- Advertisement -
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Rencana Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru berencana mengambil alih pengelolaan pasar kuliner di sekitaran ruas Jalan Cuk Nyak Dhien tak terlalu dipikirkan pedagang. Yang terpenting, mereka tidak digusur dari tempat berjualan di sana.
Sebagian besar pedagang mengaku belum mengetahui wacana pemko tersebut. Mereka terkesan tidak begitu peduli jika pemko akan mengelolanya. Apalagi mereka mengaku tidak mengetahui secara pasti siapa yang mengelola kawasan tersebut saat ini.
- Advertisement -
”Kami tak tahu siapa yang mengelola hingga sekarang ini. Kalau ada yang minta ya bayar. Sebulan sekali. Ada juga yang lebih satu bulan bayarnya. Gak tahu dari mana orang yang narik uang bulanannya,” ujar salah seorang pedagang makanan yang mengaku bernama Mis.
Dirinya menjelaskan, untuk bisa berdagang di area Jalan Cuk Nyak Dhien, harus bergabung dulu di forum pedagang yang sudah ada. Namun soal ini dia mengaku tidak begitu memahaminya. Sebab para pedagang di area tersebut memang sudah saling mengenal.
”Gabung dulu ke forum pedagang sini baru bisa jualan, tapi nggak tau seperti apa. Saya sudah bertahun-tahun jualan. Ya ada kami ngumpul-ngumpul grupnya. Ya terserah pemerintah kalau mau urus pedagang,” sambungnya.
- Advertisement -
”Asal jangan dilarang dan main gusur saja. Yang penting jangan dilarang jualan aja. Pemko mau atur pedagang terserah saja,” sambungnya.
Beberapa pedagang yang Riau Pos jumpai kompak mengaku tidak tau siapa yang mengelola kawasan kuliner tempat mereka berjualan. Mereka juga enggan menyebut besaran setoran yang diberikan.
”Belum tahu pemko mau urus pedagang di sini. Yang penting isa berjualan, gak dilarang-larang. Ya bayarlah, ada yang sebulan, dan katanya ada juga yang per pekan atau dua pekan. Beda-bedalah besarannya,” tambah pedagang kuliner bernama Eli.(ilo)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Rencana Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru berencana mengambil alih pengelolaan pasar kuliner di sekitaran ruas Jalan Cuk Nyak Dhien tak terlalu dipikirkan pedagang. Yang terpenting, mereka tidak digusur dari tempat berjualan di sana.
Sebagian besar pedagang mengaku belum mengetahui wacana pemko tersebut. Mereka terkesan tidak begitu peduli jika pemko akan mengelolanya. Apalagi mereka mengaku tidak mengetahui secara pasti siapa yang mengelola kawasan tersebut saat ini.
- Advertisement -
”Kami tak tahu siapa yang mengelola hingga sekarang ini. Kalau ada yang minta ya bayar. Sebulan sekali. Ada juga yang lebih satu bulan bayarnya. Gak tahu dari mana orang yang narik uang bulanannya,” ujar salah seorang pedagang makanan yang mengaku bernama Mis.
Dirinya menjelaskan, untuk bisa berdagang di area Jalan Cuk Nyak Dhien, harus bergabung dulu di forum pedagang yang sudah ada. Namun soal ini dia mengaku tidak begitu memahaminya. Sebab para pedagang di area tersebut memang sudah saling mengenal.
- Advertisement -
”Gabung dulu ke forum pedagang sini baru bisa jualan, tapi nggak tau seperti apa. Saya sudah bertahun-tahun jualan. Ya ada kami ngumpul-ngumpul grupnya. Ya terserah pemerintah kalau mau urus pedagang,” sambungnya.
”Asal jangan dilarang dan main gusur saja. Yang penting jangan dilarang jualan aja. Pemko mau atur pedagang terserah saja,” sambungnya.
Beberapa pedagang yang Riau Pos jumpai kompak mengaku tidak tau siapa yang mengelola kawasan kuliner tempat mereka berjualan. Mereka juga enggan menyebut besaran setoran yang diberikan.
”Belum tahu pemko mau urus pedagang di sini. Yang penting isa berjualan, gak dilarang-larang. Ya bayarlah, ada yang sebulan, dan katanya ada juga yang per pekan atau dua pekan. Beda-bedalah besarannya,” tambah pedagang kuliner bernama Eli.(ilo)