SIAK (RIAPOS.CO) — Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Koto Gasib berkapasitas 25 MW, sudah beroperasi sejak Rabu (31/7). Peresmian ini dipimpin Gubernur Riau Drs Syamsuar MSi, didampingi Bupati Siak Drs H Alfedri MSi, serta Manager PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan (UPDK) Pekanbaru, Rahmat Dian Amir.
Beroperasinya PLTMG Koto Gasib sekaligus peresmian dua gardu induk. PLTMG ini beroperasi di bawah kendali PLN Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara.
Manager PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan (UPDK) Pekanbaru, Rahmat Dian Amir mengatakan, PLTMG 25 MW Koto Gasib mulai didirikan tahun 2016. Tahun 2019 ini, mulai dioperasikan setelah direlokasi dari Rawa Minyak Sei Apit pada tahun 2018.
“PLTMG 25 MW Koto Gasib hadir untuk memenuhi keperluan pasokan listrik Kabupaten Siak dalam men-support listrik untuk masyarakat sektor ekonomi bisnis dan pariwisata,” kata Rahmat Dian Amir.
Dijelaskan, PLTMG 25 MW Koto Gasib secara perlahan mengalihkan dan mengurangi energi listrik berbahan bakar minyak.
“Dengan beroperasinya PLTMG 25 MW Koto Gasib ini, maka sistem 20 KV isolated Siak tertangani dengan bagus dan semakin kuat. Mengurangi dampak pencemaran lingkungan karena emisi gas lebih rendah daripada berbahan bakar minyak,” tambah General Manager PT PLN (persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, Bambang Iswanto.
Sementara itu, Gubernur Riau Syamsuar menyambut baik peresmian ini, sebab pengoperasian PLTMG Koto Gasib 25 MW sudah lama ditunggu oleh masyarakat Siak.
“Karena ini (PLTMG) dulu bagian untuk menyelesaikan persoalan listrik yang ada di Siak. Pertama dulu masih ada juga listrik mati hidup di sini. Selama ini kan masih ada yang pakai PLTD, seperti Sungai Apit. Semoga dengan adanya ini, PLTD yang ada jadi cadangan saja,” katanya.
Setelah peresmian, YBM PLN melalui General Manager yang diwakili oleh Senior Manager Produksi Eko Mursidanto dan Manager UPDK PKB menyerahkan santunan kepada anak yatim sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat di sekitar.(ifr/jrr)
Laporan: Agustiar
Edito: Arif Oktafian