Senin, 10 November 2025
spot_img

Ekonomi Masih Tumbuh Stabil

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia memang masih dibayang-bayangi ketidakpastian global. Hal itu pula yang membuat pertumbuhan ekonomi triwulan III tahun ini hanya mampu berada di level 5,02 persen.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, ekonomi Indonesia mampu tumbuh berkualitas di tengah ketidakpastian global. ‘’Meski terjadi perlambatan, pencapaian ini masih lebih baik dibandingkan beberapa negara lainnya di ASEAN. Di antaranya Malaysia, Thailand, dan Singapura,’’ ujarnya di Jakarta, akhir pekan.

Perlambatan ekonomi global merupakan tantangan yang saat ini dihadapi oleh seluruh negara di dunia. Bahkan IMF dalam laporannya periode Oktober 2019 kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan global untuk tahun 2019.

Januari lalu IMF merevisi proyeksi pertumbuhan dari 3,5 persen turun menjadi 3,3 persen pada laporan April 2019. Angka itu terus direvisi ke bawah hingga ekonomi global diperkirakan hanya tumbuh 3,0 persen di tahun ini seperti dilansir pada laporan yang dirilis Oktober lalu.

Baca Juga:  PLN Tampilkan EVDS di IIMS 2024

Perkiraan serupa juga dilakukan oleh Bank Dunia yang dalam laporan pada Januari lalu sempat memperkirakan ekonomi global tumbuh 2,9 persen (yoy). Namun, Juni lalu Bank Dunia merevisi dengan memperkirakan pertumbuhan hanya di level 2,6 persen.

‘’Sebenarnya, kinerja ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini cukup baik secara fundamental karena banyak negara justru mengalami perlambatan ekonomi yang lebih dalam, misalnya Cina, Amerika Serikat, dan Uni Eropa,’’ tuturnya.

Airlangga melanjutkan, relatif baiknya kinerja ekonomi Indonesia juga tercermin dari berlanjutnya tren penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT). Bila pada Agustus 2015, TPT tercatat 6,18 persen, maka pada Agustus 2017 dan Agustus 2018 turun menjadi 5,50 persen dan 5,34 persen. Data terkini Agustus 2019, TPT telah turun menjadi 5,28 persen.

Baca Juga:  Industri Tetap Bisa Maksimalkan Aneka Insentif

Pencapaian itu disebutnya merupakan sesuatu hal yang luar biasa. Sebab, di tengah ketidakpastian ekonomi global akibat perang dagang dan konflik geopolitik, perekonomian Indonesia masih tetap tumbuh berkualitas dan stabil melalui penciptaan lapangan-lapangan kerja baru. ‘’Sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia,’’ tambahnya.

Hingga kini, kondisi ketidakpastian global terus memanas. Hal itu dipicu perang dagang antara AS dan Cina, serta tren penurunan harga berbagai komoditas. Beberapa negara pun secara bertahap mulai melonggarkan kebijakan moneternya. (dee/jpg)

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia memang masih dibayang-bayangi ketidakpastian global. Hal itu pula yang membuat pertumbuhan ekonomi triwulan III tahun ini hanya mampu berada di level 5,02 persen.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, ekonomi Indonesia mampu tumbuh berkualitas di tengah ketidakpastian global. ‘’Meski terjadi perlambatan, pencapaian ini masih lebih baik dibandingkan beberapa negara lainnya di ASEAN. Di antaranya Malaysia, Thailand, dan Singapura,’’ ujarnya di Jakarta, akhir pekan.

Perlambatan ekonomi global merupakan tantangan yang saat ini dihadapi oleh seluruh negara di dunia. Bahkan IMF dalam laporannya periode Oktober 2019 kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan global untuk tahun 2019.

Januari lalu IMF merevisi proyeksi pertumbuhan dari 3,5 persen turun menjadi 3,3 persen pada laporan April 2019. Angka itu terus direvisi ke bawah hingga ekonomi global diperkirakan hanya tumbuh 3,0 persen di tahun ini seperti dilansir pada laporan yang dirilis Oktober lalu.

Baca Juga:  Kebijakan Pelonggaran Kredit OJK Dukung Ekonomi Masyarakat

Perkiraan serupa juga dilakukan oleh Bank Dunia yang dalam laporan pada Januari lalu sempat memperkirakan ekonomi global tumbuh 2,9 persen (yoy). Namun, Juni lalu Bank Dunia merevisi dengan memperkirakan pertumbuhan hanya di level 2,6 persen.

- Advertisement -

‘’Sebenarnya, kinerja ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini cukup baik secara fundamental karena banyak negara justru mengalami perlambatan ekonomi yang lebih dalam, misalnya Cina, Amerika Serikat, dan Uni Eropa,’’ tuturnya.

Airlangga melanjutkan, relatif baiknya kinerja ekonomi Indonesia juga tercermin dari berlanjutnya tren penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT). Bila pada Agustus 2015, TPT tercatat 6,18 persen, maka pada Agustus 2017 dan Agustus 2018 turun menjadi 5,50 persen dan 5,34 persen. Data terkini Agustus 2019, TPT telah turun menjadi 5,28 persen.

- Advertisement -
Baca Juga:  PLN Tampilkan EVDS di IIMS 2024

Pencapaian itu disebutnya merupakan sesuatu hal yang luar biasa. Sebab, di tengah ketidakpastian ekonomi global akibat perang dagang dan konflik geopolitik, perekonomian Indonesia masih tetap tumbuh berkualitas dan stabil melalui penciptaan lapangan-lapangan kerja baru. ‘’Sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia,’’ tambahnya.

Hingga kini, kondisi ketidakpastian global terus memanas. Hal itu dipicu perang dagang antara AS dan Cina, serta tren penurunan harga berbagai komoditas. Beberapa negara pun secara bertahap mulai melonggarkan kebijakan moneternya. (dee/jpg)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia memang masih dibayang-bayangi ketidakpastian global. Hal itu pula yang membuat pertumbuhan ekonomi triwulan III tahun ini hanya mampu berada di level 5,02 persen.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, ekonomi Indonesia mampu tumbuh berkualitas di tengah ketidakpastian global. ‘’Meski terjadi perlambatan, pencapaian ini masih lebih baik dibandingkan beberapa negara lainnya di ASEAN. Di antaranya Malaysia, Thailand, dan Singapura,’’ ujarnya di Jakarta, akhir pekan.

Perlambatan ekonomi global merupakan tantangan yang saat ini dihadapi oleh seluruh negara di dunia. Bahkan IMF dalam laporannya periode Oktober 2019 kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan global untuk tahun 2019.

Januari lalu IMF merevisi proyeksi pertumbuhan dari 3,5 persen turun menjadi 3,3 persen pada laporan April 2019. Angka itu terus direvisi ke bawah hingga ekonomi global diperkirakan hanya tumbuh 3,0 persen di tahun ini seperti dilansir pada laporan yang dirilis Oktober lalu.

Baca Juga:  BRI Dukung Pemerintah Naikkan Plafon KUR

Perkiraan serupa juga dilakukan oleh Bank Dunia yang dalam laporan pada Januari lalu sempat memperkirakan ekonomi global tumbuh 2,9 persen (yoy). Namun, Juni lalu Bank Dunia merevisi dengan memperkirakan pertumbuhan hanya di level 2,6 persen.

‘’Sebenarnya, kinerja ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini cukup baik secara fundamental karena banyak negara justru mengalami perlambatan ekonomi yang lebih dalam, misalnya Cina, Amerika Serikat, dan Uni Eropa,’’ tuturnya.

Airlangga melanjutkan, relatif baiknya kinerja ekonomi Indonesia juga tercermin dari berlanjutnya tren penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT). Bila pada Agustus 2015, TPT tercatat 6,18 persen, maka pada Agustus 2017 dan Agustus 2018 turun menjadi 5,50 persen dan 5,34 persen. Data terkini Agustus 2019, TPT telah turun menjadi 5,28 persen.

Baca Juga:  PLN Tampilkan EVDS di IIMS 2024

Pencapaian itu disebutnya merupakan sesuatu hal yang luar biasa. Sebab, di tengah ketidakpastian ekonomi global akibat perang dagang dan konflik geopolitik, perekonomian Indonesia masih tetap tumbuh berkualitas dan stabil melalui penciptaan lapangan-lapangan kerja baru. ‘’Sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia,’’ tambahnya.

Hingga kini, kondisi ketidakpastian global terus memanas. Hal itu dipicu perang dagang antara AS dan Cina, serta tren penurunan harga berbagai komoditas. Beberapa negara pun secara bertahap mulai melonggarkan kebijakan moneternya. (dee/jpg)

 

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari