PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Hari-hari pertama penerapan elektronifikasi di gate (pintu) keluar Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II, Angkasa Pura langsung menerapkan secara serentak tanpa kompromi. Sehingga masyarakat yang hendak keluar dari bandara wajib membayar dengan uang elektronik tanpa terkecuali. Hal ini ditegaskan Manajer FHR Angkasa Pura II Pekanbaru Muhammad Alif Widodo. Ia menjelaskan hal ini langsung dilakukan secara serentak di semua gate keluar sejak hari pertama diterapkannya elektronifikasi ini. Menurutnya ini dimaksudkan agar elektronifikasi berjalan secara konsisten dan tidak setengah-setengah.
"Kebijakan dari Bank Indonesia (BI), elektronifikasi harus serentak dilakukan. Kalau setengah-setengah nanti tidak konsisten," tegasnya. Alif mengatakan, kemacetan di hari-hari pertama adalah hal yang lumrah dan merupakan bagiam dari proses. Untuk mengatasi kemacetan di gate keluar bandara akibat masyarakat yang belum memiliki uang elektronik sehingga harus membeli terlebih dahulu, Alif menuturkan pihaknya menambah jumlah petugas yang menjual kartu elektronik di pintu keluar. Jika pada hari pertama hanya BCA dan BRK yang berjualan di pintu keluar, pada hari selanjutnta BNI dan BRI turut berjualan di pintu keluar. Selain itu setiap 30 menit sekali pihak bandara memberikan pengumuman kepada pengujung bandara yang berada di terminal agar menyiapkan uang elektronik sebelum keluar.
"Sudah ada empat bank yang berjualan di pintu keluar, Selain di pintu keluar juga ada yang berjualan di dalam," jelasnya.
Untuk harga kartu uang elektronik. Setiap bank memiliki kebijakan tersendiri. Mulai dari Rp30 ribu sampai Rp50 ribu. BRI, BNI dan BRK misalnya, menjual seharga Rp30 ribu dengan saldo Rp10 ribu. Sedangan BCA menjual kartu seharga Rp50 ribu dengan saldo Rp25 ribu. Kartu tersebut tak hanya dapat digunakan di bandara tetapi juga di tempat tertentu lainnya. Seperti Indomaret, Alfamart, parkir pusat perbelanjaan, jalan tol dan lain-lain. Top up juga dapat dilakukan di bank, Indomaret dan lainnya.
Perlu Sosialisasi Lanjut
Penerapan e-money di Bandara SSK II Pekanbaru membuat masyarakat terkejut. Minimnya sosialisasi menjadikan pintu keluar bandara tampak macet. Bahkan ada yang putar arah dan tak bisa keluar karena tak cukup untuk membeli e-money.
Hal itu menjadi perhatian pengamat perkotaan Mardianto Manan. Menurutnya ini bagus diterapkan karena Pekanbaru sedang menuju smart city dan sekarang sudah menjadi metropolitan. Katanya, mau tak mau, suka tak suka ke depan akan mengahadapi itu.
"Persoalan sekarang harus ada langkah-langkah yang jelas. Misalnya sosialisasi di media baik cetak, online, tv, dan radio. Sosialisasi perlu hingga enam bulan. Atau seperti helm hingga dua tahun sosialisasi," ucapnya kepada Riau Pos, Senin (3/2).
Mardianto merincikan pentingnya sosialisasi. Meski telah dilakukan e-money, tetap harus ada peringatan-peringatan sosialisasi. Sehingga masyarakat tidak terkejut.
"Di gerbang itu ada yang pakai e-money dan satunya pakai manual," jelasnya.(a/s)