JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan RI pada Agustus 2019 mencetak surplus sebesar USD 0,08 miliar. Pada Agustus 2019, ekspor tercatat sebesar 14,28 miliar dollar AS, sedangkan impornya sebesar 14,20 miliar dollar AS.
Direktur Eksekutif Komunikasi Bank Indonesia (BI), Onny Widjanarko menyatakan, surplus neraca perdagangan Agustus 2019 memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia, di tengah kondisi global yang kurang menguntungkan. Apalagi, Indonesia juga ikut tertekan akibat ketidakpastian global ini.
“Pertumbuhan ekonomi global yang melambat dan harga komoditas yang terus menurun memberikan pengaruh pada kinerja neraca perdagangan Indonesia,” kata Onny dalam keterangannya, Selasa (17/9).
Neraca perdagangan migas mengalami defisit sebesar 0,76 miliar dollar AS, lebih tinggi dibandingkan defisit bulan sebelumnya yang sebesar 0,14 miliar dollar AS. Ini dikarenakan penurunan ekspor migasnya lebih tajam dibandingkan penurunan impor migas.
“Perkembangan ini dipengaruhi penurunan impor nonmigas, terutama bahan baku atau penolong dan barang modal, sejalan dengan aktivitas investasi nonbangunan dan ekspor yang belum kuat,” terangnya.
Sementara itu, neraca perdagangan nonmigas tercatat surplus 0,84 miliar dollar AS. Angka ini naik dibandingkan surplus bulan sebelumnya yang sebesar 0,08 miliar dollar AS.
Onny menjelaskan, belum pulihnya kinerja ekspor nonmigas dikarenakan harga komoditas yang terus turun. Di samping itu, perdagangan dunia juga melambat.
“Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal, termasuk prospek kinerja neraca perdagangan,” pungkasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal