JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Penertiban tiga pilar di asrama mahasiswa Jalan Kalasan, Surabaya, pada 16 Agustus lalu menjadi salah satu pemicu kerusuhan di Papua dan Papua Barat sepekan terakhir. Beredar video yang memperlihatkan aparat meneriakkan ucapan rasis kepada para mahasiswa itu.
Imbas dari ujaran tersebut, Kodam V/Brawijaya menonaktifkan Danramil 0831/02 Tambaksari Mayor Inf N.H. Irianto dan anggotanya sementara waktu. Tindakan mereka dinilai tidak mencerminkan sikap TNI. Saat ini mereka sedang menjalani penyelidikan.
“Betul kami telah menskors Danramil Tambaksari sementara waktu,” ujar Kepala Penerangan Kodam V/Brawijaya Letkol Arm Imam Haryadi saat dihubungi tadi malam (24/8).
Imam menjelaskan, dua hari lalu berkas pemeriksaan dilimpahkan ke Pomdam V/Brawijaya. Penonaktifan itu dirasa juga akan memudahkan proses penyelidikan. “Kami rasa berkas yang dibutuhkan juga sudah cukup untuk diproses oleh pomdam,” imbuhnya.
Dalam kasus itu, Imam mengatakan, aparat telah bertindak emosional. Menurut dia, hal tersebut tidak seharusnya terjadi. Sudah ada imbauan, saat permasalahan muncul, yang dikedepankan harus cara persuasif dan komunikasi yang baik.
Namun, di lapangan imbauan itu tidak dilaksanakan. Muncul makian rasial terhadap mahasiswa. Diduga, itu berasal dari anggota Koramil Tambaksari. Karena itu, yang bersangkutan dikenai pemeriksaan terkait tindak kedisiplinan. “Ini terkait dengan sikap mereka yang tidak mencerminkan dan menciptakan suasana yang kondusif,” ujar Imam.
Saat ditanya berapa lama proses penyelidikan, Imam belum bisa memastikan. Pihaknya menyerahkan kasus itu kepada Pomdam V/Brawijaya. “Kita percayakan itu sepenuhnya ke pomdam,” katanya.
Skors yang diberikan pun bersifat sementara. Jika memang tidak terbukti, yang bersangkutan bisa kembali diaktifkan.
Sementara itu, setelah sempat terjadi baku tembak antara aparat dan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) di Wamena Jumat (23/4), situasi keamanan di Papua sudah kembali normal.
Meski demikian, Wakil Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letkol Dax Sianturi menuturkan bahwa aparat keamanan gabungan yang terdiri atas TNI dan Polri terus waspada. Beberapa titik yang dipandang rawan dijaga.
Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (pur) Moeldoko meminta semua pihak untuk tidak menyampaikan pernyataan provokatif. Itu tanggapan Moeldoko atas komentar Sandiaga Uno yang menyebut negara sudah mengeksploitasi Papua. “Jangan provokatif gitu dong. Apa yang dieksploitasi,” ujar dia di istana kepresidenan Jakarta Jumat malam.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwir