Senin, 20 Mei 2024

Warga Dilarang Bakar Sampah

(RIAUPOS.CO) — Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru memerintahkan camat untuk membuat selebaran ikhwal larangan bagi warga membakar lahan dan juga sampah. Pemko sendiri telah menetapkan status siaga darurat bencana kabut asap, Senin (5/8) lalu.
Imbauan ini ditekankan untuk warga yang tinggal di wilayah rawan kebakaran lahan. Seperti, Kecamatan Rumbai, Rumbai Pesisir, dan Payung Sekaki. 
“Khususnya wilayah pinggiran, Rumbai, Rumbai Pesisir. Begitu pula Payung Sekaki. Itu masih banyak bakar lahan. Sampah juga banyak yang bakar. Parahnya lagi (sampah, red) dibakar di dalam parit,” ucap Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru M Noer, Rabu (7/8). 
Larangan ini dilakukan mengingat kualitas udara di Kota Pekanbaru yang terus memburuk akibat adanya pembakaran sampah. Dan diperparah dengan adanya kiriman kabut asap dampak dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) daerah lain. 
“Suasana sekarang sudah mengkhawatirkan, jadi jangan ditambah lagi asapnya,” tegas Sekdako. 
Selain itu, M Noer pun meminta Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Pekanbaru untuk lebih meningkatkan pengawasan kepada masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan. Ini dikhawatirkan bakal dibakar oleh warga, sebab menumpuk. 
“DLHK jangan sampai ada sampah yang tidak diangkat. Kalau sampah ini menumpuk, maka itu bisa memicu warga untuk membakar,” pungkasnya. 
Camat Tampan Gelar Rakor Siaga Darurat
Sementara itu, setelah penetapan siaga darurat bencana kabut asap, Senin (5/8) lalu oleh Pemko Pekanbaru, Camat Tampan mengelar rapat koordinasi untuk pencegahan karhutla.
Rapat yang digelar Rabu (7/8) dihadiri oleh Camat Tampan H Dra Liswarti bersama forum lintas sektor, yakni Danramil, Kapolsek, lurah, ketua LPM, RT/RW, Puskesmas serta tiga kampus yang berada di Kecamatan Tampan. 
“Hari ini (kemarin, red) akan membuat edaran ke bawah,” kata Liswarti kepada Riau Pos. 
Di dalam edaran tersebut berisi tentang larangan kepada seluruh komponen masyarakat Kecamatan Tampan untuk tidak membakar sampah sembarangan. Di mana, hal itu dapat menyebabkan timbulnya asap yang berbahaya bagi kesehatan. 
“Kami meminta seluruh lapisan masyarakat bersinergi mulai lurah, LPM, RT/RW, tokoh masyarakat bersama arahan Danramil untuk sama-sama berkoordinasi dan mengawasi dimana titik rawan kebakaran,” paparnya.
Sekali lagi, ia meminta warga maupun pemilik lahan kosong agar tidak secara sengaja membakar lahan. Apalagi pada musim kemarau seperti sekarang ini.
“Tigas RT/RW awasi dan kontrol supaya tidak ada membakar. Baik itu perintah dibelakang, larang, terus pura-pura enggak tahu,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Komandan Koramil Kecamatan Tampan, Agus Sam menyebutkan ada beberapa kelurahan yang memiliki potensi titik rawan kebakaran. Sebab, banyak lahan kosong didaerah tersebut. 
“Kelurahan Delima, Kelurahan Bina Widya, Kelurahan Sialang Minggu dan Tuah Madani. Itu titik rawan, banyak lahan kosong. Tapi, di Tampan sekarang masih nihil,” sebutnya. 
Menurut Agus, ada dua faktor lahan terbakar. Pertama, karena alam diperkirakan capai satu persen. Sedangkan, faktor manusia itu capai 99 persen. 
“Manusia ada dua juga. Ada yang sengaja atau disuruh untuk buka lahan atau kebun. Kedua, tidak sengaja. Memang kebanyakan karena ulah manusia,” pungkasnya.(*1/yls) 

Laporan MUSLIM NURDIN, Pekanbaru
Baca Juga:  Sisir Lokasi Rawan Berkumpulnya Warga
(RIAUPOS.CO) — Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru memerintahkan camat untuk membuat selebaran ikhwal larangan bagi warga membakar lahan dan juga sampah. Pemko sendiri telah menetapkan status siaga darurat bencana kabut asap, Senin (5/8) lalu.
Imbauan ini ditekankan untuk warga yang tinggal di wilayah rawan kebakaran lahan. Seperti, Kecamatan Rumbai, Rumbai Pesisir, dan Payung Sekaki. 
“Khususnya wilayah pinggiran, Rumbai, Rumbai Pesisir. Begitu pula Payung Sekaki. Itu masih banyak bakar lahan. Sampah juga banyak yang bakar. Parahnya lagi (sampah, red) dibakar di dalam parit,” ucap Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru M Noer, Rabu (7/8). 
Larangan ini dilakukan mengingat kualitas udara di Kota Pekanbaru yang terus memburuk akibat adanya pembakaran sampah. Dan diperparah dengan adanya kiriman kabut asap dampak dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) daerah lain. 
“Suasana sekarang sudah mengkhawatirkan, jadi jangan ditambah lagi asapnya,” tegas Sekdako. 
Selain itu, M Noer pun meminta Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Pekanbaru untuk lebih meningkatkan pengawasan kepada masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan. Ini dikhawatirkan bakal dibakar oleh warga, sebab menumpuk. 
“DLHK jangan sampai ada sampah yang tidak diangkat. Kalau sampah ini menumpuk, maka itu bisa memicu warga untuk membakar,” pungkasnya. 
Camat Tampan Gelar Rakor Siaga Darurat
Sementara itu, setelah penetapan siaga darurat bencana kabut asap, Senin (5/8) lalu oleh Pemko Pekanbaru, Camat Tampan mengelar rapat koordinasi untuk pencegahan karhutla.
Rapat yang digelar Rabu (7/8) dihadiri oleh Camat Tampan H Dra Liswarti bersama forum lintas sektor, yakni Danramil, Kapolsek, lurah, ketua LPM, RT/RW, Puskesmas serta tiga kampus yang berada di Kecamatan Tampan. 
“Hari ini (kemarin, red) akan membuat edaran ke bawah,” kata Liswarti kepada Riau Pos. 
Di dalam edaran tersebut berisi tentang larangan kepada seluruh komponen masyarakat Kecamatan Tampan untuk tidak membakar sampah sembarangan. Di mana, hal itu dapat menyebabkan timbulnya asap yang berbahaya bagi kesehatan. 
“Kami meminta seluruh lapisan masyarakat bersinergi mulai lurah, LPM, RT/RW, tokoh masyarakat bersama arahan Danramil untuk sama-sama berkoordinasi dan mengawasi dimana titik rawan kebakaran,” paparnya.
Sekali lagi, ia meminta warga maupun pemilik lahan kosong agar tidak secara sengaja membakar lahan. Apalagi pada musim kemarau seperti sekarang ini.
“Tigas RT/RW awasi dan kontrol supaya tidak ada membakar. Baik itu perintah dibelakang, larang, terus pura-pura enggak tahu,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Komandan Koramil Kecamatan Tampan, Agus Sam menyebutkan ada beberapa kelurahan yang memiliki potensi titik rawan kebakaran. Sebab, banyak lahan kosong didaerah tersebut. 
“Kelurahan Delima, Kelurahan Bina Widya, Kelurahan Sialang Minggu dan Tuah Madani. Itu titik rawan, banyak lahan kosong. Tapi, di Tampan sekarang masih nihil,” sebutnya. 
Menurut Agus, ada dua faktor lahan terbakar. Pertama, karena alam diperkirakan capai satu persen. Sedangkan, faktor manusia itu capai 99 persen. 
“Manusia ada dua juga. Ada yang sengaja atau disuruh untuk buka lahan atau kebun. Kedua, tidak sengaja. Memang kebanyakan karena ulah manusia,” pungkasnya.(*1/yls) 

Laporan MUSLIM NURDIN, Pekanbaru
Baca Juga:  Datama Diputus karena Tak Ada Kepastian Pengelolaan Parkir
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari