KUALA LUMPUR (RIAUPOS.CO) – Banjir bandang melanda sejumlah wilayah di Malaysia. Negara Bagian Kelantan menjadi salah satu wilayah yang paling parah terkena dampak bencana itu. Rumah-rumah hancur dan banyak di antaranya yang tak bisa diperbaiki. Jalan-jalan rusak parah, kendaraan juga hanyut terbawa arus hingga membuat ribuan penduduk terputus aksesnya akibat derasnya aliran banjir.
Dilansir dari The Sun, Kelantan yang berada di wilayah utara Malaysia menjadi titik dengan jumlah pengungsi tertinggi. Jumlah pengungsi di Pusat Pemindahan Sementara (PPS) tercatat menurun, dari 7.600 orang menjadi 6.269 orang hingga kemarin (7/12) pagi. Total ada 18 PPS yang masih beroperasi di wilayah itu.
Otoritas setempat mencatat, wilayah Tumpat merupakan area dengan jumlah pengungsi terbanyak, yaitu 5.721 orang dari 1.731 keluarga, diikuti oleh Pasir Mas dengan 526 pengungsi (154 keluarga) dan Kuala Krai dengan 22 pengungsi (7 keluarga).
Portal Infobanjir Publik melaporkan bahwa Sungai Golok di Tumpat masih berada di atas tingkat bahaya dengan ketinggian mencapai 3,18 meter, melewati ambang batas bahaya 3,0 meter. Tingginya permukaan air itu menambah kekhawatiran akan banjir susulan yang dapat memperparah kondisi di daerah tersebut.
Selain itu, banyak infrastruktur yang rusak parah akibat banjir sehingga menghambat akses bantuan ke beberapa wilayah terpencil. Beberapa warga melaporkan kehilangan seluruh harta benda mereka, sementara kendaraan hanyut terbawa arus banjir yang deras.
Pemerintah setempat juga memperingatkan warga atas ancaman kesehatan yang terjadi seusai banjir. ’’Masyarakat harus tetap memperhatikan arahan dari pihak berwenang dan mengambil tindakan pencegahan kesehatan pribadi untuk mencegah persebaran penyakit menular, kecelakaan, dan cedera,’’ ujar Menteri Kesehatan Malaysia Datuk Seri Dr Dzulkefly Ahmad.
Dia memerinci beberapa kasus kesehatan yang dilaporkan. Yakni, meliputi 6.730 infeksi saluran pernapasan akut, 3.021 infeksi kulit, 298 gastroenteritis akut, 190 konjungtivitis, 20 cacar air, dan 13 penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD). Pihaknya mencatat bahwa semua kasus penyakit menular yang dilaporkan di PPS bersifat sporadis dan terkendali.
’’Masyarakat juga diimbau untuk segera mencari pertolongan medis di PPS atau fasilitas kesehatan terdekat dan tidak menunda pengobatan,’’ imbuhnya.
Otoritas setempat terus bekerja keras dalam upaya pemulihan, termasuk mengevakuasi warga ke tempat yang lebih aman dan memastikan kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan perlengkapan kesehatan dapat terpenuhi di pusat-pusat pengungsian. Pemerintah juga mengimbau masyarakat di daerah-daerah yang masih berisiko untuk tetap waspada dan mengikuti arahan evakuasi jika diperlukan.
Kelantan, yang sering menjadi salah satu wilayah paling terdampak selama musim hujan tahunan, kini menghadapi tantangan besar untuk memulihkan kehidupan masyarakat setelah bencana tersebut.(dee/c6/ady/jpg)