RIAUPOS.CO – Ade Saprianto masih duduk di bangku kelas 2 SMP. Karena capek bermain sepak bola, dia tertidur pada pukul 16.30 WIB.
Diceritakan Ade, dia tertidur pulas ketika itu. Hingga dia terbangun sekitar pukul 18.10 WIB, lalu pergi mandi dan mengenakan seragam sekolah.
- Advertisement -
Usai mengenakan seragam sekolah, Ade menelepon temannya bernama Imam yang biasa menjemputnya. Karena Ade belum punya kendaraan sendiri, dia masih menumpang dengan temannya.
Awalnya Ade heran, masih pagi kenapa orang sudah banyak melintas. Namun, Ade lebih fokus menghubungi temannya.
- Advertisement -
”Di mana? Aku di depan rumah ini, sudah siap tinggal berangkat,” kata Ade kepada temannya.
”Berangkat ke mana?” tanya Imam.
”Ya berangkat sekolah lah,” jawab Ade.
”Ke sekolah bagaimana? Ini saja masih Maghrib,” jawab Imam.
Alamaaaak….!!!!
Setelah mendengar jawaban Imam, barulah Ade sadar lalu melihat jam. Tak lama terdengar kumandang azan Maghrib. Remang-remang Maghrib dengan menjelang matahari terbit tak dapat dibedakan Ade pada hari itu.
”Pantesan saja warga banyak yang melintas. Ternyata masih Maghrib, bukan pagi,” katanya.(mng)
RIAUPOS.CO – Ade Saprianto masih duduk di bangku kelas 2 SMP. Karena capek bermain sepak bola, dia tertidur pada pukul 16.30 WIB.
Diceritakan Ade, dia tertidur pulas ketika itu. Hingga dia terbangun sekitar pukul 18.10 WIB, lalu pergi mandi dan mengenakan seragam sekolah.
Usai mengenakan seragam sekolah, Ade menelepon temannya bernama Imam yang biasa menjemputnya. Karena Ade belum punya kendaraan sendiri, dia masih menumpang dengan temannya.
Awalnya Ade heran, masih pagi kenapa orang sudah banyak melintas. Namun, Ade lebih fokus menghubungi temannya.
”Di mana? Aku di depan rumah ini, sudah siap tinggal berangkat,” kata Ade kepada temannya.
”Berangkat ke mana?” tanya Imam.
”Ya berangkat sekolah lah,” jawab Ade.
”Ke sekolah bagaimana? Ini saja masih Maghrib,” jawab Imam.
Alamaaaak….!!!!
Setelah mendengar jawaban Imam, barulah Ade sadar lalu melihat jam. Tak lama terdengar kumandang azan Maghrib. Remang-remang Maghrib dengan menjelang matahari terbit tak dapat dibedakan Ade pada hari itu.
”Pantesan saja warga banyak yang melintas. Ternyata masih Maghrib, bukan pagi,” katanya.(mng)