JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Dalam rangka meminimalisir permasalahan yang dialami oleh tenaga pendidik sekolah adat, khususnya suku Orang Rimba di Jambi dan Orang Talang Mamak di Riau.
Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) bekerja sama dengan Komunitas Konservasi Indonesia Warsi (KKI-Warsi) Jambi melaksanakan kegiatan pelatihan peningkatan kapasitas tenaga pendidik sekolah adat di Jambi dan Riau dalam rangka memberikan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan budaya Orang Rimba dan suku Talang Mamak.
Kegiatan ini berlangsung sejak tanggal 14-16 Juni 2022 di Alam Sebapo, Kabupaten Muaro Jambi, dengan menghadirkan pakar di bidang pendidikan. Yaitu Founder, Trainer dan Penulis SB3, Muhammad Toha, SAg, Ketua Yayasan Rumah Baca Indonesia, Rahmi, SAg dan diikuti oleh fasilitator pendidikan, kader/guru rimba, kader Talang Mamak, guru PKBM dan guru honorer dari pemerintah dan dari berbagai sekolah adat binaan KKI Warsi di wilayah Jambi dan Riau.
Manager of Conservation and Marginal Indigenous Tribes Program KKI Warsi, Robert Aritonang bersyukur karena Direktorat KMA telah perhatian dan bersedia mendukung pelatihan pengembangan kapasitas tenaga pendidik.
"Ini merupakan kesempatan yang sangat langka, kami diberikan perhatian yang sangat kuat dari Kemendikbudristek untuk pendidikan masyarakat adat. Pendidikan merupakan suatu kunci kemajuan peradaban suatu bangsa. Zaman berubah, kemajuan terus berputar, masyarakat adat mau tidak mau harus lebih ekstra mengejar ketertinggalan tersebut jika kita ingin maju dan ingin setara," kata Robert dalan keterangan tertulisnya, Rabu (15/6/2022).
Dia menekankan bahwa peran fasilitator, guru dan kader pendidik merupakan ujung tombak dalam memberikan layanan pendidikan kepada masyarakat adat, khususnya bagi Orang Rimba dan Talang Mamak.
“Untuk itulah perlu adanya dukungan dan kolaborasi dari berbagai pihak, terutama pemerintah untuk mencapai hal tersebut," sebutnya.
Hal senada juga diungkapkan Plt Kasubbag Tata Usaha Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat, Endah Budi Heryani. Menurutnya, peningkatan kapasitas tenaga didik sekolah adat mutlak diperlukan dalam rangka pemenuhan layanan pendidikan yang optimal dan sesuai keperluan dan budaya peserta didik sekolah adat.
"Untuk itulah Kemendikbudristek saat ini sedang menyusun standar kompetensi khusus (SKK) fasilitator pendidikan adat yang diharapkan dapat menjadi jawaban atas berbagai permasalahan terkait kompetensi tenaga pendidik/fasilitator pendidikan masyarakat adat," terangnya.
Samsiyar salah seorang suku Talang Mamak yang tergabung dalam Sekolah Adat Datai, Indragiri Hulu (Inhu), Riau mengucapka terima kasih karena dengan adanya pelatihan tersebut mereka sangat terbantu.
"Dengan adanya pelatihan ini kami bisa membantu anak-anak bisa cepat membaca. Harapannya kami ingin pendidikan anak-anak kami lebih maju, semakin banyak para pihak yang peduli dan mendukung pendidikan kam,i terutama dukungan dari pemerintah," pungkasnya.
Laporan: Yusnir (Jakarta)
Editor: Edwar Yaman