(RIAUPOS.CO) — Terjun bebas sudah menjadi kebiasaan bagi warga sekitar tepian Sungai Siak di kawasan Senapelan dan Rumbai Pesisir, tepatnya di Jembatan Siak I, Siak III hingga merambah ke Jembatan Siak IV. Jika sudah sore sekitar pukul 16.00 WIB, puluhan anak sudah mulai melakukan terjun bebas. Dengan lincahnya tubuh-tubuh menceburkan ke Sungai Siak tanpa rasa takut. Bahkan berbagai macam gaya lompatan pun dilakukan.
Tentu hal itu menjadi perhatian kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (SKP). Bagaimana tidak, aksinya yang cukup menantang adrenalin itu membuat setiap anak harus berhati-hati dan mawas diri.
“Anak-anak atau siapapun yang melakukan terjun bebas di Jembatan Siak, tetap harus hati-hati, meski belum ada korban yang meninggal karena terjun bebas. Kebiasaan yang menjadi hobi tetap harus dipertimbangkan dalam melakukan aksi terjun bebas,” ujar Kapolsek SKP, AKP Juli Afdal.
Kemudian, diingatkan agar tidak melompat saat sungai sedang pasang, karena lebih berbahaya. “Meski saat pasang atau maupun surut sama-sama berbahaya,” jelasnya.
Hal itu dikarenakan selama 2019 terdapat enam mayat yang mengapung di Sungai Siak. Meski diketahui bukan karena terjun bebas.
“Mayat yang mengapung setelah diperiksa atau bahkan diotopsi diduga karena stres maupun depresi serta penyakit ayan. Belum ada karena kekerasan,” ucapnya.
Lebih lanjut, korban yang meninggal di Juli 2019, sudah sebanyak dua orang. Pertama, terjadi pada 6 Juli 2019, dimana mayat wanita Suhartini (50) asal Rumbai hilang saat menuju rumah temannya yang akan naik haji. Selanjutnya pada 11 Juli 2019 yang mana mayat laki-laki mengapung asal Tampan ditemukan mengapung di Sungai Siak.
Ia mengimbau agar warganya tidak ada yang melakukan aksi nekat yang dapat menghilangkan nyawa.
“Sejauh ini yang meninggal dari luar wilayah sungai, mungkin karena depresi putus cinta jadi main ke sungai terus nekat bunuh diri. Pengakuan keluarga yang datang mengambil jenazah, ada yang depresi maupun terkena penyakit ayan,” tutupnya.(*3/jrr)
Laporan MARRIO KISAZ, Kota