Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Seni Tradisi Tak Pernah Mati 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO)- Tidaklah seniman namanya, jika kondisi terburuk sekalipun, mematahkan kerja kreatif mereka. Tidak pula seniman namanya, jika tak mampu keluar dari kungkungan wabah Covid-19 atau pandemi. Sebab insan kreatif bernama seniman, memang diberi kelebihan untuk berproses menemukan solusi atas kondisi yang menghimpit dirinya.  

Pernyataan filosofis ini disampaikan Fabri Hengky selaku Ketua Sanggar Sendayung (Lipatkain, Kampar Kiri) di sela kesibukannya pada helat budaya, Gondang Oguang Art Festival ll, Sabtu (2/10) lalu. Sebuah perhelatan tahunan komunitas seni/ budaya yang diasuhnya beberapa tahun belakangan ini.  

Helat yang digelar secara virtual dan dipusatkan dalam stadion Kampar Kiri itu tentu saja mendapat apresiasi tinggi dari banyak kalangan. Apalagi, helat ini mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI melalui program Fasilitasi Bantuan Kebudayaan (FBK) 2021.  

Sepanjang pelaksanaan kegiatan yang ditayangkan di Chanel YouTube dan CeriaTv serta media sosialnya, terpantau banyak penikmat seni yang menonton. Rata-rata mereka sangat mendukung kegiatan serupa itu, sebab hampir dua tahun belakangan ini, kegiatan serupa tak dapat digelar sama sekali.  

Baca Juga:  Pembahasan APBD-P Kota Pekanbaru Digesa

Bahkan para seniman, baik musik tradisi gondang oguang, world music, tari, dan lainnya mengaku senang dapat berpartisipasi dalam helat itu. Salah satunya, Tuk Nazaruddin (pelantun) sastra lisan Kampar, Botimang. 

Beliau mengatakan, baik grup gondang oguang miliknya, maupun dirinya sendiri sudah lama tidak tampil lagi di hadapan publik. Wabah Pandemi Covid-19 yang menyerang dunia nyaris melumpuhkan aktivitas masyarakat dunia, tak terkecuali seniman. 

“Alhamdulillah, kami bisa tampil di acara Gondang Oguang Art Festival ll ini. Ini semacam pelampiasan dari rindu dendam yang menyerang kita hampir dua tahun belakangan,” kata Tuk Nazaruddin usai melantunkan Botimang dalam tiga generasi.

Fabri Hengky menjelaskan, helat Gondang Oguang Art Festival ll menghadirkan enam grup asal Kampar dan Kuantan. Selain itu, helat ini juga menyuguhkan sastra lisan Botimang tiga generasi. Dan sebagai puncak acara, di malam harinya tampil pula enam komunitas musik dan tari.  Keenam komunitas yang tampil antara lain Beda Band (Kampar/ Musik), Riau Street Musician (Pekanbaru/ Musik), Gadi Ombun (Kampar/ Tari), Lab Art Project (Agam-Sumbar/ Musik), Lentik Dance (Pekanbaru/ Musik), dan ditutup dengan sempurna serta penuh keriangan oleh komunitas Limuno (Kuansing/ Musik) lewat lagu-lagu Randai Kuantan. 

Baca Juga:  PB IPSI Gelar Pokja Penyempurnaan Pengaturan Pencak Silat Seni Tingkat Nasional

Pada pembukaan acara, hadir pihak dari utusan Raja Gunung Sahilan, Kepala Dinas Kebudayan Riau, dan pihak kecamatan. Usai dibuka di pagi harinya, acara terus berlanjut dengan persembahan seni tradisi hingga sore hari dan dilanjutkan pada malam harinya. 

Fabri Hengky atau Ingky menegaskan, Gondang Oguang Art Festival ll ini terlaksana berkat kerja sama banyak pihak. Untuk itu beliau mengucapkan terimakasih tak terhingga, terutama para panitia yang bertungkuslumus beberapa bulan persiapan acara. Beliau juga mengharapkan tahun-tahun ke hadapan helat itu tetap bisa digelar, tergantung kondisi saat itu. Dia juga berharap, pelaksanaan ke depannya lebih baik lagi, lebih besar lagi dan bisa menghadirkan grup kesenian Kulintang asal Filipina yang juga mirip dengan Gondang Oguang. (egp)
 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO)- Tidaklah seniman namanya, jika kondisi terburuk sekalipun, mematahkan kerja kreatif mereka. Tidak pula seniman namanya, jika tak mampu keluar dari kungkungan wabah Covid-19 atau pandemi. Sebab insan kreatif bernama seniman, memang diberi kelebihan untuk berproses menemukan solusi atas kondisi yang menghimpit dirinya.  

Pernyataan filosofis ini disampaikan Fabri Hengky selaku Ketua Sanggar Sendayung (Lipatkain, Kampar Kiri) di sela kesibukannya pada helat budaya, Gondang Oguang Art Festival ll, Sabtu (2/10) lalu. Sebuah perhelatan tahunan komunitas seni/ budaya yang diasuhnya beberapa tahun belakangan ini.  

- Advertisement -

Helat yang digelar secara virtual dan dipusatkan dalam stadion Kampar Kiri itu tentu saja mendapat apresiasi tinggi dari banyak kalangan. Apalagi, helat ini mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI melalui program Fasilitasi Bantuan Kebudayaan (FBK) 2021.  

Sepanjang pelaksanaan kegiatan yang ditayangkan di Chanel YouTube dan CeriaTv serta media sosialnya, terpantau banyak penikmat seni yang menonton. Rata-rata mereka sangat mendukung kegiatan serupa itu, sebab hampir dua tahun belakangan ini, kegiatan serupa tak dapat digelar sama sekali.  

- Advertisement -
Baca Juga:  Tumpahan Solar di Jalan Arifin Achmad, Puluhan Pengendara Terjatuh

Bahkan para seniman, baik musik tradisi gondang oguang, world music, tari, dan lainnya mengaku senang dapat berpartisipasi dalam helat itu. Salah satunya, Tuk Nazaruddin (pelantun) sastra lisan Kampar, Botimang. 

Beliau mengatakan, baik grup gondang oguang miliknya, maupun dirinya sendiri sudah lama tidak tampil lagi di hadapan publik. Wabah Pandemi Covid-19 yang menyerang dunia nyaris melumpuhkan aktivitas masyarakat dunia, tak terkecuali seniman. 

“Alhamdulillah, kami bisa tampil di acara Gondang Oguang Art Festival ll ini. Ini semacam pelampiasan dari rindu dendam yang menyerang kita hampir dua tahun belakangan,” kata Tuk Nazaruddin usai melantunkan Botimang dalam tiga generasi.

Fabri Hengky menjelaskan, helat Gondang Oguang Art Festival ll menghadirkan enam grup asal Kampar dan Kuantan. Selain itu, helat ini juga menyuguhkan sastra lisan Botimang tiga generasi. Dan sebagai puncak acara, di malam harinya tampil pula enam komunitas musik dan tari.  Keenam komunitas yang tampil antara lain Beda Band (Kampar/ Musik), Riau Street Musician (Pekanbaru/ Musik), Gadi Ombun (Kampar/ Tari), Lab Art Project (Agam-Sumbar/ Musik), Lentik Dance (Pekanbaru/ Musik), dan ditutup dengan sempurna serta penuh keriangan oleh komunitas Limuno (Kuansing/ Musik) lewat lagu-lagu Randai Kuantan. 

Baca Juga:  Tertibkan Pemakaian Rokok Elektronik di Sekolah

Pada pembukaan acara, hadir pihak dari utusan Raja Gunung Sahilan, Kepala Dinas Kebudayan Riau, dan pihak kecamatan. Usai dibuka di pagi harinya, acara terus berlanjut dengan persembahan seni tradisi hingga sore hari dan dilanjutkan pada malam harinya. 

Fabri Hengky atau Ingky menegaskan, Gondang Oguang Art Festival ll ini terlaksana berkat kerja sama banyak pihak. Untuk itu beliau mengucapkan terimakasih tak terhingga, terutama para panitia yang bertungkuslumus beberapa bulan persiapan acara. Beliau juga mengharapkan tahun-tahun ke hadapan helat itu tetap bisa digelar, tergantung kondisi saat itu. Dia juga berharap, pelaksanaan ke depannya lebih baik lagi, lebih besar lagi dan bisa menghadirkan grup kesenian Kulintang asal Filipina yang juga mirip dengan Gondang Oguang. (egp)
 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari