PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mendapat ujian yang sungguh berat. RK panggilan akrabnya harus kehilangan anak sulungnya Emmeril Kahn Mumtadz di Sungai Aare, Kota Bern, Swiss. Eril, panggillan akrabnya dinyatakan hilang pada 26 Mei 2022 lalu dan belum ditemukan hingga Jumat (3/6).
Gubernur Riau H Syamsuar MSi turut prihatin dan mengajak masyarakat Indonesia untuk mendoakan Eril. “Tak ada yang lebih berat daripada kehilangan orang yang tersayang, dan diamnya seorang ayah saat menangis. Saya turut merasakan dan mengikuti terus perkembangan melalui media maupun komunikasi langsung bersama pak Ridwan Kamil,’’ ujar Gubri Syamsuar, Jumat (3/6).
“Saya mengajak masyarakat semua di hari Jumat ini mari bersama-sama mendoakan ananda Eril. Mari kita doakan untuk almarhum dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran," tambah mantan Bupati Siak ini.
Sementara itu, Ridwan Kamil sudah tiba kembali di Gedung Pakuan, Bandung, bersama keluarga besar, Jumat (3/6). Masa izin penting dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sudah habis dan Senin lusa Gubernur Jawa Barat itu harus mulai kembali bekerja. Sebelum pulang ke Indonesia, Ridwan Kamil beserta rombongan di Swiss sudah menggelar Salat Gaib pada Kamis (2/6) waktu Swiss untuk sang putra, Emmeril Kahn Mumtadz yang hilang di Sungai Aare, Bern, Swiss. Elpi Nazmuzaman, adik Ridwan Kamil, menggantikan peran untuk berkoordinasi dengan aparat dan otoritas setempat.
"Alhamdulillah, Kang Emil (Ridwan Kamil), Teh Lia (Atalia Praratya), Zara (anak kedua Ridwan Kamil) sudah berada di Tanah Air. Tadi (kemarin, red) mendarat sekitar pukul 15.30 WIB langsung ke sini dan telah tiba di (Gedung) Pakuan (rumah dinas). Saat ini sedang berkumpul dengan keluarga inti," kata perwakilan keluarga, Erwin Muniruzaman.
Erwin meminta agar semua pihak memberikan waktu kepada RK sekeluarga untuk menenangkan dan menguatkan diri bersama keluarga. Pihak keluarga sendiri sudah secara ikhlas menyatakan Eril, sapaan akrab sang anak, meninggal dunia.
Erwin mengatakan, dalam beberapa hari sejak dinyatakan hilang, keluarga sudah berusaha maksimal mencari keberadaan Eril. Bahkan selain otoritas setempat, tim pencari pribadi juga telah ikut mencoba berbagai cara. Sayangnya, Eril tak kunjung ditemukan. "Mereka (tim SAR) meyakini bahwa Eril sudah wafat, berpulang ke Rahmatullah karena tenggelam,’’ kata kakak RK itu.
Keluarga meyakini Eril pergi dalam keadaan baik. Selain peristiwa terjadi di sela-sela safari menuntut ilmu ke Eropa, saat kejadian Eril menunjukkan sikap bertanggung jawab. Yakni, dengan memastikan seluruh anggota keluarga selamat saat berenang. Meskipun harus mengorbankan dirinya.
"Kami sekeluarga berprasangka baik, in sya Allah wafat dalam husnul khatimah dan memenuhi kriteria seperti riwayat hadis nabi, orang tenggelam dengan kriteria tertentu dinyatakan sahid akhirat," katanya.
Untuk memenuhi aspek syariat, pihak keluarga juga sudah mengikuti saran dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat yang meminta keluarga melakukan Salat Gaib. Erwin juga berharap, masyarakat Indonesia mau membantu menyalati dan mendoakan almarhum.
Meski keluarga ikhlas menyatakan Eril meninggal, Erwin menegaskan upaya pencarian akan tetap dilanjutkan. Keluarga masih memiliki asa bertemu apa pun kondisinya.
Sementara itu, mengutip Radar Bandung (JPG), otoritas Swiss mengubah status pencarian dari orang hilang menjadi orang yang tenggelam di Sungai Aare. Anjing pelacak pun dikerahkan untuk membantu anggota kepolisian setempat menyisir sejumlah lokasi.(sol/far/cr2/b/bbb/c6/ttg/jpg)