Selasa, 17 September 2024

Just Mom, Kisah Abadi Kasih Sayang Seorang Ibu

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kisah tentang hubungan ibu dan anak nyaris tak pernah gagal menyentuh hati. Termasuk cerita Siti dan Murni yang tergambar dalam film Just Mom. Selama hampir satu setengah jam, penonton bakal dibuat berurai air mata.

Kerinduan Siti (Christine Hakim) terhadap dua anaknya, Pratiwi (Niken Anjani) dan Damar (Ge Pamungkas), begitu mendalam. Namun, ibu tiga anak tersebut tak bisa berbuat apa-apa selain memendamnya.

Bukan karena gengsi, melainkan karena dia tidak ingin perasaannya itu mengganggu konsentrasi hingga pekerjaan sang anak. Di rumah, Siti hanya ditemani si bungsu Jalu (Toran Waibro) dan seorang pembantu yang akrab dipanggil Mbak Sum (Dea Panendra).

Hari demi hari terlewati. Masa tua Siti dijalani dengan menahan rindu, makan, tidur, dan check up ke dokter. Dia sering merasakan kekosongan hati sambil meratapi sisa hidupnya yang tengah bergulat dengan kanker.

- Advertisement -

Kehidupannya yang adem ayem, bahkan cenderung membosankan itu, berubah semenjak ada Murni (Ayushita Widyartoeti Nugraha), orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang hidup luntang-lantung di jalanan dalam kondisi hamil.

Semenjak memutuskan untuk mengadopsi Murni, hidup Siti berwarna. Kondisi psikisnya membaik. Siti tak lagi menghabiskan banyak waktu dengan kekosongan. Dia merawat Murni dengan begitu telaten dan sepenuh hati walaupun tindakannya itu penuh dengan risiko.

- Advertisement -

Sampai akhirnya, terjadilah insiden yang tak diinginkan. Trauma Murni kumat saat melihat gunting. Dia berteriak-teriak hingga melukai orang di sekitarnya. Kondisinya tak terkendali. Tak mau ambil risiko yang lebih besar, ketiga anak Siti mengambil tindakan.

Baca Juga:  Nobar selama Bulan Ramadan

Cerita tersebut diadaptasi dari buku karya Bagas Dwi Bawono yang berjudul Ibu, Doa yang Hilang. Kemudian, disatukan dengan sekumpulan kisah nyata yang terjadi di lingkungan masyarakat. Elemen komedi yang ditampilkan juga tidak berlebihan, tetapi tetap bikin ngakak.

Pengolahan emosi para pemain patut diacungi jempol. Dan menambah kesan bahwa film tersebut terasa wajib ditonton. Just Mom disutradarai Jeihan Angga. Dalam film garapannya itu, dia menyelipkan sebuah pesan tersirat. Jeihan menyadari bahwa dalam realitasnya, tidak banyak ibu atau orang yang superbaik seperti Siti.

Namun, hal tersebut justru menjadi pakemnya dalam menggarap film Just Mom. Dia merasa perlu untuk menyebarkan pesan kebaikan dan kepedulian terhadap sesama tanpa syarat. ’’Kita selalu punya sesuatu yang mungkin tidak kita sadari. Nah, itu yang saya tanamin. Supaya orang jadi tergiring untuk melakukan. Sesimpel itu sih,’’ kata Jeihan.

Film tersebut menyadarkan para kru serta pemain yang terlibat terhadap ibunya masing-masing. Tak terkecuali Niken Anjani. ’’Ya tentu, setelah film ini, aku jadi apa-apa ke ibu. Aku jadi inget buat terus mendekatkan diri ke ibu,’’ ujarnya.

Produser Hanung Bramantyo menyatakan, pemilihan cerita bertajuk Ibu tak pernah gagal menarik hati masyarakat. Selain itu, bisa diputar berkali-kali kapan pun tanpa harus menunggu momen-momen tertentu. ’’Ini film yang everlasting karena setiap hari itu hari ibu,’’ katanya.

Dia mengungkapkan, Just Mom menjadi salah satu film yang ikut terdampak akibat pandemi Covid-19. Sebab, film tersebut sudah disiapkan jauh sebelum pandemi Covid-19 datang. Bahkan, proses syuting sempat terhenti di masa awal Covid-19 merebak di Indonesia pada Maret 2020.

Baca Juga:  WeSing App Gelar Ajang Pencarian Bakat di Indonesia

Di sisi lain, Ayushita punya cara unik dalam memerankan tokoh ODGJ. Yakni, mengamati perilaku kucing liar yang tiba-tiba mendatanginya. Personel grup musik Bukan Bintang Biasa (BBB) itu berhasil menyerap emosi dari si kucing. Kemudian, mentransfernya ke jiwa Murni.

’’Jadi, kucing itu aku urus. Dia takut sama manusia karena punya banyak trauma. Itu yang aku pakai untuk mendalami karakter Murni yang takut sama manusia baru,’’ beber Ayushita.

– Meski banyak mengambil latar belakang cerita di dalam rumah, proses syuting sempat dihentikan warga sekitar karena takut tertular Covid-19 hingga proses produksi sempat terhenti selama empat bulan.

– Pandemi juga membuat bujet produksi membengkak karena harus mengeluarkan dana untuk rapid test secara berkala.

– Selain itu, untuk biaya sewa mobil para kru dan cast yang tinggal di Jakarta. Hanung mengungkapkan bahwa satu mobil hanya berisi satu orang plus sopir.

– Christine Hakim menyebutkan bahwa lawan main terberatnya adalah Ge karena sosoknya yang humoris. ’’Bawaannya pengin ketawa terus,’’ kata dia.

– Ayushita belajar mendalami peran dari kucing jalanan yang diadopsinya.

– Saat kali pertama diajak menggarap, Jeihan Angga mengira bahwa Just Mom adalah film komedi.

– Hanung memilih menjadi produser agar bisa memberikan kesempatan untuk junior-juniornya menjajaki posisi sutradara.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kisah tentang hubungan ibu dan anak nyaris tak pernah gagal menyentuh hati. Termasuk cerita Siti dan Murni yang tergambar dalam film Just Mom. Selama hampir satu setengah jam, penonton bakal dibuat berurai air mata.

Kerinduan Siti (Christine Hakim) terhadap dua anaknya, Pratiwi (Niken Anjani) dan Damar (Ge Pamungkas), begitu mendalam. Namun, ibu tiga anak tersebut tak bisa berbuat apa-apa selain memendamnya.

Bukan karena gengsi, melainkan karena dia tidak ingin perasaannya itu mengganggu konsentrasi hingga pekerjaan sang anak. Di rumah, Siti hanya ditemani si bungsu Jalu (Toran Waibro) dan seorang pembantu yang akrab dipanggil Mbak Sum (Dea Panendra).

Hari demi hari terlewati. Masa tua Siti dijalani dengan menahan rindu, makan, tidur, dan check up ke dokter. Dia sering merasakan kekosongan hati sambil meratapi sisa hidupnya yang tengah bergulat dengan kanker.

Kehidupannya yang adem ayem, bahkan cenderung membosankan itu, berubah semenjak ada Murni (Ayushita Widyartoeti Nugraha), orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang hidup luntang-lantung di jalanan dalam kondisi hamil.

Semenjak memutuskan untuk mengadopsi Murni, hidup Siti berwarna. Kondisi psikisnya membaik. Siti tak lagi menghabiskan banyak waktu dengan kekosongan. Dia merawat Murni dengan begitu telaten dan sepenuh hati walaupun tindakannya itu penuh dengan risiko.

Sampai akhirnya, terjadilah insiden yang tak diinginkan. Trauma Murni kumat saat melihat gunting. Dia berteriak-teriak hingga melukai orang di sekitarnya. Kondisinya tak terkendali. Tak mau ambil risiko yang lebih besar, ketiga anak Siti mengambil tindakan.

Baca Juga:  Syahrini Doa di Awal Tahun 2024

Cerita tersebut diadaptasi dari buku karya Bagas Dwi Bawono yang berjudul Ibu, Doa yang Hilang. Kemudian, disatukan dengan sekumpulan kisah nyata yang terjadi di lingkungan masyarakat. Elemen komedi yang ditampilkan juga tidak berlebihan, tetapi tetap bikin ngakak.

Pengolahan emosi para pemain patut diacungi jempol. Dan menambah kesan bahwa film tersebut terasa wajib ditonton. Just Mom disutradarai Jeihan Angga. Dalam film garapannya itu, dia menyelipkan sebuah pesan tersirat. Jeihan menyadari bahwa dalam realitasnya, tidak banyak ibu atau orang yang superbaik seperti Siti.

Namun, hal tersebut justru menjadi pakemnya dalam menggarap film Just Mom. Dia merasa perlu untuk menyebarkan pesan kebaikan dan kepedulian terhadap sesama tanpa syarat. ’’Kita selalu punya sesuatu yang mungkin tidak kita sadari. Nah, itu yang saya tanamin. Supaya orang jadi tergiring untuk melakukan. Sesimpel itu sih,’’ kata Jeihan.

Film tersebut menyadarkan para kru serta pemain yang terlibat terhadap ibunya masing-masing. Tak terkecuali Niken Anjani. ’’Ya tentu, setelah film ini, aku jadi apa-apa ke ibu. Aku jadi inget buat terus mendekatkan diri ke ibu,’’ ujarnya.

Produser Hanung Bramantyo menyatakan, pemilihan cerita bertajuk Ibu tak pernah gagal menarik hati masyarakat. Selain itu, bisa diputar berkali-kali kapan pun tanpa harus menunggu momen-momen tertentu. ’’Ini film yang everlasting karena setiap hari itu hari ibu,’’ katanya.

Dia mengungkapkan, Just Mom menjadi salah satu film yang ikut terdampak akibat pandemi Covid-19. Sebab, film tersebut sudah disiapkan jauh sebelum pandemi Covid-19 datang. Bahkan, proses syuting sempat terhenti di masa awal Covid-19 merebak di Indonesia pada Maret 2020.

Baca Juga:  WeSing App Gelar Ajang Pencarian Bakat di Indonesia

Di sisi lain, Ayushita punya cara unik dalam memerankan tokoh ODGJ. Yakni, mengamati perilaku kucing liar yang tiba-tiba mendatanginya. Personel grup musik Bukan Bintang Biasa (BBB) itu berhasil menyerap emosi dari si kucing. Kemudian, mentransfernya ke jiwa Murni.

’’Jadi, kucing itu aku urus. Dia takut sama manusia karena punya banyak trauma. Itu yang aku pakai untuk mendalami karakter Murni yang takut sama manusia baru,’’ beber Ayushita.

– Meski banyak mengambil latar belakang cerita di dalam rumah, proses syuting sempat dihentikan warga sekitar karena takut tertular Covid-19 hingga proses produksi sempat terhenti selama empat bulan.

– Pandemi juga membuat bujet produksi membengkak karena harus mengeluarkan dana untuk rapid test secara berkala.

– Selain itu, untuk biaya sewa mobil para kru dan cast yang tinggal di Jakarta. Hanung mengungkapkan bahwa satu mobil hanya berisi satu orang plus sopir.

– Christine Hakim menyebutkan bahwa lawan main terberatnya adalah Ge karena sosoknya yang humoris. ’’Bawaannya pengin ketawa terus,’’ kata dia.

– Ayushita belajar mendalami peran dari kucing jalanan yang diadopsinya.

– Saat kali pertama diajak menggarap, Jeihan Angga mengira bahwa Just Mom adalah film komedi.

– Hanung memilih menjadi produser agar bisa memberikan kesempatan untuk junior-juniornya menjajaki posisi sutradara.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari