JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Jumlah simpanan nasabah di bank meningkat. Tercermin dari pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sektor perbankan. Sehingga, masih cukup untuk mendorong ekspansi kredit tahun ini.
Bank Indonesia (BI) mencatat DPK mencapai Rp7.116,7 triliun per akhir Januari 2022. Jumlah tersebut meningkat Rp800,4 triliun atau naik 12,06 persen secara year-on-year (YoY). Namun, hingga akhir Februari, DPK perbankan turun Rp7.110,7 triliun akibat perlambatan giro dan simpanan berjangka.
Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan menuturkan, DPK perusahaan mencapai Rp240,01 triliun pada Februari 2022. Jumlah tersebut naik 19,4 persen YoY. Mayoritas simpanan berasal dari tabungan dan giro.
"Pertumbuhan simpanan nasabah memang sangat baik dan berasal dari pertumbuhan dana murah (current account saving account/CASA). Misalnya, giro tumbuh lebih dari 25 persen yang berasal dari operating bank account dan cash management," katanya.
Direktur Distribution Funding PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Jasmin mengaku, DPK tumbuh melambat. Tercatat terkerek 0,40 persen YoY menjadi Rp285,91 triliun pada Februari 2022. Mayoritas simpanan didominasi deposito sebesar Rp164,02 triliun.
Menurut dia, perlambatan tersebut menyesuaikan dengan pertumbuhan kredit. Oleh karena itu, perseroan berusaha menjaga akses likuiditas tidak berlebihan. Sekaligus mengurangi beban bunga. "Meski demikian, likuiditas BTN saat ini masih cukup untuk mendukung ekspansi kredit," ujarnya.
BTN menargetkan DPK tumbuh kisaran 10 sampai 11 persen tahun ini. Sejumlah strategi telah dipersiapkan. Antara lain, penghimpunan dana murah (CASA) untuk menekan beban dana (COF), memacu pembukaan rekening tabungan bisnis dengan target ekosistem perdagangan, meningkatkan fitur mobile banking, dan penggunaan mesin electronic data capture (EDC).
PT Bank BTPN Tbk mengandalkan segmen korporasi sebagai motor penggerak penyaluran kredit tahun ini. Direktur Utama BTPN Ongki Wanandjati memperkirakan pemulihan ekonomi 2022 akan lebih baik ketimbang tahun lalu. Sejalan dengan perkembangan program vaksinasi yang sudah dilakukan oleh pemerintah.
Sepanjang 2021, kredit korporasi BTPN komersial dan syariah tumbuh 12 persen YoY. Ongki mengaku, tidak mematok target secara spesifik untuk ekspansi kredit di 2022. Setidaknya, bisa memenuhi target OJK sebesar 7,5 persen hingga akhir tahun nanti."Motor pertumbuhan kredit kami korporasi. Kami akan dukung sektor prioritas pemerintah, termasuk sektor environmental, social, and governance (ESG)," ujarnya.(han/dio/jpg)