Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Bisa Layani 350 Ribu Pelanggan 900 VA

PEKANBARU (RIAUPOS.CO)- Upaya transisi energi ke energi bersih terus dilakukan. Kamis (12/5), Menteri ESDM Arifin Tasrif meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) 275 MW di Kawasan Industri Tenayan Raya, Pekanbaru, Riau. PLTGU itu dimiliki dan dioperasikan oleh PT Medco Ratch Power Riau (MRPR), perusahaan patungan antara PT Medco Power Indonesia dengan Ratch Group.

Arifin menuturkan, pengoperasian PLTGU dengan total investasi 290 juta dolar AS  itu  dipastikan memperkuat keandalan pasokan listrik di sistem Sumatera. Khususnya sub-sistem Riau. "Kehadiran PLTGU di Provinsi Riau, menjadi salah satu sumber daya energi listrik baru yang akan meningkatkan perekonomian di Riau terutama dalam memenuhi kebutuhan listrik diseluruh wilayah Riau," ujar Arifin, Kamis (12/5).

Dia juga menekankan pentingnya harga energi yang terjangkau, selain untuk kepentingan masyarakat, juga untuk kepentingan industri. Kapasitas listrik yang dihasilkan oleh PLTGU Riau itu dapat melistriki sekitar 360 ribu pelanggan rumah tangga dengan daya 900 VA.

Ya, harga listrik PLTGU  lebih rendah, sebab biaya pokok penyediaan (BPP) lebih murah dan bersih. Harga jual tenaga listrik PLTGU Riau ini adalah 6,49 sen dolar AS (sekitar Rp945) per kwh. Angka itu lebih rendah dari BPP rata-rata pada tahun 2021-2024 yang ditentukan pemerintah, Rp1.445 per kwh.

"Ke depan juga bisa menjadi sentra pengembangangan PLTGU dengan melihat sumber daya energi yang ada di Provinsi Riau," ucapnya, Dengan beroperasinya PLTGU Riau, daya mampu sistem kelistrikan Sumatera meningkat menjadi 7.266 MW dengan beban puncak mencapai 6.823 MW. Sehingga, cadangan sistem kelistrikan Sumatera menjadi 443 MW. "Harus bisa menciptakan demand-demand baru agar kita bisa memenuhi kapasitas nasional seoptimum mungkin. Sehingga utilisasinya bisa maksimum," ujarnya.

Baca Juga:  Sidang Tuntutan Empat Bos Fikasa Group Ditunda

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menyatakan, pengoperasian pembangkit yang masuk dalam proyek 35 ribu MW ini menjadi bukti keberhasilan kolaborasi strategis. Antara PLN dengan produsen listrik swasta (independent power producer/IPP) dalam penyediaan listrik nasional.

Hadirnya PLGTU itu juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat serta menjadi titik awal untuk mengoptimalkan potensi daerah. "PLN semakin siap menyambut masuknya investor dan siap memenuhi peningkatan konsumsi listrik masyarakat ke depan," terangnya.

Lebih lanjut dikatakannya, program pembangunan pembangkit listrik tersebut dilaksanakan relatif cukup singkat. Di mana pembangunan dilakukan atas inisiatif untuk mendorong proyek ini untuk bisa dapat diselesaikan guna memenuhi kebutuhan energi listrik untuk menunjang energi industri di daerah.

"Energi memang sangat diperlukan, dan belum seluruh maysrakat indonesia menikmati energi listrik. Di Riau sudah ada tambahan baru PLTGU ini menjadi sentra pengembangan energi listrik di Riau," ujarnya.

Dijelaskan Menteri Arifin, PLTGU yang dibangun oleh Medco ini, menjadi salah satu industri yang tidak memiliki emisi yang besar. Emisinya lebih rendah bila dibandingkan dengan pembangkit listrik lainnya, atau industri yang bergerak dibidang energi. Di mana emisinya hanya 400 gram, lebih rendah dua kali lipat dibandingkan batu bara.

Baca Juga:  Ditutup Sampai Bisa Terapkan Prokes

"Emisi yang dikeluarkan dari energi listrik yang memanfaatkan gas, itu lebih rendah daripada yang memakai batu bara, kurang lebih setengahnya. Kita harapkan dalam masa transisi ini sebelum energi terbarukannya masuk. Ini memerlukan waktu ini bisa dimanfaatkan dulu dengan memanfaatkan gas," ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution mengatakan,  beroperasinya PLTGU di Riau ini menambah pasokan ketersediaan listrik yang akan menjadikan Riau terang. Sesuai dengan yang diharapkan oleh seluruh masyarakat, listrik bisa sampai ke seluruh pelosok negeri.

"Ini salah satu langkah untuk menuju Riau Terang 2022. Hadirnya PLTGU di Riau diharapkan keperluan energi listrik di Riau tercukupi, sehingga rasio desa berlistrik juga akan meningkat seiring ketersediaan energinya ada," kata Edy Natar.

"Listrik merupakan salah satu sumber energi yang menjadi keperluan yang vital saat ini. Mulai dari penggunaan alat rumah tangga, SARA dan prasarana umum. Persoalan listrik sejak dulu belum sepenuhnya dituntaskan oleh pemerintah. Dengan diresmikannya PLTGU ini diharapkan akan dapat menambah keperluan listrik di Pekanbaru," sambungnya.(dee/bil/dio/das)

Laporan SOLEH SAPUTRA dan JPG, Pekanbaru

PEKANBARU (RIAUPOS.CO)- Upaya transisi energi ke energi bersih terus dilakukan. Kamis (12/5), Menteri ESDM Arifin Tasrif meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) 275 MW di Kawasan Industri Tenayan Raya, Pekanbaru, Riau. PLTGU itu dimiliki dan dioperasikan oleh PT Medco Ratch Power Riau (MRPR), perusahaan patungan antara PT Medco Power Indonesia dengan Ratch Group.

Arifin menuturkan, pengoperasian PLTGU dengan total investasi 290 juta dolar AS  itu  dipastikan memperkuat keandalan pasokan listrik di sistem Sumatera. Khususnya sub-sistem Riau. "Kehadiran PLTGU di Provinsi Riau, menjadi salah satu sumber daya energi listrik baru yang akan meningkatkan perekonomian di Riau terutama dalam memenuhi kebutuhan listrik diseluruh wilayah Riau," ujar Arifin, Kamis (12/5).

- Advertisement -

Dia juga menekankan pentingnya harga energi yang terjangkau, selain untuk kepentingan masyarakat, juga untuk kepentingan industri. Kapasitas listrik yang dihasilkan oleh PLTGU Riau itu dapat melistriki sekitar 360 ribu pelanggan rumah tangga dengan daya 900 VA.

Ya, harga listrik PLTGU  lebih rendah, sebab biaya pokok penyediaan (BPP) lebih murah dan bersih. Harga jual tenaga listrik PLTGU Riau ini adalah 6,49 sen dolar AS (sekitar Rp945) per kwh. Angka itu lebih rendah dari BPP rata-rata pada tahun 2021-2024 yang ditentukan pemerintah, Rp1.445 per kwh.

- Advertisement -

"Ke depan juga bisa menjadi sentra pengembangangan PLTGU dengan melihat sumber daya energi yang ada di Provinsi Riau," ucapnya, Dengan beroperasinya PLTGU Riau, daya mampu sistem kelistrikan Sumatera meningkat menjadi 7.266 MW dengan beban puncak mencapai 6.823 MW. Sehingga, cadangan sistem kelistrikan Sumatera menjadi 443 MW. "Harus bisa menciptakan demand-demand baru agar kita bisa memenuhi kapasitas nasional seoptimum mungkin. Sehingga utilisasinya bisa maksimum," ujarnya.

Baca Juga:  Ditutup Sampai Bisa Terapkan Prokes

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menyatakan, pengoperasian pembangkit yang masuk dalam proyek 35 ribu MW ini menjadi bukti keberhasilan kolaborasi strategis. Antara PLN dengan produsen listrik swasta (independent power producer/IPP) dalam penyediaan listrik nasional.

Hadirnya PLGTU itu juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat serta menjadi titik awal untuk mengoptimalkan potensi daerah. "PLN semakin siap menyambut masuknya investor dan siap memenuhi peningkatan konsumsi listrik masyarakat ke depan," terangnya.

Lebih lanjut dikatakannya, program pembangunan pembangkit listrik tersebut dilaksanakan relatif cukup singkat. Di mana pembangunan dilakukan atas inisiatif untuk mendorong proyek ini untuk bisa dapat diselesaikan guna memenuhi kebutuhan energi listrik untuk menunjang energi industri di daerah.

"Energi memang sangat diperlukan, dan belum seluruh maysrakat indonesia menikmati energi listrik. Di Riau sudah ada tambahan baru PLTGU ini menjadi sentra pengembangan energi listrik di Riau," ujarnya.

Dijelaskan Menteri Arifin, PLTGU yang dibangun oleh Medco ini, menjadi salah satu industri yang tidak memiliki emisi yang besar. Emisinya lebih rendah bila dibandingkan dengan pembangkit listrik lainnya, atau industri yang bergerak dibidang energi. Di mana emisinya hanya 400 gram, lebih rendah dua kali lipat dibandingkan batu bara.

Baca Juga:  Beraksi saat Pemilik Tidur

"Emisi yang dikeluarkan dari energi listrik yang memanfaatkan gas, itu lebih rendah daripada yang memakai batu bara, kurang lebih setengahnya. Kita harapkan dalam masa transisi ini sebelum energi terbarukannya masuk. Ini memerlukan waktu ini bisa dimanfaatkan dulu dengan memanfaatkan gas," ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution mengatakan,  beroperasinya PLTGU di Riau ini menambah pasokan ketersediaan listrik yang akan menjadikan Riau terang. Sesuai dengan yang diharapkan oleh seluruh masyarakat, listrik bisa sampai ke seluruh pelosok negeri.

"Ini salah satu langkah untuk menuju Riau Terang 2022. Hadirnya PLTGU di Riau diharapkan keperluan energi listrik di Riau tercukupi, sehingga rasio desa berlistrik juga akan meningkat seiring ketersediaan energinya ada," kata Edy Natar.

"Listrik merupakan salah satu sumber energi yang menjadi keperluan yang vital saat ini. Mulai dari penggunaan alat rumah tangga, SARA dan prasarana umum. Persoalan listrik sejak dulu belum sepenuhnya dituntaskan oleh pemerintah. Dengan diresmikannya PLTGU ini diharapkan akan dapat menambah keperluan listrik di Pekanbaru," sambungnya.(dee/bil/dio/das)

Laporan SOLEH SAPUTRA dan JPG, Pekanbaru

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari