- Advertisement -
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Deputi Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen (TNI) Hendri Paruhuman Lubis mengajak geÂnerasi muda untuk memilah sebelum menyebarluaskan informasi.
Hendri menyampaikan bahaya terorisme bagi suatu negara. Menurutnya, terorisme memiliki bahaya yang sama dengan narkoba. Kendati demikian, ia menyebutkan jika yang berbahaya bukan teroris tetapi terorisme.
“Dulu saya pikir terorisme itu nomor sekian dan tak membahayakan negara. Tetapi saya sadar saya salah, ternyata terorisme bahayanya sama dengan narkoba. Bukan teroris tapi pahamnya. Ini sangat berbahaya,†ujar Hendri saat menjadi pembicara di Universitas Riau, beberapa waktu lalu.
- Advertisement -
Selain itu, Hendri mengatakan terorisme menyaÂsar generasi muda melalui teknologi milenial seperti gawai. Di mana jika tidak digunakan untuk hal positif, gawai bisa menjadi musuh. Salah satu contohnya, Hendri mengungkapkan perakitan bom.
“Bahaya utama kita saat ini adalah apa yang kita genggam. Bom itu akibat dari bermain internet. Kadang pelaku muncul dari mereka yang kecanduan gawai dan terlihat mencurigakan,†tutur Hendri.
Untuk itu, Hendri mengajak generasi muda untuk memilah berbagai informasi yang masuk melalui gawai dan menggunakannya untuk hal-hal positif.
- Advertisement -
“Saring sebelum sharing, pandai memilih dan memilah konten-konten yang digunakan. Jangan sembarang share,†tegas Hendri.
Tak hanya itu, Hendri juga mengajak agar mendobrak kebiasaaan lama yang negatif, dengan berani berpikir out of the box dan menjadi radikal dalam hal positif.
“Radikal boleh tapi yang positif. Einstein itu radikal, Bung Karno radikal, tapi mereka radikal dalam hal positif,†tutur Hendri.(*2/yls)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Deputi Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen (TNI) Hendri Paruhuman Lubis mengajak geÂnerasi muda untuk memilah sebelum menyebarluaskan informasi.
Hendri menyampaikan bahaya terorisme bagi suatu negara. Menurutnya, terorisme memiliki bahaya yang sama dengan narkoba. Kendati demikian, ia menyebutkan jika yang berbahaya bukan teroris tetapi terorisme.
“Dulu saya pikir terorisme itu nomor sekian dan tak membahayakan negara. Tetapi saya sadar saya salah, ternyata terorisme bahayanya sama dengan narkoba. Bukan teroris tapi pahamnya. Ini sangat berbahaya,†ujar Hendri saat menjadi pembicara di Universitas Riau, beberapa waktu lalu.
- Advertisement -
Selain itu, Hendri mengatakan terorisme menyaÂsar generasi muda melalui teknologi milenial seperti gawai. Di mana jika tidak digunakan untuk hal positif, gawai bisa menjadi musuh. Salah satu contohnya, Hendri mengungkapkan perakitan bom.
“Bahaya utama kita saat ini adalah apa yang kita genggam. Bom itu akibat dari bermain internet. Kadang pelaku muncul dari mereka yang kecanduan gawai dan terlihat mencurigakan,†tutur Hendri.
- Advertisement -
Untuk itu, Hendri mengajak generasi muda untuk memilah berbagai informasi yang masuk melalui gawai dan menggunakannya untuk hal-hal positif.
“Saring sebelum sharing, pandai memilih dan memilah konten-konten yang digunakan. Jangan sembarang share,†tegas Hendri.
Tak hanya itu, Hendri juga mengajak agar mendobrak kebiasaaan lama yang negatif, dengan berani berpikir out of the box dan menjadi radikal dalam hal positif.
“Radikal boleh tapi yang positif. Einstein itu radikal, Bung Karno radikal, tapi mereka radikal dalam hal positif,†tutur Hendri.(*2/yls)