Senin, 8 Juli 2024

BKKBN Kemas Cara Baru Tingkatkan Followers Media Massa

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) –  Saat ini proporsi jumlah penduduk pada kelompok umur muda dan produktif sangat besar menjadikan mereka sebagai sasaran utama program BKKBN. Mereka inilah yang menjadi tumpuan pembangunan nasional baik sekarang maupun dimasa datang. Sehingga BKKBN merubah pendekatan program agar menjadi lebih relevan untuk generasi Millenial dan Zillenial. Keinginan kuat BKKBN dilakukan dengan upaya rebranding yaitu penyegaran penampilan pada logo, tagline dan jingle. Bukan hanya itu, BKKBN juga melakukan cara pendekatan yang lebih sesuai dengan selera dan dinamika generasi millenial dan zillenial. Diera digital saat ini, BKKBN melakukan berbagai pendekatan dan memanfaatkan media-media komunikasi untuk meningkatkan akses penyebaran informasi. Media sosial (social-media) merupakan salah satu media pilihan untuk penyampaian informasi.

Salah satu upaya yang strategis dalam penyebarluasan informasi program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan keluarga Berencana (Bangga Kencana) dengan sasaran yang luas yaitu hampir 70 juta keluarga Indonesia dan 70 juta remaja Indonesia yang membutuhkan informasi Program Bangga Kencana dan cara-cara perubahan yang efektif untuk berpartisipasi dalam pembangunan kesejahteraan untuk mewujudkan keluarga yang tentram; mandiri; dan bahagia dalam koridor Pembangunan keluarga.

- Advertisement -

Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo SpOG (G) menyampaikan, baru saja BKKBN meluncurkan laman siapnikah.org (www.sispnikah.org) yang bekerja sama dengan Rumah Perubahan. Laman ini merupakan media edukasi mengukur kesiapan menikah bagi para remaja di Indonesia. Di dalam laman tersebut, terdapat kuesioner yang mengukur kesiapan menikah seseorang. Selain itu, terdapat bacaan-bacaan yang bisa menjadi referensi bagi anak muda mengenai mempersiapkan diri menjadi orang dewasa yang dapat memenuhi kebutuhannya, tambah Hasto.

Masa pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap penggunaan alat kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur (PUS). Terjadi penurunan penggunaan kontrasepsi dapat menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan karena tidak teraksesnya Pasangan Usia Subur terhadap pelayanan kontrasepsi. Berbagai upaya telah dilakukan oleh BKKBN untuk meningkatkan awareness masyarakat Indonesia termasuk stakeholder dan mitra kerja melalui berbagai media. Bukan hanya resiko kesehatan namun juga resiko psikologis karena kekahawatiran. Oleh karena itu, kita harus mensosialisasikan penundaan kehamilan kepada masyarakat dan sosialisasi ini harus dikemas pula secara baik dan menarik sehingga terpahami isi pesannya.

Baca Juga:  Taspen Bayarkan Pensiun 13 Mulai 10 Agustus 2020

Berdasarkan data BKKBN, sebanyak 30 persen bayi berisiko tidak memenuhi standar kesehatan saat lahir. Apabila sejak awal bayi sudah tidak memenuhi standar kesehatan, maka akan sulit mengembangkan SDM ke depannya. Ketidaktahuan dan ketidaksiapan pasangan saat akan menikah menimbulkan banyak risiko kesehatan terhadap ibu dan bayi yang dilahirkan. Ketidaktahuan itu juga menurunkan kemampuan pasangan muda untuk menghasilkan generasi baru yang unggul dan berkualitas. Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan  generasi Indonesia yang unggul, BKKBN berupaya melakukan pendekatan kepada para calon ibu dengan memberikan edukasi dan kesadaran tentang pentingnya mempersiapkan 1.000 hari pertama kehidupan bagi bayi sehingga bayi yang mereka lahirkan menjadi generasi baru yang unggul dan berkualitas.

- Advertisement -

Banyak program yang bagus di BKKBN, namun apakah generasi muda mengetahui itu? Hal ini yang harus menjadi perhatian kita. Sepertinya program Bangga Kencana harus kita tinjau ulang, kita kemas ulang sehingga bisa sampai dan dipahami para generasi muda kita, ungkap Hasto. Selain, itu untuk mengakomodir hal tersebut perlu adanya penyebarluasan informasi terkait Program Bangga Kencana melalui semua media, seperti : Jalur Udara/ (TV, radio, website, sosmed), Jalur Darat (mobile, printing, billboard), Jalur Akar Rumput (poster, booklet, merchandise), tambah Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (Adpin) BKKBN H Nofrijal SP MA

Hasto juga menyarankan, agar para PUS menunda untuk punya momongan di masa pandemi Covid-19. Hal ini disebabkan usia kehamilan muda memiliki resiko tinggi terpapar virus Covid-19, karena daya tahan tubuhnya menurun. Biasanya kalau hamil muda daya tahan tubuhnya menurun, karena ada penyesuaian tubuh ibu dengan bayi yang ada dalam kandungan. Selain itu, menurut Hasto pada saat pandemi Covid-19 ini akan memberikan ujian berat bagi wanita di masa-masa kehamilannya, sebab wanita hamil itu diciptakan dengan daya tahan tubuh yang menurun, imbuh Hasto.

Baca Juga:  PLN Optimalkan Pemanfaatan FABA

Kegiatan Workshop Online II Penetrasi Penggunaan Multimedia dalam Menyukseskan Rebranding BKKBN melalui Cisco Webex Event ini mengundang 310 peserta yang terdiri dari Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan BKKBN, Pejabat Tinggi Pratama BKKBN, Kepala Perwakilan BKKBN Seluruh Indonesia, Kepala Bidang Adpin BKKBN Provinsi, Kepala Seksi Advokasi BKKBN Provinsi, Kepala Subbaggian Humas, Para  Pengelola Media Sosial Genre se-Indonesia, Pranata Humas, Ketua Ikatan Penulis KB (IPKB) provinsi, dan Ketua Ikatan Penyuluh KB provinsi. Narasumber pada acara tersebut adalah Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo Sp OG(K), Deputi Bidang Adpin H Nofrijal SP MA, Presiden Direktur Trans TV-Trans 7 Atiek Nur Wahyuni, dan Bunga Harum Dani sebagai moderator.

Di akhir sambutannya Hasto berpesan, gunakan seluruh kemampuan yang ada untuk melayani masyarakat dengan memberikan informasi yang baik dan benar serta menarik untuk diketahui masyarakat. Petakan media-media yang ada dan sesuaikan jenis media dan saluran untuk menjangkau audience. Tingkatkan kemampuan komunikasi agar menjadi komunikator yang andal. Pelajari dan kenali penerima pesan kita sehingga pesan yang disampaikan diterima dengan baik dan dipahami.

Dalam rangka meningkatkan followers/viewers/subscriber media sosial BKKBN melalui akun @bkkbnofficial peserta workshop diharapkan ikut berpartisipasi,  dengan membuat akun yang berkualitas dan diminati khalayak, memfollow dan membantu proses penyebarluasan informasi program Bangga Kencana baik melalui komunitas di media sosial pribadi ataupun dengan merepost ulang konten dari @bkkbnofficial, dan bekerja sama dengan influencer atau para penggiat media sosial yang memiliki followers dan subcibers signifikan, ujar Hasto.(eca)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) –  Saat ini proporsi jumlah penduduk pada kelompok umur muda dan produktif sangat besar menjadikan mereka sebagai sasaran utama program BKKBN. Mereka inilah yang menjadi tumpuan pembangunan nasional baik sekarang maupun dimasa datang. Sehingga BKKBN merubah pendekatan program agar menjadi lebih relevan untuk generasi Millenial dan Zillenial. Keinginan kuat BKKBN dilakukan dengan upaya rebranding yaitu penyegaran penampilan pada logo, tagline dan jingle. Bukan hanya itu, BKKBN juga melakukan cara pendekatan yang lebih sesuai dengan selera dan dinamika generasi millenial dan zillenial. Diera digital saat ini, BKKBN melakukan berbagai pendekatan dan memanfaatkan media-media komunikasi untuk meningkatkan akses penyebaran informasi. Media sosial (social-media) merupakan salah satu media pilihan untuk penyampaian informasi.

Salah satu upaya yang strategis dalam penyebarluasan informasi program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan keluarga Berencana (Bangga Kencana) dengan sasaran yang luas yaitu hampir 70 juta keluarga Indonesia dan 70 juta remaja Indonesia yang membutuhkan informasi Program Bangga Kencana dan cara-cara perubahan yang efektif untuk berpartisipasi dalam pembangunan kesejahteraan untuk mewujudkan keluarga yang tentram; mandiri; dan bahagia dalam koridor Pembangunan keluarga.

Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo SpOG (G) menyampaikan, baru saja BKKBN meluncurkan laman siapnikah.org (www.sispnikah.org) yang bekerja sama dengan Rumah Perubahan. Laman ini merupakan media edukasi mengukur kesiapan menikah bagi para remaja di Indonesia. Di dalam laman tersebut, terdapat kuesioner yang mengukur kesiapan menikah seseorang. Selain itu, terdapat bacaan-bacaan yang bisa menjadi referensi bagi anak muda mengenai mempersiapkan diri menjadi orang dewasa yang dapat memenuhi kebutuhannya, tambah Hasto.

Masa pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap penggunaan alat kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur (PUS). Terjadi penurunan penggunaan kontrasepsi dapat menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan karena tidak teraksesnya Pasangan Usia Subur terhadap pelayanan kontrasepsi. Berbagai upaya telah dilakukan oleh BKKBN untuk meningkatkan awareness masyarakat Indonesia termasuk stakeholder dan mitra kerja melalui berbagai media. Bukan hanya resiko kesehatan namun juga resiko psikologis karena kekahawatiran. Oleh karena itu, kita harus mensosialisasikan penundaan kehamilan kepada masyarakat dan sosialisasi ini harus dikemas pula secara baik dan menarik sehingga terpahami isi pesannya.

Baca Juga:  Pulihkan Ekonomi, Masyarakat Harus Dukung Kebijakan Pemerintah

Berdasarkan data BKKBN, sebanyak 30 persen bayi berisiko tidak memenuhi standar kesehatan saat lahir. Apabila sejak awal bayi sudah tidak memenuhi standar kesehatan, maka akan sulit mengembangkan SDM ke depannya. Ketidaktahuan dan ketidaksiapan pasangan saat akan menikah menimbulkan banyak risiko kesehatan terhadap ibu dan bayi yang dilahirkan. Ketidaktahuan itu juga menurunkan kemampuan pasangan muda untuk menghasilkan generasi baru yang unggul dan berkualitas. Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan  generasi Indonesia yang unggul, BKKBN berupaya melakukan pendekatan kepada para calon ibu dengan memberikan edukasi dan kesadaran tentang pentingnya mempersiapkan 1.000 hari pertama kehidupan bagi bayi sehingga bayi yang mereka lahirkan menjadi generasi baru yang unggul dan berkualitas.

Banyak program yang bagus di BKKBN, namun apakah generasi muda mengetahui itu? Hal ini yang harus menjadi perhatian kita. Sepertinya program Bangga Kencana harus kita tinjau ulang, kita kemas ulang sehingga bisa sampai dan dipahami para generasi muda kita, ungkap Hasto. Selain, itu untuk mengakomodir hal tersebut perlu adanya penyebarluasan informasi terkait Program Bangga Kencana melalui semua media, seperti : Jalur Udara/ (TV, radio, website, sosmed), Jalur Darat (mobile, printing, billboard), Jalur Akar Rumput (poster, booklet, merchandise), tambah Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (Adpin) BKKBN H Nofrijal SP MA

Hasto juga menyarankan, agar para PUS menunda untuk punya momongan di masa pandemi Covid-19. Hal ini disebabkan usia kehamilan muda memiliki resiko tinggi terpapar virus Covid-19, karena daya tahan tubuhnya menurun. Biasanya kalau hamil muda daya tahan tubuhnya menurun, karena ada penyesuaian tubuh ibu dengan bayi yang ada dalam kandungan. Selain itu, menurut Hasto pada saat pandemi Covid-19 ini akan memberikan ujian berat bagi wanita di masa-masa kehamilannya, sebab wanita hamil itu diciptakan dengan daya tahan tubuh yang menurun, imbuh Hasto.

Baca Juga:  Peserta yang Tak Bekerja Lagi Berhak Dapat BSU

Kegiatan Workshop Online II Penetrasi Penggunaan Multimedia dalam Menyukseskan Rebranding BKKBN melalui Cisco Webex Event ini mengundang 310 peserta yang terdiri dari Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan BKKBN, Pejabat Tinggi Pratama BKKBN, Kepala Perwakilan BKKBN Seluruh Indonesia, Kepala Bidang Adpin BKKBN Provinsi, Kepala Seksi Advokasi BKKBN Provinsi, Kepala Subbaggian Humas, Para  Pengelola Media Sosial Genre se-Indonesia, Pranata Humas, Ketua Ikatan Penulis KB (IPKB) provinsi, dan Ketua Ikatan Penyuluh KB provinsi. Narasumber pada acara tersebut adalah Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo Sp OG(K), Deputi Bidang Adpin H Nofrijal SP MA, Presiden Direktur Trans TV-Trans 7 Atiek Nur Wahyuni, dan Bunga Harum Dani sebagai moderator.

Di akhir sambutannya Hasto berpesan, gunakan seluruh kemampuan yang ada untuk melayani masyarakat dengan memberikan informasi yang baik dan benar serta menarik untuk diketahui masyarakat. Petakan media-media yang ada dan sesuaikan jenis media dan saluran untuk menjangkau audience. Tingkatkan kemampuan komunikasi agar menjadi komunikator yang andal. Pelajari dan kenali penerima pesan kita sehingga pesan yang disampaikan diterima dengan baik dan dipahami.

Dalam rangka meningkatkan followers/viewers/subscriber media sosial BKKBN melalui akun @bkkbnofficial peserta workshop diharapkan ikut berpartisipasi,  dengan membuat akun yang berkualitas dan diminati khalayak, memfollow dan membantu proses penyebarluasan informasi program Bangga Kencana baik melalui komunitas di media sosial pribadi ataupun dengan merepost ulang konten dari @bkkbnofficial, dan bekerja sama dengan influencer atau para penggiat media sosial yang memiliki followers dan subcibers signifikan, ujar Hasto.(eca)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari