan  Sagang, dan jurinya. Kepada ibu saya, dan isteri saya," imbuhnya.

Baca Juga:  Video Sempat Viral, Pelaku Penganiayaan Driver Ojol Ditangkap

Bagi Griven, Manusia mati meninggalkan nama baik dan karya. Dia memilih menulis untuk meninggalkan ide-idenya bagi dunia."Bagaimana membangun peradaban manusia. Buku adalah monumen besar yang patut dikenang, dipelajari dan diikuti jejak langkahnya.  Bagi saya ini penghormatan karena saya yakin Sagang diasuh oleh orang-orang yang betul-betul pilihan," ucapnya.

Usai pemberian Anugerah Sagang pada buku pilihan, pemberian penghargaan dilanjutkan pada Seniman/budayawan pilihan. Kunni Masrohanti sebagai penerima menyampaikan orasi budaya di hadapan undangan yang hadir malam tadi. Kunni adalah perempuan pertama yang menerima penghargaan  seniman/budayawan pilihan Sagang. Di hadapan tamu undangan, orasi budaya disampaikannya dengan judul Bukan Kerja Seolah-olah.

"Berbicara tentang berkesenian dan berkebudayaan di Riau tak terlepas dari peran banyak pihak. Bukan hanya kerja pemerintah dan bukan hanya kerja seniman," katanya membuka orasi.(ali)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Pemberian penghargaan pada Anugerah Sagang 2019 dilakukan, Senin (25/11) malam. Penghargaan diberikan untuk dua kategori, seniman/budayawan  pilihan Kunni Masrohanti dan buku pilihan Celana Tak Berpisak karya Griven H Putra.

 

Keduanya, didapuk ke atas panggung menyampaikan pandangan dan pikirannya. Kunni dalam orasi budayanya menyebut seniman bukan kerja seolah-olah. Sedangkan buku Celana Tak Berpisak bagi  Griven adalah sumbangan karya dan ide pada peradaban manusia.

Penyerahan Anugerah Sagang 2019, malam tadi digelar di Balai Pauh Janggi, Gedung Daerah Provinsi Riau. Kedua penerima ini keluar sebagai yang terbaik melalui penilaian tiga tim penilai, Datuk Seri Lela Budaya Rida K Liamsi selaku pembina dan pendiri Yayasan Sagang, Armawi KH selaku dewan pembina Yayasan Sagang, dan Kazzaini Ks selaku Ketua Yayasan Sagang. Kunni Masrohanti, terpilih sebagai seniman/budayawan dari lima seniman/budayawan yang masuk nominasi.  Sedangkan buku Celana Tak Berpisak dipilih dari empat buku yang juga masuk nominasi.

Dalam malam penganugerahan ini, hadir Wakil Gubernur Riau (Wagubri) Edy Natar Nasution, Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) Lembaga Adat Melayu Riau ( LAMR) Datuk Seri Al azhar, Kadisbud Riau Yoserizal Zein, Ketua Yayasan Sagang Kazzaini KS dan para budayawan, seniman, serta tamu undangan lainnya.

Baca Juga:  DPRD Riau Gelar Paripurna Pengucapan Janji Anggota PAW

Kazzaini KS dalam sambutannya mengatakan, pelaksanaan Anugerah Sagang tahun ini kembali pada format saat pertama kali digelar dahulu."Kali ini pada dua kategori, seniman/budayawan pilihan Sagang dan buku pilihan Sagang," katanya.

Kazzaini menyampaikan terima kasih pada berbagai pihak yang sudah berperan menyukseskan pelaksanaan Anugerah Sagang. Dia juga menyampaikan salam dari Ketua Pembina Yayasan Sagang Datuk Rida K Liamsi yang berhalangan hadir.

Penghargaan pertama pada Anugerah Sagang tahun ini diberikan pada buku Celana Tak Berpisak karya Griven H Putra. Penghargaan diberikan oleh Datuk Al azhar.

"18 tahun yang lalu saya juga berdiri di podium ini mewakili beberapa orang. Mewakili Datuk Taufik Ikram Jamil, almarhum Hasan Yunus dan Syaukani Al Karim. Sejak itu saya merasa dititipkan untuk memeluk melayu sepanjang masa," tuturnya.

Dia mengatakan, buku Celana Tak Berpisak memang terdengar sebagai judul buku yang unik dan nyentrik."Mengundang tawa, tapi juga getir. Dalam tradisi intelektual melayu. Jika orang Melayu senang akan ada sanjungan. Ketika orang Melayu marah juga keluar bahas yang indah. Maka bahasa dari celana tak berpisak adalah bahasa sindiran intelektual melayu. Dan ini bukan hanya untuk kaum Melayu saja, tapi seluruh bangsa di dunia. Terimakasih pada Yayasan  Sagang, dan jurinya. Kepada ibu saya, dan isteri saya," imbuhnya.

Baca Juga:  Anggota DPRD Konflik dengan Warga

Bagi Griven, Manusia mati meninggalkan nama baik dan karya. Dia memilih menulis untuk meninggalkan ide-idenya bagi dunia."Bagaimana membangun peradaban manusia. Buku adalah monumen besar yang patut dikenang, dipelajari dan diikuti jejak langkahnya.  Bagi saya ini penghormatan karena saya yakin Sagang diasuh oleh orang-orang yang betul-betul pilihan," ucapnya.

Usai pemberian Anugerah Sagang pada buku pilihan, pemberian penghargaan dilanjutkan pada Seniman/budayawan pilihan. Kunni Masrohanti sebagai penerima menyampaikan orasi budaya di hadapan undangan yang hadir malam tadi. Kunni adalah perempuan pertama yang menerima penghargaan  seniman/budayawan pilihan Sagang. Di hadapan tamu undangan, orasi budaya disampaikannya dengan judul Bukan Kerja Seolah-olah.

"Berbicara tentang berkesenian dan berkebudayaan di Riau tak terlepas dari peran banyak pihak. Bukan hanya kerja pemerintah dan bukan hanya kerja seniman," katanya membuka orasi.(ali)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari